Pemerintah Optimistis Smelter Manyar Berproduksi Mei 2024
Melihat progres pembangunan Smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur, Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimistis pembangunan smelter tembaga itu bisa selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan sebelumnya.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Untuk mendukung kebijakan hilirisasi tembaga yang sedang digaungkan pemerintah, PT Freeport Indonesia atau PTFI membangun smelter baru tembaga di Gresik, Jawa Timur. Pemerintah optimistis smelter tembaga yang kini pembangunannya sudah mencapai 54 persen itu bisa mulai beroperasi pada Mei 2024.
Untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana, Selasa (7/2/2023), Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau lokasi smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Gresik. Menurut Wapres, smelter ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada Mei 2024. Namun, ia optimistis dapat beroperasi lebih cepat karena progres pembangunannya telah berjalan lebih cepat.
”Saya berharap kalau bisa dimajukan lebih awal. Kalau lihat prospek pembangunannya, saya kira sudah ada bagian yang selesai lebih awal. Maka, berarti ke depannya, produksi lebih awal daripada yang kita harapkan karena pembangunannya berjalan terus tidak berhenti,” ujar Wapres saat kunjungan.
Smelter Manyar merupakan smelter kedua yang dibangun PTFI sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Smelter pertama dibangun tahun 1996 dan dikelola PT Smelting Gresik. Kapasitas pengolahan konsentrat di Smelter Manyar ini ditargetkan bisa mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Adapun kapasitas pengolahan konsentrat di PT Smelting sebesar 1,3 juta ton per tahun.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan, 60 persen konsentrat tembaga yang dihasilkan saat ini telah diekspor. Sebanyak 40 persen sudah diolah di PT Smelting menjadi katoda tembaga. ”Begitu smelter beroperasi, 100 persen akan dimurnikan di dalam negeri untuk dukung hilirisasi,” ujarnya.
Smelter dirancang untuk menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Produk lumpur anoda akan menghasilkan emas, perak murni batangan, dan PGM (platinum group metals). ”Akan ada fasilitas precious metal refinery yang akan mengolah emas dan perak menjadi emas dan perak batangan,” kata Tony.
Untuk membangun smelter Manyar, PTFI telah menggelontorkan dana hingga 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp 25 triliun dari total nilai investasi 3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 45 triliun. Progres konstruksi Smelter Manyar ditargetkan rampung pada Desember 2023. Setelah konstruksi selesai, proyek akan dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning selama lima bulan sehingga dapat mulai beroperasi pada Mei 2024.
Saat ini pembangunan tiang pancang smelter telah selesai 100 persen. Adapun pembangunan concrete beton smelter mencapai 50 persen dan pekerjaan instalasi baja smelter 13 persen. Sementara untuk instalasi baja di area tangki area smelter telah mencapai 15 persen dan pembangunan pelabuhan 90 persen.
Pembangunan Smelter Manyar juga menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang dengan 98 persen di antaranya berasal dari Indonesia. ”Proyek ini juga akan mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024, dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir 2024,” kata Tony Wenas
Terintegrasi
Dalam kunjungan itu, Wapres Amin juga mendapat penjelasan singkat tentang maket KEK JIIPE dari Bambang Soetiono, Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera selaku Pengelola KEK Gresik. KEK JIIPE Gresik adalah kawasan terintegrasi pertama di Indonesia dengan total area 3.000 hektar yang terdiri dari kawasan industri, pelabuhan umum multifungsi, dan hunian berkonsep kota mandiri. Kawasan industri JIIPE seluas 1.761 hektar memiliki fasilitas pelabuhan laut dalam seluas 400 hektar dan hunian dengan konsep kota mandiri di areal 800 hektar.
”Dengan fasilitas pelabuhan itu kapal-kapal yang datang ini langsung ke pabriknya. Di sini biaya logistiknya kita sudah kalkulasi bisa turun sampai 20 persen . Demikian juga karyawan-karyawannya bisa tinggal di sini, jadi juga mengurangi pencemaran lingkungan,” tambah Bambang.
Kawasan tersebut merupakan proyek kerja sama BUMN dan swasta, antara PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) melalui anak perusahaannya PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI Port) dan PT AKR Corporindo Tbk melalui anak perusahaannya PT Usaha Era Pratama Nusantara.
Pemerintah akan mendukung upaya investasi melalui UU Cipta Kerja yang sekarang telah menjadi Perppu Cipta Kerja yang mengakomodasi berbagai masalah dan kemudahan berusaha.
Berdasarkan data rencana induk (masterpla), kawasan JIIPE terdiri dari tujuh kluster utama, yaitu metal cluster seluas 405 hektar, electronic cluster seluas 200 hektar, chemical cluster seluas 110 hektar, energy cluster seluas 110 hekar, support and logistic cluster seluas 443 hektar, infrastruktur seluas 493 hektar, dan port estate seluas 406 hektar.
Menurut Bambang, dari 1.800 hektar kawasan industri yang sudah terisi seluas 300 hektar. ”Mungkin sampai akhir tahun depan itu mendekati 40 persen. Kami juga ditarget. KEK, 5 tahun bisa menyerap investasi asing 7,5 miliar dollar AS, dalam 15 tahun optimalnya 16 miliar dollar,” ucapnya.
Terkait infrastruktur, saat ini jalan utama mulai dilebarkan dan akan menyambung tol dari Bunder ke JIIPE yang tersisa sepanjang 9 kilometer. Untuk infrastruktur air, diambil dari Sembayat. Adapun listrik sudah dilakukan kerja sama dengan PLN dan saat ini sedang dibangun gardu PLN 500 megawatt. ”Freeport sendiri nanti pakai 170 megawatt, 330 dipakai untuk kawasan,” ujarnya.
Wapres Amin berharap pengelola KEK bisa mendongkrak investasi. ”Tadi baru dilaporkan, berapa? 30 persen dan kita harapkan ada terus peningkatan dan kita harapkan pada 2023 ini juga akan bertambah lagi dan terus. Pemerintah akan mendukung upaya investasi melalui UU Cipta Kerja yang sekarang telah menjadi Perppu Cipta Kerja yang mengakomodasi berbagai masalah dan juga kemudahan berusaha,” tambah Wapres Amin.
KEK Gresik juga disebut mampu menyerap sedikitnya 200.000 tenaga kerja. Oleh karena itu, Wapres berharap, Pemerintah Provinsi Jatim dapat menyiapkan tenaga kerja terampil, Salah satunya dengan memberikan pelatihan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri di Jatim.
Dalam kesempatan kali ini, Wapres juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Aneka Petroindo Raya dan PT Jatim Sarana Utama dalam pengembangan SPBU bp di wilayah Pandaan, Jawa Timur. Kerja sama kemitraan pengembangan jaringan SPBU bp melalui program DODO merupakan upaya percepatan pemenuhan kebutuhan masyarakat Jawa Timur akan BBM (bahan bakar minyak) berkualitas.