”Kejutan yang jadi ekspektasi publik, kan, nama capres dari PDI-P. Namun, apakah benar mereka sudah punya keputusan final soal capres?” kata Gun Gun Heryanto, pengajar komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Pengajar komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, menilai, kejutan di perayaan HUT PDI-P belum tentu soal capres.
Dia menilai pernyataan elite PDI-P bisa saja menjadi bagian dari strategi komunikasi politik HUT Ke-50 PDI-P.
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan sangat wajar apabila PAN dan partai lain menunggu pengumuman capres dari PDI-P.
JAKARTA, KOMPAS — Kejutan yang disebut elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P akan disampaikan saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023), belum tentu berupa pengumuman calon presiden.
Pengajar komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, Senin (9/1/2023), mengatakan, kejutan yang dimaksud elite PDI-P dapat berupa banyak hal, tidak selalu calon presiden (capres). Menurut Gun Gun, kejutan itu bisa dalam bentuk poin-poin dalam agenda strategis di pemilihan legislatif ataupun pemilihan presiden.
Namun, terkait agenda strategis pemilihan presiden, ia menyangsikan, PDI-P akan mendeklarasikan capres pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-50 PDI-P. ”Kejutan yang jadi ekspektasi publik, kan, nama capres dari PDI-P. Namun, apakah benar mereka sudah punya keputusan final soal capres? Apalagi peta persaingnnya masih sangat cair,” kata Gun Gun saat dihubungi dari Jakarta.
Pernyataan soal akan adanya kejutan pada peringatan HUT Ke-50 PDI-P itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di sela-sela acara Makan Bareng 10.000 Warga DKI Jakarta, Minggu (8/1/2023). Acara itu digelar sebagai bagian dari peringatan HUT PDI-P.
Hasto berujar, Megawati Soekarnoputri selalu menghadirkan kejutan dalam momen peringatan HUT partai ataupun rapat-rapat besar partai. Dalam pembukaan Rakernas III PDI-P pada 2018, misalnya, Megawati mengumumkan pencalonan kembali Joko Widodo sebagai capres PDI-P di periode kedua. Jadi, bisa saja HUT PDI-P dimanfaatkan Megawati untuk mengumumkan capres PDI-P.
Gun Gun juga menilai, pernyataan soal kejutan lebih merupakan upaya meraih publisitas soal perayaan HUT Ke-50 PDI-P pada Selasa (10/1/2023). Strategi itu mengedepankan manajemen isu, yang dalam hal ini berupa pengumuman capres. PDI-P, kata Gun Gun, menyadari bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal capres yang akan diusung tersebut dinantikan banyak pihak.
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini juga mengatakan, pemanfaatan isu capres sebagai strategi meraih publisitas terbukti berhasil. Sebab, mata dan telinga publik ataupun partai politik (parpol) lain tertuju pada acara PDI-P tersebut.
”Ini strategi komunikasi untuk menjadi pusat perhatian. Sebab, bagaimanapun, kita tidak bisa menafikan bahwa pengumuman capres PDI-P merupakan momen yang ditunggu-tunggu parpol lain dan publik,” ujar Gun Gun.
Adapun pengumuman nama capres PDI-P dinantikan oleh sejumlah parpol, salah satunya Partai Amanat Nasional (PAN). Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan sangat wajar apabila PAN dan partai lain menunggu pengumuman capres dari PDI-P. Terlebih, PDI-P merupakan parpol dengan perolehan kursi terbesar di DPR.
”Sebab, pendulum politik akan menyesuaikan dengan pengumuman PDI-P terutama terkait pencapresan. Maka dari itu, tidak hanya PAN, tetapi juga partai lain dan bahkan masyarakat umum juga menunggu pengumuman tersebut,” ujar Eddy.
Kendati demikian, lanjut Eddy, pengumuman capres PDI-P tidak akan membuat Koalisasi Indonesia Bersatu (KIB) goyah. Eddy menekankan, koalisi yang terdiri dari PAN, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan itu sudah punya strategi internal yang konsisten dijalankan.
Ia menambahkan, KIB konsisten pada apa yang telah disampaikan bahwa mereka tak akan tergesa-gesa menentukan capres dan cawapres. Pasalnya, itu merupakan proses yang membutuhkan pengkajian mendalam dan tidak bisa diburu-buru.
Anggota Badan Pemenangan Pemilu Nasdem, Willy Aditya, juga menilai, pengumuman capres tidak akan terlalu berpengaruh pada strategi partainya. Siapa pun capres PDI-P nantinya, kata Willy, Nasdem tetap dengan pengusungan Anies Baswedan.
”Sosok capres yang diumumkan PDI-P tentu merupakan pilihan terbaik mereka. Namun, tentu tidak ada yang perlu diubah Nasdem. Kami tetap konsisten,” ujar Willy.
Adapun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Syaiful Huda mengatakan, pengumuman capres di HUT Ke-50 PDI-P tidak akan bersifat kejutan. Sebab, Syaiful Huda menilai, pengumuman capres memang sesuatu yang semestinya dilakukan PDI-P. Di sisi lain, ia belum yakin PDI-P sudah memfinalisasi keputusannya terkait capres.
Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera juga menyampaikan hal serupa. Menurut Mardani, itu merupakan langkah sehat dan baik jika PDI-P segera mengumumkan capresnya. Pasalnya, itu akan mengajak parpol lain untuk bisa segera mengokohkan koalisi.
”Tujuannya agar sejak awal publik tahu siapa calon pemimpin ke depan. Artinya, mereka tidak mengumumkan pada injury time,” ujar Mardani.