Bambang Susantono: "Bayi" Otorita IKN yang Diajak Berlari Kencang
Studi kasus berbagai negara menunjukkan, setidaknya butuh minimal 20 tahun untuk membangun sebuah kota. Pembangunan kota Washington DC, misalnya, butuh waktu 60 tahun. Tidak sehari seperti legenda Bandung Bondowoso.
Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono saat wawancara dengan Harian Kompas di Kantor Otorita IKN Nusantara, Jakarta, Selasa (29/11/2022). KOMPAS/HERU SRI KUMORO 29-11-2022
Menuju target upacara bendera di Ibu Kota Nusantara atau IKN pada 2024 yang dilontarkan Presiden Joko Widodo, "bayi" Otorita IKN harus berlari kencang agar seluruh pembangunan berjalan lancar. Apalagi, sejak jajak pasar bertajuk “Ibu Kota Nusantara Sejarah Baru Peradaban Baru”, 18 Oktober lalu, minat investor untuk terlibat dalam pembangunan IKN terdongkrak tinggi (oversubscribe) hingga 39 kali dari area-area yang disiapkan untuk investasi tahap pertama. Buntutnya, kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP pun kini diperluas. Ekspetasi membangun IKN semakin tinggi.
"Saya tanya lebih dahulu ya. Menurut kamu bisa tidak 17 Agustus 2024 dilaksanakan di IKN?" tanya Kepala Otorita IKN Bambang Susantono sebelum memulai wawancara, di kantor Otorita IKN, Selasa (30/11/2022) lalu. Menjawab pertanyaannya sendiri, Bambang menyatakan optimismenya Detik-Detik Peringatan Prokalamsi dapat dilaksanakan di IKN. Selama lebih dari satu jam, seraya memandang Jakarta dari salah satu gedung menjulang tinggi di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Bambang menjawab sejumlah pertanyaan dengan wajah sumringah dan senyum lebar. Inilah petikan penjelasannya.
Seberapa besar optimisme Bapak dalam mewujudkan IKN? Apa yang bisa kita harapkan bisa dijumpai di IKN pada 2024?
Kalau saya melepas baju saya sebagai Kepala Otorita, ditanya orang jadi nggak? Jadi! Tapi jadi apa? Itu pertanyaan satu. Presiden minta apa sih di 2024? Upacara kan? Jangan ditambah jangan dikurangin. Upacara 17-an di sana yang proper lah. Suatu upacara yang mencerminkan upacara benar. Ini membangun kota sampai 2045 lho, jangan dipersempit sampai 2024 nggak akan dapat.
Presiden mintanya upacara kan. Optimis kalau upacara. Saya ingin upacara di IKN. Plaza Kebangsaan sudah beres dan Insyaallah ada automated vehicles yang tanpa driver lalu lalang di boulevard di kiri kanan plaza kebangsaan. Orang bisa ke titik nol, tapi sudah bukan titik nol yang kecil tapi sudah ada monumennya, duduk-duduk di situ sore-sore ada yang main gitar, sebelah kanan ada mal, main gitar dan ngopi-ngopi, kira-kira begitulah kalau mau meromantisasi 2024.
Studi kasus dari berbagai macam negara di dunia menunjukkan bahwa setidaknya butuh minimal 20 tahun untuk membangun sebuah kota. Pembangunan kota Washington DC, misalnya, butuh hingga 60 tahun. Menjadi menarik karena ada 2024. Kalau melihat kondisi di lapangan, kalau soal fisik, saya nggak ragu karena ada bagian yang kita siapkan untuk menjadi showcase.
Seperti apakah kelengkapan kota IKN pada 2024?
Jadi kelengkapan dari suatu kota itu yang akan kita wujudkan sebagian kecil di 2024. Karena waktunya pendek, kita nggak mau Bandung Bondowoso, kita nggak mau mengorbankan kualitas. Kita ingin membuat ekosistem dimana orang yang pindah ke sana akan merasakan pindah itu enak. Sehingga mereka bisa menjadi ambasador atau juru bicara kita bahwa pindah ke sana lebih enak dibanding di tempat lain.
