Ketersediaan Beras Nasional Belum Diketahui, Presiden Perintahkan Mentan Cek Data Faktual Beras
Presiden minta Kementerian Pertanian mengecek data faktual stok beras. Cadangan beras pemerintah optimistis dapat mencapai 1 juta ton pada akhir 2022.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Pertanian dan jajaran terkait mengecek data faktual stok beras. Pengecekan ini terutama untuk memastikan seperti apa ketersediaan beras dan bagaimana kondisi harga beras. Saat ini, ketersediaan beras disebut mencukupi dengan dinamika harga yang cukup bagus yang menguntungkan petani.
”Saya diberi waktu oleh Bapak Presiden, satu minggu ini untuk ngecek kembali, memfaktualisasi data yang ada bersama seluruh jajaran yang ada, bersama gubernur, para bupati untuk mempersiapkan,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, seusai rapat internal yang dipimpin Presiden Jokowi, Senin (31/10/2022). Rapat internal membahas Kebijakan Subsidi, Distribusi, dan Harga Beras di Istana Merdeka, Jakarta,
Menurut Syahrul, berdasarkan data, neraca, serta pemantauan standing crop (pertumbuhan padi) dengan satelit yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian, saat ini ketersediaan beras nasional masih cukup. Bahkan, dari prognosis yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) maupun pakar pertanian, produksi beras pada tahun ini merupakan yang tertinggi.
Data BPS juga menunjukkan bahwa sekarang stok-stok itu ada 60 persen di tangan rakyat sendiri.
”Pada panen tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta (ton), kemudian panen kedua kita pada Agustus, September, Oktober itu bahkan 13 koma sekian (juta ton). Oleh karena itu, data BPS juga menunjukkan bahwa sekarang stok-stok itu ada 60 persen di tangan rakyat sendiri,” ujarnya.
Syahrul menegaskan bahwa Presiden Jokowi juga memerintahkan jajarannya untuk menambah stok beras melalui beras cadangan di Badan Urusan Logistik (Bulog). Daya serap beras di Bulog diminta untuk diakselerasi.
Mentan memastikan pihaknya akan segera melakukan hal tersebut dalam waktu singkat. ”Perintah Bapak Presiden tadi untuk melakukan stocking yang sangat cukup melalui beras cadangan yang ada di Bulog itu dan itu akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat ini,” ucapnya.
Dengan ketersediaan stok beras yang mencukupi, Syahrul berharap fluktuasi harga beras pun dapat ditangani. Mentan sendiri telah berkomitmen bersama Menteri Perdagangan, Bulog, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk bersama-sama turun ke lapangan untuk melihat ketersediaan stok beras.
”Ya, saya sangat yakin ketersediaan cukup, bahkan data yang ada saat 2022 ini produktivitas lahan yang kita tanami sangat besar. Boleh tanya semuanya kita tidak pernah dengar ada lahan yang puso, kan? Tidak pernah ada lahan yang (terdampak) bencana maksimal, kan? Oleh karena itu, pasti saja hasilnya bisa kita perkirakan sesuai asumsi-asumsi atau teori-teori untuk mendapatkan hasil seperti apa,” ucapnya.
Optimistis dengan cadangan beras
Di sisi lain, saat ini, cadangan beras pemerintah masih rendah di bawah 1 juta ton. Target stok beras ini, menurut Syahrul, akan bisa dicapai dalam satu pekan ke depan. “Enggak gampang ngumpulin 1 juta ton, enggak gampang, itu kan berapa gudang, satu minggu ini, saya mulai hari ini, akan tentukan kemudian Bulog akan datang menyerap,” kata Syahrul.
Syahrul menegaskan, harga saat ini cukup bagus dengan HPP (harga pembelian pemerintah) untuk gabah berkisar Rp 4.000-Rp 5.000 dan HPP beras pada rentang Rp 8.300-Rp 8.900. ”Selama ini karena harga cukup bagus, saya harus berpihak pada petani, harga bagus kan kita harus biarin, kecuali di saat turun barulah respons dilakukan, sekarang harga cukup bagus,” ucapnya.
Saat ini, menurut Syahrul, terdapat 10 provinsi yang masih memiliki sisa panenan padi. Data standing crop (pertumbuhan padi) dari Kementan menunjukkan masih ada stok panenan yang antara lain berasal dari Sulawesi, Sumatera, dan Pulau Jawa.
Ditemui terpisah seusai rapat internal tentang stok beras, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis cadangan beras pemerintah (CBP) dapat mencapai 1 juta ton pada akhir 2022. Hal tersebut dikarenakan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Dengan aturan tersebut, Airlangga mengatakan bahwa Bulog memiliki keleluasaan dan fleksibilitas dalam menyerap beras rakyat. ”Dengan perpres, harusnya Bulog bisa menyerap beras lebih besar (untuk CBP). Kita lihat saja kapan realisasinya,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.