Penyegaran Jelang Akhir Tahun, 704 Perwira Polri Dimutasi
Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menerbitkan empat Surat Telegram berisi keputusan mutasi, promosi, serta demosi terhadap 704 perwira menengah dan tinggi di lingkungan Korps Bhayangkara.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mutasi besar-besaran di Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri kembali dilakukan menjelang akhir tahun 2022. Setidaknya 704 perwira, baik perwira menengah maupun tinggi, dimutasi oleh Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Mutasi dan rotasi di jajaran kepolisian dinilai penting untuk mengasah kemampuan manajerial dan kecakapan melayani masyarakat.
Mutasi terhadap 704 anggota Polri itu tertuang dalam empat Surat Telegram bernomor 2774, 2775, 2776, dan 2777 tertanggal 23 Desember 2022. Keempat Surat Telegram itu ditandatangani Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Wahyu Widada.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengungkapkan, secara keseluruhan terdapat 704 personel yang mutasi. Sebanyak 21 personel dimutasi berdasarkan ST Nomor 2774; 162 personel dengan ST bernomor 2775; ST bernomor 2776 sebanyak 374 personel; dan 147 personel lain dimutasi melalui ST bernomor 2777.
”Mutasi hal yang biasa dalam organisasi sebagai tour of area and tour of duty dan penyegaran serta promosi,” kata Dedi, Sabtu (24/12/2022).
Dijelaskan, dalam mutasi itu setidaknya 342 perwira mendapatkan promosi. Adapun 233 personel Polri dimutasi dalam rangka penyegaran serta 27 lainnya dimutasi untuk menjalani pendidikan pengembangan pimpinan tinggi (dikbangpimti). Selain itu, terdapat mutasi untuk penugasan khusus bagi 21 personel, mutasi dalam rangka pensiun bagi 77 personel, serta demosi bagi lima personel.
Secara khusus, kata Dedi, dalam mutasi tersebut, terdapat tujuh polisi wanita (polwan) yang mendapatkan promosi. Selain itu, juga ada dua kepala kepolisian daerah yang diganti, salah satunya Kapolda Kepri yang awalnya dijabat Irjen Aris Budiman digantikan oleh Brigadir Jenderal (Pol) Tabana Bangun yang sebelumnya merupakan Wakil Kapolda Riau. Kemudian, Irjen Armed Wijaya yang sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri dimutasi sebagai Kapolda Bengkulu menggantikan Irjen Agung Wicaksono yang dimutasi menjadi Pati Polda Bengkulu dalam rangka pensiun.
Anggota Kompolnas, Poengky Indarti, ketika dihubungi, Minggu (25/12/2022), mengatakan, mutasi yang dilakukan Kapolri merupakan bentuk penyegaran, pemindahan jenis pekerjaan (tour of duty), dan pemindahan lokasi tugas (tour of area), serta proses pergantian pejabat yang akan pensiun. ”Kami melihat mutasi ini merata dari Aceh hingga Papua dan berharap ke depannya lebih banyak lagi perwira-perwira dari wilayah Barat yang dapat dipindahkan ke wilayah Timur dan sebaliknya,” tuturnya.
Menurut Poengky, rotasi tersebut penting untuk mengasah kemampuan manajerial dan kecakapan melayani masyarakat, khususnya dalam menghadapi kondisi geografis yang berbeda. Terlebih, tantangan Polri ke depan semakin kompleks dan beragam.
Kompolnas menyambut baik promosi terhadap tujuh polwan, utamaya seorang polwan yang mendapatkan promosi menjadi perwira tinggi berpangkat Brigjen. Polwan yang dimaksud adalah Komisaris Besar Dessy Andriani yang menduduki jabatan Psikolog Kepolisian Utama Tk II Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri.
”Saya berharap, dalam surat telegram mendatang akan lebih banyak lagi polwan yang dapat diangkat menjadi jenderal,” kata Poengky.
Tidak hanya itu, katanya, dalam mutasi yang dilakukan Kapolri, terdapat beberapa polwan yang diangkat untuk posisi strategis. Salah satunya Ajun Komisaris Besar Polisi Yessi Kurniati yang mendapat promosi menjadi Kepala Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain itu, ada Ajun Komisaris Besar Retno Prihawati yang diangkat menjadi Atase Polri atau Senior Liaison Officer (SLO) yang bertugas di luar negeri.
Rotasi tersebut penting untuk mengasah kemampuan manajerial dan kecakapan melayani masyarakat, khususnya dalam menghadapi kondisi geografis yang berbeda. Terlebih, tantangan Polri ke depan semakin kompleks dan beragam
Kompolnas juga menilai mutasi tersebut telah memberikan penempatan yang tepat. Hal itu bisa dilihat dari diangkatnya Brigjen (Pol0 Chrysnanda Dwi Laksana menjadi Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi RI (Kasespim Lemdiklat) Polri. Menurut Poengky, Chrysnanda adalah sosok cendekiawan sehingga tugas sebagai Kasespim Lemdiklat Polri dinilai sudah tepat.
”Kami berharap, dengan kepemimpinan Pak Chrysnanda di Sespim akan menjadikan siswa-siswi Sespim menjadi pimpinan Polri masa depan yang lebih cerdas dan siap melaksanakan tugas-tugasnya, yakni melayani, mengayomi, melindungi masyarakat, dan menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Tidak biasa
Dihubungi secara terpisah, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, berpandangan, mutasi rutin yang dilakukan Kapolri disebutnya tidak biasa. Ia menyoroti pengisian jabatan Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal (Dirtipidum Bareskrim) Polri yang ditinggalkan Irjen Andy Ryan Djajadi karena dipromosikan sebagai Kapolda Kalimantan Selatan pada 15 Oktober 2022. Dalam mutasi ini, jabatan Dirtipidum Bareskrim Polri diisi oleh Komisaris Besar Djuhamdini yang sebelumnya menjabat Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Jawa Tengah.
”Ada kekosongan jabatan selama 70 hari, tidak ada yang mengisi jabatan sevital Dirtipidum,” kata Bambang.
Bambang menilai, terdapat masalah terkait sumber daya manusia dan sistem merit di kepolisian. Kekosongan jabatan vital seperti Dirtipidum Bareskrim Polri hingga dua bulan itu membuktikan bahwa kaderisasi pimpinan tidak berjalan dengan benar.
Selain itu, kata Bambang, penunjukan perwira Polri untuk mengisi jabatan tersebut juga dinilai tidak berada dalam sistem yang berkesinambungan. Sebab, yang terlihat adalah pola suka atau tidak suka (like or dislike) atau promosi jabatan karena utang budi, bukan profesionalitas. Jika tidak hati-hati, hal itu akan memunculkan konflik kepentingan dan saling menutupi masalah di kemudian hari.
”Kombes Djuhandhini itu satu angkatan Akademi Kepolisian Tahun 1991 bersama dengan Irjen Andy Rian, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan As SDM Irjen Wahyu Widada. Artinya, di sini kita melihat memang ada penataaan gerbong oleh angkatan 1991,” kata Bambang.