Jadi kalau bicara 2024, akan ada istana mungkin belum semuanya selesai. Kemudian akan ada empat kantor kementerian koordinator, sekretariat kabinet, sekretariat negara, TNI-Polri. Plus juga beberapa bangunan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Orang sakit harus ada tempatnya Rumah Sakit. Kemudian juga fasilitas pendidikan. Ada mal kecil lah tapi lengkap. Ada pasar modern
Terutama kita akan menjual dalam tanda petik bahwa lingkungan kehidupan di sana itu lebih baik dibandingkan tempat-tempat lain. Misalnya kualitas udara bagus karena di sana kan kita nggak membolehkan yang non green vehicle masuk. Kemudian air bisa diminum. Kemudian ada titian warga. Titian warga itu fasilitas orang untuk berjalan kaki yang tidak terputus dari satu tempat ke tempat lain. Nyaman orang jalan kaki. Semacam selasar tapi suasana yang sifatnya menyeluruh itu akan terkoneksi. Makanya ada, kota 10 menit berarti memang dalam 10 menit seseorang harus bisa mencapai suatu tempat yang memang dia ingin untuk kebutuhan dia sehari-hari. Itu bayangannya.
Bagaimana kenyamanannya menghadapi kondisi alam yang disebut-sebut di bawah tanah IKN ada lapisan batubara dan di atasnya terbentang garis kayal katulistiwa sehingga sengatan panasnya luar biasa? Dan, bagaimana membuat kondisi yang nyaman saat acara 17 Agustus 2024?
Kalau tidak memungkinkan ya nggak. Memungkinkan. Tapi dilakukan pengontrolan atau pengaturan microclimate. Itu iklim lokal. Caranya bagaimana? Tentu yang pertama desain-desain dari bangunanyna juga akan ditata ulang. Jangan lupa, dari 256.000 hektar itu yang dibangun cuma 56.000 cuma seperlimanya eh seperempatnya. Disitulah letak kekhususan kota ini dari sisi desainnya menyatu dengan alam semuanya. Kita akan mengatur komposisi dari tanaman sedemikian sehingga iklim mikro itu bisa terkontrol.
Konsepnya people, nature, dan culture. Masyarakat, alam, dan kultur bisa disatukan. Di katulistiwa, iya masak nggak panas. Waktunya cuma dua tahun untuk membuat suatu pengembalian dari hutan produksi menjadi hutan tropis. Jadi di 2024 itu, bayangan saya sih yang akan ada beberapa kantor, kita sudah bisa mulai beraktivitas tapi mungkin semuanya belum optimal. Karena butuh waktu. Alam itu pasti butuh waktu.
Seperti apakah minat investor saat ini?
Kita sekarang sedang bukan bernegosiasi, tapi berbicara dengan potensial investor. Bayangan teman-teman, investor bukan hanya investor besar tapi juga mereka yang mau bikin klinik mau bikin rumah makan mau bikin macam-macam nih. Gitu ya. Sampai kadang kita guyonanya ya kita juga bilang yang investor kecil, UMKM kayak pecel lele itu juga termasuk. Kita butuh kan bakso segala macam.
Yang kita tangani sekarang adalah beberapa investor yang akan masuk ke sektor-sektor untuk melengkapi ekosistem perkotaan itu. Karena itu, nantinya ada yang membangun rumah sakit, ada sekolah-sekolah yang bilang ya kita mau masuk. Beberapa yang menyatakan misalnya Jakarta Internasional school. Disamping ini, ada beberapa sekolah lain yang mau membuka sekolah. Termasuk juga kita sekarang mencari misalnya PAUD.
Bagaimana merealisasikan dalam artian memastikan bahwa minat investasi bisa terealisasi terus pengaturannya lalu juga kontraknya dengan otorita seperti apa?
Otorita ini bayi yang baru lahir trus disuruh lari kencang. Karena memang sebelum kami kan sudah banyak studi segala macam ya dari 2019. Kita konsepnya kan akan memisahkan antara nanti regulator. Jadi Badan Otorita itu dengan operator untuk ke pengusaha. Ada yang namanya Badan Usaha Milik Otorita (BUMO), jadi dipisah dua yang saya sebagai otorita sebagai regulator dan policy maker. Yang nanti deal dengan investor adalah Badan Usaha Milik Otorita.
