C-130J Super Hercules Pesanan Indonesia Akan Tiba Awal 2023
Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia adalah operator C-130J Super Hercules bersama dengan Australia. Pesawat ini cocok untuk Indonesia yang berupa kepulauan karena dapat mendarat di landasan pendek.
JAKARTA, KOMPAS — Lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules akan segera memperkuat TNI Angkatan Udara. Menurut rencana, unit pertama pesawat yang diproduksi Lockheed Martin tersebut akan dikirimkan ke Indonesia antara Februari dan Maret 2023.
Director of Business Development Air Mobility and Maritime Missions Lockheed Martin Richard C Johnston, dalam kesempatan diskusi dengan pers di ajang Indo Defence 2022 di JIExpo. Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/11/2022), mengatakan, Indonesia telah memesan lima unit pesawat C-130J Super Hercules bagi TNI Angkatan Udara. Menurut rencana, pesawat pertama akan dikirimkan pada Februari atau Maret 2023.
”Pengiriman pertama pada Februari-Maret tahun depan, kemudian pesawat berikutnya akan dikirim secara bertahap,” kata Johnston.
Menurut Johnston, pengiriman tidak dilakukan sekaligus untuk memastikan bahwa kru dan perlengkapan yang diperlukan telah disiapkan terlebih dahulu. Namun, ia memastikan pengiriman unit pesawat berikutnya juga dilakukan pada 2023.
Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia adalah operator C-130J Super Hercules bersama dengan Australia, India, dan Selandia Baru. Di Asia Tenggara, Indonesia adalah operator pertama pesawat tersebut. Meski demikian, Indonesia telah memiliki perjalanan yang panjang dalam mengoperasikan varian pesawat C-130 dalam beberapa dekade terakhir.
Johnston mengatakan, spesifikasi pesawat C-130J varian terbaru yang dipesan Pemerintah Indonesia memiliki spesifikasi standar sebagaimana yang dipesan Angkatan Udara Amerika Serikat. Johnston juga menunjukkan foto yang memperlihatkan bahwa pesawat pertama yang akan dikirim ke Indonesia itu tengah menjalani uji terbang.
Warna pesawat pesanan Indonesia tersebut abu-abu, tidak berbeda jauh dengan warna pesawat militer Amerika Serikat, dengan nomor ekor A-1339. Warna tersebut sesuai dengan keinginan Pemerintah Indonesia.
Menurut Johnston, kondisi Indonesia yang berupa negara kepulauan sesuai dengan keunggulan yang ditawarkan C-130J varian terbaru tersebut. Sebab, selain dapat mengudara dan mendarat di landasan pendek, pesawat tersebut juga diklaim memiliki daya muat lebih besar dibanding pesawat angkut sejenis. Selain itu, C-130J Super Hercules juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan lain, seperti misi kemanusiaan, misi pencarian dan penyelamatan, serta patroli maritim.
Terkait dengan bentuk kerja sama antara Lockheed Martin dan industri pertahanan di bidang kedirgantaraan dari Indonesia, Johnston tidak bisa menjelaskannya. Menurutnya, hal itu bukan merupakan bidang yang menjadi tugasnya.
Transfer teknologiSecara terpisah, President of Business Development Boeing Defense, Space and Global Ceremony Heidi Grant menyampaikan, Asia Pasifik adalah pasar yang sangat potensial bagi pesawat terbang. Indonesia, salah satunya, merupakan pasar yang sangat potensial sehingga tahun 2021 Boeing telah membuka cabang di Indonesia.Grant mengatakan, ada beberapa fokus Boeing, yaitu modernisasi pesawat, luar angkasa dan keamanan maritim. Hal itu ia katakan dalam jumpa pers di ajang Indo Defence 2022 yang digelar pada 2-5 November 2022 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta.Randy Rotte, Senior Director India Asia and Pacific International Sales for Boeing, menambahkan, Boeing berkomitmen untuk mengadakan transfer teknologi dengan Indonesia. Ia mengakui, sebelumnya belum ada skema tersebut karena Pemerintah Indonesia tidak memintanya, seperti dalam pengadaan helikopter serang Apache AH-64 untuk TNI AD beberapa waktu lalu. Untuk pengadaan F-15ID, spesifikasinya akan sama dengan F-15 yang digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat. Selain itu, lanjut Rotte, dijanjikan banyak perusahaan Indonesia yang akan digandeng. Namun, hal ini tentunya tergantung pada kontrak dengan Pemerintah Indonesia. ”Kami sekarang masih diskusi kemampuan apa yang diinginkan Indonesia. Dari situ akan kita daftarkan teknologinya dan mana yang bisa diadakan di Indonesia,” kata Rotte.