Tugas Pertama Ridwan Kamil: Safari Politik untuk Dongkrak Elektabilitas
Partai Golkar menugaskan Ridwan Kamil berkeliling Jawa untuk menyosialisasikan prestasi dan kerja-kerja Golkar kepada masyarakat.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah resmi menjadi anggota dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapat tugas khusus untuk menyosialisasikan kerja-kerja serta prestasi partai kepada masyarakat. Safari politik, baik untuk mengenalkan Golkar maupun ketua umumnya, Airlangga Hartarto, akan dilakukan sebagai salah satu upaya mendongkrak elektabilitas partai berlambang pohon beringin tersebut.
Hingga satu tahun jelang pemungutan suara Pemilu 2024, elektabilitas Partai Golkar, berdasarkan survei sejumlah lembaga, masih berada di posisi keempat terbesar. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diikuti 1.221 responden pada 7-11 Januari 2023, misalnya, menunjukkan elektabilitas Golkar sebesar 6,7 persen. Dengan angka itu, Golkar berada di peringkat keempat setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan elektabilitas 21,9 persen, Partai Gerindra (12,1 persen), dan Partai Demorat (7,1 persen).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Dave Laksono, Senin (23/1/2023), mengatakan, hasil survei tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi partainya. Golkar juga akan menjadikan survei lembaga mana pun sebagai pelecut semangat agar lebih keras menyuarakan kepentingan rakyat.
Menurut Dave, Golkar masih memiliki banyak waktu untuk meningkatkan elektabilitas, salah satunya dengan mengerahkan kader baru mereka, Ridwan Kamil. ”Ridwan Kamil sudah ditugaskan untuk sosialisasi partai, sosialisasi (Ketua Umum Golkar) Airlangga Hartarto, serta program partai agar masyarakat tahu hasil karya Golkar apa saja. Sejauh ini, kan, kami banyak bekerja, tetapi tidak tereskpose,” tuturnya.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil resmi menjadi kader Golkar pada 18 Januari 2023. Kamil langsung didapuk menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih DPP Partai Golkar. Dengan jabatan itu, Kamil ditugaskan untuk menggalang suara pemilih, khususnya generasi muda.
Saat menyampaikan keterangan seusai peresmian keanggotaan di Partai Golkar, Kamil mengaku memiliki modal kuat untuk menjalankan tugas partai tersebut. Modal yang dimaksud adalah kepiawaiannya memanfaatkan media sosial. Ia akan menggunakan media sosial miliknya untuk mempromosikan Golkar.
Ridwan Kamil sudah ditugaskan untuk sosialiasi partai, sosialisasi (Ketua Umum Golkar) Airlangga Hartarto, serta program partai agar masyarakat tahu hasil karya Golkar apa saja. Sejauh ini, kan, kami banyak bekerja, tetapi tidak terekspose.
Selain dunia maya, lanjut Dave, Kamil juga ditugaskan untuk menggalang suara dengan turun langsung ke masyarakat. ”Kami sudah rencanakan untuk safari politik, di Jawa Barat ataupun seluruh Pulau Jawa. Jadwalnya sedang kami susun, kami mencoba menyesuaikan dengan jadwal beliau sebagai Gubernur Jawa Barat. Yang pasti, akan segera kami laksanakan,” ujar Dave.
Selain Kamil, tokoh masyarakat seperti mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga mendapat tugas menyosialisasikan Golkar. Pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo itu sebelumnya pernah diusung Golkar pada Pemilihan Gubernur Jatim tahun 2008. Setelah sempat pindah ke Partai Demokrat pada 2015, Soekarwo kembali ke Golkar pada awal tahun 2023 ini. Sama dengan Kamil, Soekarwo juga langsung diberi jabatan Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Golkar. ”Pakde Karwo ini termasuk tokoh senior, bukan orang baru di Golkar. Nah, tokoh seperti Pakde Karwo ini kami libatkan lagi untuk turut menggalang suara,” ucap Dave.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, kehadiran Kamil memang dapat membantu Golkar untuk menarik simpati masyarakat, khususnya dari kalangan pemilih muda. Namun, Golkar diperkirakan akan membuat perhitungan matang jika hendak memberikan kewenangan besar kepada Kamil. Tujuannya agar pemberian kewenangan besar itu tidak menjadi bumerang bagi Golkar.
”Pertanyaannya, apakah Golkar mau memberikan ruang lebih besar bagi Kamil? Ia mungkin bisa meningkatkan elektabilitas, tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi elite partai. Maka, Golkar tentu akan mempertimbangkan dengan matang dan memberikan pembatasan-pembatasan,” ujarnya.
Meski begitu, Kamil bukan satu-satunya faktor untuk meningkatkan elektabilitas Golkar. Menurut Umam, Golkar perlu mengubah wajah dengan menunjukkan karakter pro pemilih muda. Selain itu, penting pula bagi Golkar melakukan konsolidasi karena selama ini Golkar banyak ditopang calon anggota legislatif di daerah.
”Untuk itu, upaya tersebut harus dibarengi strategi simbol penokohan, baik di tingkat nasional maupun lokal, termasuk menguatkan basis lewat para kader di daerah,” katanya.
Umam mencontohkan keberhasilan Demokrat masuk tiga besar partai dengan elektabilitas tinggi dikarenakan kuatnya konsolidasi lewat peran tokoh partai. Menurut dia, kenaikan elektabilitas Demokrat tidak bisa dilepaskan dari sosok ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, yang secara intens menyapa masyarakat.
Pengajar Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini berpendapat, Agus berhasil menyapu dan mengonsolidasi basis pemilih baru, terutama pemilih muda yang jumahnya signifikan pada Pemilu 2024.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, Minggu (22/1/2023), mengatakan, rendahnya elektabilitas Golkar disebabkan tiga faktor. Pertama, belum adanya tokoh nasional tertentu yang terasosiasi dengan bakal capres Golkar serta belum kuatnya elektabilitas Airlangga selaku ketua umum.
Selanjutnya, belum berjalannya mesin partai karena masih proses persiapan Pemilu 2024. Terakhir, tokoh Golkar di tingkat lokal juga belum bergerak secara terstruktur karena belum terkonsolidasi.
”Terkait mesin partai, nanti kita lihat apakah Golkar akan bergerak seperti sebelumnya yang koordinatif dan kuat karena merupakan partai yang sudah berdiri sejak lama dan telah berpengalaman,” tutur Djayadi.
Adapun kehadiran Kamil. lanjut Djayadi, berpotensi mengerek atau bahkan menambah elektabilitas Golkar. Sebab, Kamil termasuk tokoh nasional dan masuk ke dalam 10 besar simulasi nama capres.
Namun, ketokohan Kamil di Jawa Barat harus bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang juga punya basis massa besar.
”Upaya Golkar menggunakan ketokohan di Jawa Barat mungkin bisa membantu memperoleh suara. Namun, dukungan suara di sana harus berbagi dengan Prabowo dan Anies,” ucap Djayadi dalam rilis survei yang dilakukan daring.