Jaksa: Ferdy Sambo Rencanakan Merampas Nyawa Brigadir J dengan Sistematis
Jaksa menyebutkan Ferdy Sambo menyusun pelaksanaan rencana merampas nyawa Brigadir J dengan sistematis. mulai dari pengamanan senjata hingga skenario isolasi mandiri.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim jaksa penuntut umum yang dipimpin oleh Sugeng Hariadi menilai Ferdy Sambo merencanakan merampas nyawa Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan sempurna. Rencana itu disiapkan dengan penyusunan pelaksanaan yang sistematis. Salah satunya dengan mengantisipasi perlawanan dari Yosua dengan mengamankan senjatanya.
”Maksud dan pelaksanaan telah disusun oleh Sambo dengan sistematis ini terungkap dalam persidangan, yang merupakan fakta hukum berdasarkan keterangan dari saksi Richard Pudihang Lumiu, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf,” kata jaksa dalam sidang dengan agenda pembacaan tuntutan terhadap Ferdy Sambo, salah satu terdakwa pembunuhan Nofriansyah, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/1/2023).
Jaksa menyampaikan hal itu dalam rangka mengemukakan analisis yuridis atas unsur kesengajaan dalam Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang pembunuhan berencana yang didakwakan kepada Ferdy Sambo. Dalam persidangan yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Wahyu Iman Santoso itu, jaksa mengatakan, unsur kesengajaan berkaitan dengan bentuk perencanaan dalam tindak pidana pembunuhan.
Sambo yang hadir di persidangan dengan mengenakan pakaian putih tampak sesekali tampak menutup matanya. Ada kalanya kepalanya dimiringkan ke arah sebelah kiri, tempat jaksa berada.
Menurut jaksa, perencanaan itu salah satunya meminta Richard Eliezer dan Putri Candrawathi mengajak Ricky Rizal dan Yosua ke rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Sambo berpesan kepada Richard untuk mengatakan bahwa mereka akan isolasi mandiri di rumah tersebut apabila ada yang bertanya.
Selain itu, kepada Richard, Sambo juga menanyakan keberadaan senjata Yosua. Richard menjawab, senjata Yosua berada di mobil Lexus LM setelah diamankan Ricky Rizal saat di Magelang, Jateng. Mengetahui hal itu, Sambo kemudian memerintahkan Richard untuk mengambil senjata berupa pistol HS tersebut.
”Senjata api HS itu kemudian diserahkan kepada Sambo. Tujuan Sambo memerintahkan itu agar korban lebih mudah untuk dieksekusi,” tutur jaksa.
Selanjutnya, berdasarkan keterangan Richard, Ricky, dan Kuat, mereka bersama-sama Putri menuju rumah Duren Tiga dengan mengendarai Lexus. Ricky mengendari mobil tersebut dengan Yosua duduk di sampingnya. Adapun Putri duduk di bagian tengah, Richard dan Kuat di bagian belakang.
Untuk melaksanakan rencana menghilangkan nyawa Yosua, kata jaksa, Sambo menyusul ke rumah Duren Tiga dan masuk melalui pintu garasi dan pintu dapur. Di dalam rumah, Sambo bertemu Kuat dan memintanya memanggil Ricky dan Yosua. Saat Kuat memanggil kedua orang itu, Richard turun dari lantai dua dan bertemu Sambo menanti kedatangan Ricky dan Yosua. Sambo kemudian memerintahkan Richard untuk mengokang senjatanya.
”Ketika Yosua dan Ricky masuk, Sambo memanggil Yosua. Ketika Yosua mendekat, Sambo langsung memegang lehernya dan menyuruhnya berlutut hingga Yosua terempas di depan Sambo. Saat Yosua bertanya, ’Ada apa ini?’ Sambo berteriak kepada Richard dengan suara keras, ’Woii kau tembak, kau tembak cepat, cepat woi.. kau tembak!’,” ujar jaksa.
Mendengar perintah itu, Richard langsung menembakkan senjata yang dipegangnya ke arah tubuh Yosua sebanyak tiga atau empat kali. Berdasarkan keterangan Richard, Sambo langsung menghampiri Yosua yang sudah tertelungkup sambil mengerang kesakitan. Sambo, yang mengenakan sarung tangan hitam dan menggenggam senjata api, mengarahkan dan menembakkan senjatanya ke kepala Yosua hingga meninggal.