Naik Bus, Kapolda dan Kapolres se-Indonesia Datangi Istana
Tanpa membawa tongkat komando, para kapolda dan kapolres se-Indonesia berjalan kaki dari pintu masuk Jalan Veteran III menuju Istana Negara, Jakarta. Mereka bersiap mendengarkan arahan dari Presiden Joko Widodo.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para kepala kepolisian daerah dan kepala kepolisian resor se-Indonesia mulai berdatangan ke dekat kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Mereka bersama-sama menumpang bus menuju Istana demi memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo yang akan memberikan arahan pada Jumat (14/10/2022) siang ini.
Sejumlah bus yang mengangkut para kapolres mulai terlihat di Halte Jalan Veteran III, Jakarta, yang terletak di seberang pintu masuk samping kompleks Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 11.30. Berselang beberapa menit, sekitar pukul 11.40, rombongan kapolda pun tiba dengan menaiki lima bus.
Terlihat antara lain Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Imam S, dan Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Nanang Avianto. Terlihat pula Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Papua Irjen Matius D Fakiri. Mereka kemudian berjalan kaki menuju Gedung Krida Bhakti untuk menunggu jadwal masuk ke Istana. Para perwira Korps Bhayangkara yang beragama Islam menjalankan shalat Jumat di aula Gedung Krida Bhakti.
Bus pun kemudian parkir di sekitar Halte Veteran yang berlokasi di seberang kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Untuk sementara, Jalan Veteran III ditutup sehingga kendaraan tidak dapat melalui ruas tersebut. Hanya sesekali kendaraan yang keluar dari kompleks Istana Kepresidenan terlihat melintas di Veteran III menuju ke arah simpang Jalan Merdeka Utara.
Sekitar pukul 13.00, para kapolres dan kapolda yang datang tanpa mengenakan topi serta tongkat komando mulai memasuki Kompleks Istana Kepresidenan melalui pintu samping di Jalan Veteran III. Tanpa membawa tongkat komando, mereka berjalan kaki menuju Istana Negara, lokasi yang akan digunakan Presiden Jokowi untuk memberikan pengarahan.
Sehari sebelumnya, Kamis (13/10/2022), Presiden Jokowi menyampaikan rencana untuk memberikan pengarahan kepada jajaran kepolisian, dari Kapolri, kapolda, hingga kapolres se-Indonesia di Istana Negara. Namun, ia tidak bersedia mengungkapkan perihal apa yang akan disampaikan kepada para perwira polisi tersebut.
Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, ia belum mengetahui arahan yang akan disampaikan Presiden Jokowi. Sesuai perintah Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, ia hanya membawa buku catatan dan pena. ”Kalau handphone, kan, memang begitu. Standar operasionalnya begitu,” tuturnya.
Terkait acara tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni memperkirakan, pemanggilan pejabat Polri ke Istana ini berkaitan dengan berbagai kasus dan pelanggaran aturan yang belakangan dilakukan institusi tersebut. Ia pun menilai, pemanggilan tersebut sebagai suatu tanda bahwa kondisi Polri sudah gawat dan perlu dievaluasi secara menyeluruh.
”Sejarah baru di mana Presiden memanggil semua pejabat Polri ke Istana. Ini tak pernah terjadi sebelumnya dan ini tandanya kondisi sudah urgent. Jadi, saya rasa ini adalah langkah yang pas karena memang jika melihat ke belakang, kepolisian secara menyeluruh harus diluruskan kembali pola pikir, pola kerja, dan pola komandonya,” ujarnya.
Sahroni meyakini, pemanggilan ini seperti ”kuliah” langsung dari Presiden kepada jajaran Polri agar tidak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan aturan. Tak bisa dimungkiri, banyak sekali polisi dari tingkat polres bertingkah dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai sebagai pengayom masyarakat.
Sejarah baru di mana Presiden memanggil semua pejabat Polri ke Istana. Ini tak pernah terjadi sebelumnya dan ini tandanya kondisi sudah urgent.
”Mereka terkadang merasa gagah sendiri, padahal Pak Kapolri sudah sering memberikan arahan tentang menjadi pelayan masyarakat yang baik. Makanya, dengan dipanggil, mereka akan diberi satu mata kuliah langsung dari Bapak Presiden Republik indonesia,” tutur Sahroni.
Ia berharap, pemanggilan ini bisa mengakhiri berbagai polemik yang dilakukan polisi di masyarakat. Sebagaimana diketahui, belakangan ini, banyak oknum polisi bahkan kesatuan tidak menjalankan tugas sesuai prosedur hingga menyebabkan ketidaknyamanan di masyarakat.
”Karena itu, panggilan Presiden ini merupakan wujud konkret dari upaya perbaikan atas institusi Polri,” ujar Sahroni.
Sementara sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan bahwa polisi masih bekerja keras melaksanakan tugas dan kewajibannya untuk memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. ”Kalau dilihat di bawah, saya melihat polisi masih bekerja keras untuk membantu masyarakat, melayani masyarakat. Itu yang saya lihat,” katanya.