Ridwan Kamil Bergabung, Golkar Tetap Usung Airlangga sebagai Capres 2024
Sejumlah elite Partai Golkar menyebut, Ridwan Kamil telah berkomitmen untuk turut mendukung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2024.
> Ridwan Kamil disebut telah berkomitmen mendukung Airlangga Hartarto sebagai capres Golkar di Pilpres 2024.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
> Sejauh ini, pintu yang terbuka dari Golkar bagi Ridwan Kamil hanya untuk maju kembali di pemilihan kepala daerah.
> Pengamat menilai kukuhnya Golkar mengusung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 bisa jadi bumerang bagi Golkar.
JAKARTA, KOMPAS — Bergabungnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Partai Golkar tidak mengubah keputusan partai berlambang beringin itu untuk mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden 2024. Ini meski jika mengacu pada hasil survei elektabilitas capres sejumlah lembaga, elektabilitas Kamil lebih tinggi daripada Airlangga.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menyampaikan, meski Ridwan Kamil merupakan salah satu sosok yang masuk dalam kategori calon presiden dan calon wakil presiden pilihan publik versi hasil survei sejumlah lembaga, Kamil disebutnya secara terbuka mendukung Airlangga sebagai capres Golkar.
Sebagaimana diketahui, hasil Musyawarah Nasional Golkar 2019 memberikan mandat kepada Airlangga sebagai ketua umum untuk menjadi capres di Pilpres 2024. Oleh karena itu, sebagai bagian dari Golkar, Kamil pun mendukung keputusan tersebut.
”Beliau siap bekerja untuk memenangkan Golkar dan Pak Airlangga di 2024,” kata Dave saat dihubungi, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Dari Tiga Opsi Parpol, Ridwan Kamil Memilih Golkar
Ketua DPP Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzily menguatkan bahwa keputusan Golkar mengusung Airlangga sebagai capres Golkar di 2024 tak akan diubah setelah bergabungnya Kamil. ”Keputusan kita tak terpengaruh dengan masuknya Kang Emil dengan Airlangga sebagai capres Golkar,” katanya.
Senada dengan Dave, ia menyampaikan bahwa salah satu komitmen yang dijalin dengan Kamil adalah Kamil akan turut memperjuangkan Airlangga sebagai capres 2024 selain elektabilitas Golkar untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024. ”Itu sudah jadi tugas Kang Emil sebagai kader Golkar,” ujarnya.
Meski demikian, Kamil sebagai kader Golkar tetap memiliki hak yang sama dengan kader lain untuk diusung sebagai calon kepala daerah kembali. Adapun untuk kemungkinan menjadi calon anggota DPR dari Golkar, Ace mengatakan belum ada pembicaraan seputar hal itu. ”Pembicaraan dengan Kang Emil itu kami buka peluang untuk maju kembali sebagai kepala daerah,” ujarnya.
Mengacu hasil survei Litbang Kompas periode Oktober 2022, elektabilitas Ridwan Kamil sebagai capres melonjak menjadi 8,5 persen dari 3,4 persen hasil survei Juni lalu. Di antara figur potensial cawapres, Kamil bahkan meraup elektabilitas tertinggi dengan angka elektabilitas mencapai 11,5 persen.
Adapun mengacu hasil survei Indikator Politik Indonesia periode Januari 2023, elektabilitas Kamil sebagai capres berada di peringkat keempat tertinggi setelah Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo; Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto; dan bakal capres Partai Nasdem, Anies Baswedan. Ini dalam simulasi 10, 19, dan 34 nama figur potensial capres.
Sebagai cawapres, elektabilitas Kamil berada di puncak dalam simulasi 9 dan 18 nama figur potensial cawapres.
Sebelum memutuskan bergabung dengan Golkar, Kamil berulang kali menyampaikan bahwa keinginannya bergabung dengan partai politik agar bisa berperan lebih luas membangun bangsa, termasuk memperbesar peluangnya diusung parpol dalam Pilpres 2024. Namun, khusus untuk ini, ia menyerahkan keputusan kepada parpol.
”Saat ini, saya fokus bekerja saja sebagai gubernur. Dengan bekerja yang baik dan kinerja baik, masyarakat yang menilai dan merasakan hasilnya. Soal elektoral akan mengiringi, dan parpol tentu akan menilai serta bisa melihat dari rekam jejak yang ada,” jelasnya saat wawancara tertulis dengan Kompas, akhir Oktober lalu.
Baca juga: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Sederet Opsi Penentu Kemenangan Pilpres
Yang jelas, ketika mandat sebagai capres atau cawapres diberikan, ia mengaku siap.
”Mandat menjadi capres atau cawapres itu suatu kepercayaan dan amanah yang mulia. Sebagai warga negara yang baik, kita harus siap ketika diberi mandat untuk memimpin bangsa ini, untuk membawa perubahan, kemajuan, dan kesejahteraan bagi rakyat,” tutur Kamil.
Baca juga: Ahmad Doli Kurnia: 2024 Momentum Kembalinya Kejayaan Golkar
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengingatkan, langkah Golkar di Pilpres 2024 akan berat jika berkukuh mengusung Airlangga sebagai bakal capres. Sebab, hingga saat ini, elektabilitas Airlangga di sejumlah lembaga survei masih di bawah 1 persen.
Kehadiran Kamil pun dinilai tidak akan berpengaruh banyak. Karena itu, seharusnya Golkar bisa bersikap realistis agar kehadiran Kamil justru bisa memberikan efek elektoral bagi partai bahkan kemenangan Golkar di pilpres mendatang.
”Golkar tentu harus rasional ya. Kalau elektabilitas masih rendah, ya ini akan sulit bagi Airlangga. Itu akan menjadi bumerang dan beban pula bagi Golkar sendiri. Padahal, sekarang sudah menggandeng Ridwan Kamil. Kan jadi percuma,” ujar Ujang.
Terkait bergabungnya Kamil ke Golkar, Ujang melihat, sebenarnya sinyal itu sudah lama muncul. Apalagi, sebelumnya Kamil sudah bergabung dengan Kosgoro 1957, organisasi di bawah naungan Golkar.
Ujang meyakini, bergabungnya Kamil ke Golkar ini akan menambah suara Golkar di Jawa Barat. Namun, perlu diantisipasi pula bahwa tahun ini Kamil sudah tidak lagi menjabat sebagai gubernur sehingga daya dongkrak elektoral bisa saja melemah.
Terlepas dari itu, menurut Ujang, bergabungnya Kamil ke Golkar ini harus dilihat pula dari sisi kepentingan Kamil di pemilihan gubernur mendatang. Sebab, kemungkinan besar di pilgub nanti Nasdem tidak akan lagi mengusung Kamil sebagai gubernur.
Baca juga: Manuver ”Pasukan Udara” Parpol Merengkuh Warganet
”Karena itu, Ridwan Kamil kan butuh sandaran, butuh parpol untuk gubernur nanti di 2024. Kalau tidak ada sandaran partai, sulit juga untuk bisa dicalonkan kembali,” ujar Ujang. (APA)