Sekarang ini memang sedang ada langkah-langkah dimana ada satu BUMN (Bina Karya) akan dikonversikan menjadi milik otorita. Ini paling cepat soalnya, ketimbang kita membentuk baru segala macam. Bukan holding tapi repurposing istilahnya. Proses Bina Karya sedang di tengah-tengah. Jadi sebentar lagi saya akan mendapatkan surat kuasa khusus dari Pak Menteri BUMN untuk mengelola ini.
Pararel dengan ini kita akan melakukan uji tuntas. Insya Allah, Dua bulan dibutuhkan untuk uji tuntas dan ini harus dilakukan oleh kementerian keuangan karena yang punya sebenarnya kemenkeu. Kami nanti akan jadi kuasa pemegang saham. Nah itu yang kita lakukan sekarang.
Kewenangan tersebut apakah sudah terakomodasi di UU IKN yang lama sehingga ada gagasan untuk melakukan revisi?
Belum. Sebetulnya bukan hanya itu. Ada beberapa masukan dari para stakeholders untuk mempertegas kalau pertanyaan tadi ada nggak di situ? Nggak secara eksplisit ada di dalam Undang-undang IKN. Yang bisa saya sampaikan pada titik ini misalnya aset dalam penguasaan Badan Usaha Milik Daerah, Pendapatan Asli Daerah itu nggak tercantum secara eksplisit di UU IKN. Pendapatan asli daerah, pengelolaan barang milik daerah, itu juga belum secara eksplisit. Termasuk tadi kita memasukkan tadi Badan Usaha Milik Otorita kemudian juga salah satunya kita ingin juga adalah kita bisa lebih leluasa untuk mencari pegawai dari swasta.
Kita melihat ke depan, pentingnya apa yang disebut ESG: environment, social, and governance. G-nya governance. Jadi tata kelola dari awal memang harus bagus, harus jelas. Jangan sampai menimpulkan multitafsir sehingga itu perlu dipertegas dalam Undang-undang itu nanti. Insya Allah baik. Karena tujuannya harus baik. Sehingga nanti ada keleluasaan, ada kejelasan di sisi kami dan di sisi investor, di sisi masyarakat bagaimana aturan mainnya terhadap pendapatan asli daerah tidak perlu disetor ke kemenkeu, tapi kita bisa kelola sebagaimana halnya kalau Pemda, Pemprov juga mengelola.
Selama belum ada (revisi UU IKN), dengan kondisi sekarang kita seoptimal mungkin. Termasuk investor-investor yang sudah menyatakan minat, sekarang ini sudah sebanyak 21 transaksi yang dipelototin tim. Sebanyak 21 itu terdiri dari tiga yang akan KPBU/PPP, yang 18 itu public private partnership. Ini kerja sama dengan swasta, salah satunya dengan Korea, tapi kita dibantu PUPR sebagai pemegang kontrak nanti pada waktunya akan dibalikan ke kita.
Capaiannya berapa persen di 2024, meski 100 persennya 2045?
Kalau persen, saya harus hitung ulang tapi yang paling penting ekosistemnya terbentuk. Menurut saya itu yang ingin kita perlihatkan bahwa ada satu bagian kota yang lengkap, ada angkutan umumnya jalan di situ, ada tempat orang sepedaan, orang bisa jalan kaki, anak-anak yang mau sekolah nggak terlalu jauh, nggak ada macet, nggak ada polusi. Tapi ini kan proses dan 2 tahun itu pendek banget waktunya. Dan untuk membangun kota, perlu waktu yang panjang, jadi ojo dibandingke. Ini proses.
Gambaran tahapannya sampai 17 Agustus 2024 itu?
Yang pertama, infrastruktur dasar terbangun dulu, akses, jalan, dan MUT (multi utility tunnel) – semua pipa-pipa listrik, wifi, air dll, semua di bawah, harus ada itu dulu, yang membentuk ruang. Setelahnya kita bangun gedung-gedungnya, kita tata juga landscapenya, penting juga. Landscape kita tata sehingga kalau mau upacara di plaza, harus bagus, nanti berpadu semua supaya enak dilihat.
Itu terjadinya pasti paralel, tidak sequencing. Bersamaan. Karena yang kita bangun kan blok-blok dan masing-masing kontraktornya sendiri-sendiri. Plus nanti yang swasta itu loh yang kita ingin sudah mulai membangun. Kita harap mulai tahun depan mulai membangun, kuartal dua lah, mulai masuk. (INA/HAR/WKM)