Telepon Gubernur Jabar, Wapres Minta Percepatan Tanggap Darurat Gempa Cianjur
Kepada Wakil Presiden, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, belum semua warga bisa dievakuasi ke pengungsian karena ada wilayah yang terisolasi. Saat ini, Presiden Joko Widodo tengah dalam perjalanan ke Cianjur.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melalui panggilan video, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima laporan langsung dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait penanganan bencana gempa bumi dangkal di Cianjur. Wapres menginstruksikan agar jajaran Pemerintah Provinsi Jabar bersama dengan berbagai lembaga terkait terus melakukan upaya tanggap darurat secara cepat.
”Saya harapkan, lakukan langkah-langkah yang cepat, terutama pertolongan pada korban luka-luka, apalagi di daerah-daerah yang masih belum ada infrastruktur (penunjang), belum ada hubungan (jaringan telekomunikasi), yang terpencil,” ujar Wapres Amin pada Selasa (22/11/2022) pagi dalam konferensi video yang turut dihadiri Bupati Cianjur Herman Suherman.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21.
Wapres meminta agar masyarakat yang terdampak segera didata dan diberikan hunian sementara yang layak. ”Pastikan masyarakat terdampak punya akses listrik, MCK (mandi-cuci-kakus), kemudian tentu air, yang paling penting,” tambah Wapres Amin.
Selain itu, Wapres juga meminta agar berbagai bantuan dari pusat dan daerah dikoordinasikan dengan baik. Termasuk penyediaan akses fasilitas kesehatan dan healing center untuk menangani trauma masyarakat, khususnya anak-anak. Apalagi, banyak dari korban dilaporkan adalah anak-anak yang sedang belajar agama di madrasah ataupun pesantren.
”Saya minta supaya PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Menteri Kesehatan (untuk berkoordinasi menangani). Saya dengar banyak yang patah tulang, supaya dokter-dokter bedah tulang, saya minta Menkes menyiapkan untuk menangani,” ujar Wapres Amin.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaporkan kepada Wapres bahwa dalam 24 jam terakhir penanganan bencana gempa terfokus pada evakuasi korban. Hingga Senin (21/11/2022) malam, tercatat 162 orang meninggal dan 370 orang luka-luka. Mayoritas korban luka mengalami patah tulang serta luka robek akibat tertimpa benda tajam.
Selain itu, terdata sebanyak 13.000 orang mengungsi. Kamil meminta atensi bagi para pengungsi karena mereka masih akan mengungsi dalam hitungan hari atau minggu. Saat ditanya Wapres apakah para pengungsi tersebut telah semuanya berada di lokasi pengungsian, Kamil menyebut bahwa belum semuanya masuk ke pengungsian akibat beberapa akses jalan masih tertutup.
Menurut Kamil, akses jalan ke sebagian wilayah masih terisolasi. Pada pagi hari ini, alat berat dimaksimalkan untuk menormalisasi jalan. Kepala desa, bintara pembina desa (babinsa), dan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) juga sudah diperintahkan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan. ”Setelah jalan normal, kami ada 14 titik tempat pengungsian yang nanti juga dapur umum,” ujarnya.
Menurut Kamil, akses jalan ke sebagian wilayah masih terisolasi. Pada pagi hari ini, alat berat dimaksimalkan untuk menormalisasi jalan.
Gempa susulan
Kamil melaporkan bahwa masih terjadi gempa susulan lebih dari 100 kali hingga pukul 07.00 pagi ini. ”(Sebanyak) 117 tepatnya, skala 1 koma sampai 4 koma, sehingga warga masih waswas. Jadi, mayoritas penanganan tidak di dalam ruangan, penanganan terlihat di luar. Kalau dilihat di televisi, banyak bergeletakan bukan karena rumah sakit penuh, Pak, tapi karena dokter dan pasien masih khawatir kalau dirawat di dalam (rumah sakit),” tambahnya.
Menjawab pertanyaan Wapres apakah para korban ditempatkan di tenda-tenda dan mendapatkan tempat tidur yang layak, Kamil menyebut telah menyiapkan tenda dan ranjang pasien yang layak. Setiap pasien sudah tertangani dengan baik. Setiap pasien mendapatkan satu tempat tidur darurat berupa kasur lipat. ”Penanganan relatif sudah baik. Kami sedang fokus ke daerah-daerah terpencil yang tadi masih belum terevakuasi secara maksimal,” katanya.
Kamil memastikan bahwa seluruh tim penanganan bencana gempa telah tiba di lokasi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy direncanakan juga segera tiba di Cianjur. Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, saat ini Presiden Joko Widodo juga tengah dalam perjalanan menuju Cianjur.
”Jadi, kehadiran aparat dan negara sudah sangat maksimal. Dipusatkan poskonya di pendopo bupati karena luas sekali sehingga kita bisa bangun pengungsian dan juga rumah sakit darurat dari TNI bisa kita bangun,” ungkapnya.
Kamil menegaskan bahwa hanya satu kecamatan di Cianjur yang terdampak gempa, yaitu Kecamatan Cugenang. Saat ini, listrik baru menyala sebanyak 20 persen. ”Saya sudah minta PLN dipercepat karena malam-malam gelap, susah untuk melakukan pertolongan kalau tidak ada listrik,” ujarnya.
Terkait dampak pada infrastruktur, ia mengatakan, mayoritas yang mengalami kerusakan adalah infrastruktur jalan dan bangunan rumah warga. Total terdata sekitar 2.300 rumah rusak. ”Mungkin Pak Wapres bisa bantu nanti arahan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Wapres menyatakan akan menginstruksikan Kementerian PUPR untuk segera memberikan bantuan terkait penanganan infrastruktur, termasuk mengerahkan BNPB. ”Biasanya, kan, Rp 50 jutaan (per rumah), sudah Rp 100 miliaran sendiri. Kami coba data supaya proses pemulihan lebih cepat,” ujar Kamil.
Tentang koordinasi bantuan, ia melaporkan bahwa Pemprov Jabar telah menyusun organisasi satu pintu dan posko kebencanaan yang terpusat di Pendopo Kabupaten Cianjur. ”Sehingga semua informasi keluar, bantuan yang datang, dan sebagainya semua satu pintu, tidak simpang siur. Semua sudah terkoordinasi, tinggal bagaimana sekarang menjangkau semua yang terdampak dalam satu hari sampai maghrib nanti,” katanya.