PKS Dukung Anies, Peresmian Koalisi Perubahan Tinggal Selangkah Lagi
Tak hanya menegaskan dukungan, PKS juga menyerahkan pemilihan bakal cawapres kepada Anies Baswedan.
Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
·4 menit baca
PKS bergerak cepat untuk merespons dinamika politik sekaligus menjawab keraguan publik akan komitmen partai itu dalam mendukung Anies Baswedan.
Dalam pertemuan di Istanbul, Turki, pimpinan PKS memutuskan akan mengumumkan dukungan terhadap Anies pada 24 Februari 2023.
PKS bahkan menyerahkan pilihan bakal cawapres kepada Anies Baswedan.
JAKARTA, KOMPAS — Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS tinggal selangkah lagi dibentuk dan dideklarasikan. Sebab, PKS akan segera menetapkan sekaligus mengumumkan secara resmi dukungan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden menyusul Nasdem dan Demokrat.
Situasi politik yang kian dinamis belakangan ini menjadi salah satu alasan PKS untuk segera menentukan sikap terkait koalisi maupun pilihan bakal calon presiden (capres). Terlebih lagi, akhir-akhir ini banyak kalangan yang mempertanyakan sikap PKS, apakah akan tetap bersama-sama dengan Nasdem dan Demokrat mengusung Anies atau tidak.
Untuk merespons tuntutan publik sekaligus dinamika politik di Tanah Air, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman ditemani Sudirman Said bergegas ke Istanbul, Turki, untuk menemui Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Sohibul yang tergabung dalam tim kecil perumus Koalisi Perubahan merasa perlu berkonsultasi dengan Salim Segaf dan juga Ahmad Syaikhu karena keputusan mengenai koalisi dan bakal capres bukan menjadi kewenangan perwakilan PKS di tim kecil.
Keberangkatan ke Turki dilakukan segera setelah pertemuan tim kecil di rumah Anies Baswedan, Jumat (27/1/2023) malam. ”Di Istanbul, kami bertemu dengan dua unsur pimpinan PKS. Kami berbicara mulai dari pukul 19.00 hingga pukul 01.00 waktu Turki. Hasilnya, PKS akan secara eksplisit organisatoris memberikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden Pemilu 2024 di Rapat Kerja Majelis Syuro PKS sekaligus Rapat Kerja Nasional DPP PKS pada 24 Februari 2023,” ujar Sohibul yang baru tiba di Jakarta pada Senin (30/1/2023) malam.
Meskipun direncanakan dukungan resmi akan disampaikan pada 24 Februari 2023, menurut Sohibul, tidak tertutup kemungkinan akan dipercepat. Deklarasi dukungan terhadap Anies akan kembali dibicarakan setelah Salim Segaf dan Ahmad Syaikhu tiba di Indonesia pada Jumat (3/2/2023).
Sejak awal, PKS berupaya menunjukkan soliditas dan komitmen untuk berkoalisi dengan Nasdem dan Demokrat untuk mengusung Anies dalam Pilpres 2024. Tak hanya intens berkomunikasi dalam tim kecil, Sohibul berupaya menunjukkan komitmen PKS tersebut dengan mengumumkan hasil konsultasi kepada Salim Segaf dan Ahmad Syaikhu pada kesempatan pertama begitu tiba kembali di Tanah Air.
Mantan Presiden PKS itu menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan utama yang menjadi pertimbangan PKS akhirnya menjatuhkan dukungan kepada Anies Baswedan. Pertama, kandidat tersebut adalah sosok yang bisa melakukan perubahan kepada kondisi Indonesia.
Kedua, kandidat harus memiliki jiwa nasionalis dan religius. Bagi PKS, calon presiden nanti harus memiliki jiwa nasionalis, cinta tanah air yang tinggi, dan juga religius. Terakhir, calon presiden tersebut memiliki kans untuk menang, yang dapat diukur dalam elektabilitas survei yang dilakukan banyak lembaga survei.
”Tidak harus memiliki elektabilitas tertinggi, tetapi setidaknya orang itu masuk dalam tiga besar elektabilitas tertinggi karena kandidat yang masuk tiga besar itu punya peluang menang yang sama besar. Tidak harus yang paling tertinggi, tetapi kerja keras partai yang akan menentukan,” ujarnya.
Mengenai posisi bakal calon wakil presiden (cawapres), PKS menyerahkan sepenuhnya kepada Anies. Namun, PKS ingin penetapan bakal cawapres tetap memperhatikan indikator obyektif, seperti tingkat elektabilitas. Sohibul menegaskan, meski bakal cawapres yang dipilih nanti bukanlah kader dari partainya, PKS akan tetap berada di Koalisi Perubahan.
Pada hari ini, Anies Baswedan menjadi calon kandidat presiden resmi yang mendapat dukungan yang cukup memenuhi syarat. Ini artinya, bahtera perjuangan Koalisi Perubahan akan siap berlayar mengarungi tantangan Pemilu 2024.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefki Harsya yang juga turut dalam konferensi pers itu menerangkan, Partai Demokrat mengapresiasi gerak cepat dari pimpinan PKS yang langsung berangkat ke Istanbul setelah rapat tim kecil Koalisi Perubahan, Jumat lalu. Setelah itu, tiga ketua umum dari Koalisi Perubahan akan bertemu untuk menandatangani keputusan dukungan bersama dan meresmikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Dukungan bersama ini juga memastikan Koalisi Perubahan telah melampaui syarat ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional. Diharapkan, Koalisi Perubahan bisa menjadi poros alternatif dari keinginan publik.
”Semua langkah solid kita ini untuk memenuhi harapan publik terhadap terbentuknya Koalisi Perubahan sudah terjawab pada hari ini,” jelasnya.
Siap berlayar
Ketua Tim Kecil Koalisi Perubahan Sudirman Said menerangkan, satu per satu dukungan dari partai politik di koalisi ini sepakat untuk memenangkan Anies Baswedan di Pemilu 2024. Selanjutnya, para ketua umum dari Koalisi Perubahan akan bertemu menyepakati piagam dukungan.
”Pada hari ini, Anies Baswedan menjadi calon kandidat presiden resmi yang mendapat dukungan yang cukup memenuhi syarat. Ini artinya, bahtera perjuangan Koalisi Perubahan akan siap berlayar mengarungi tantangan Pemilu 2024,” ujarnya.
Mengenai ketidakhadiran perwakilan Partai Nasdem dalam konferensi pers dukungan PKS terhadap Anies Baswedan ini, Sudirman menyebut, perwakilan Nasdem di tim kecil Koalisi Perubahan, Sugeng Parwoto, berhalangan hadir karena harus memimpin rapat di Komisi VII DPR.
Secara terpisah, pengajar politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, mengingatkan, Koalisi Perubahan harus menyiapkan strategi yang tepat khususnya dalam memilih siapa pasangan Anies Baswedan nanti. Koalisi Perubahan membutuhkan beberapa kondisi yang memungkinkan mereka untuk menang karena dinilai pertarungannya akan tidak mudah.
Meski Koalisi Perubahan terbentuk, penjajakan partai-partai lain untuk memberi dukungan kepada kandidat tertentu masih sangat dinamis. ”Jika sosok cawapres ingin diserahkan ke Anies, tentu tetap harus memperhatikan elektabiltias tidak boleh sembarangan,” ujarnya.