Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja di area pertanian digital yang dikelola putranya di Tangerang, Banten. Pertanian ini mendapat dukungan Kementerian Pertanian dan program sosial Bank Indonesia.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
Setelah beberapa waktu lalu mengunjungi pertanian hidroponik bermodal kuat di Batamindo Green Farm, Wakil Presiden Ma’ruf Amin kembali ke sawah. Sebagian tanaman padi tampak mulai menguning, sebagian lainnya masih hijau.
Di pematang sawah, dibangun jalur titian menuju gazebo-gazebo dan titik-titik untuk berfoto. Di satu sisi, sebidang lahan sawah ditumpangi instalasi untuk budidaya tanaman cabai keriting. Spanduk biru bertulisan ”Digital Farming, Pemberdayaan Ekonomi Pesantren An Nawawi Tanara” terpampang.
Agronomis Habibi Garden yang mengelola digital farming tersebut, Irsan Rajamin, menjelaskan, budidaya cabai digital ini hasil kolaborasi Ponpes An Nawawi Tanara, Bank Indonesia perwakilan Banten, dan Habibi Garden. Teknologi digunakan untuk memantau kelembaban tanah, nutrisi, suhu, ataupun kondisi media tanam.
Penyiraman melalui irigasi tetes, pemupukan, dan pengaturan kelembaban pun bisa diatur melalui aplikasi. Karena itu, petani bisa mengelola tanamannya dari mana saja dan kapan saja. ”Sprayer sudah disiapkan untuk pendinginan, sedangkan pupuk AB Mix akan disalurkan melalui paralon-paralon sesuai usia dan jenis komoditas,” ujar Irsan.
Di lokasi tersebut, 150 tanaman cabai keriting sudah ditanam di dalam polybag. Cocopeat pabrikan yang sudah diberi pupuk dasar trichoderma digunakan sebagai media tanam. ”Kalau dimaksimalkan, (green house ini) bisa menampung 400 (pohon), tapi karena ini pilot project, jadi baru 150,” tambah Irsan.
Salsabila Ramadhani, agronomis dari Habibie Garden lainnya, menunjukkan pantauan kelembaban, nutrisi, dan beberapa indikator pantauan tanaman cabai itu di sabak (tablet) yang dipegangnya.
”Sekarang ini, kelembabannya sudah sesuai, sedangkan nutrisinya 34,00 ppm. Idealnya 70-an. Jadi, tentu perlu ditambah pupuk,” ujarnya sembari mengaktifkan keran saluran pupuk dari gawainya itu.
Metode ini tak berbeda dengan sistem penanaman hidroponik. Namun, otomatisasi digunakan dalam penyiraman, pemupukan, dan pemantauan beberapa indikator penting. Karena itu, menurut Salsabila, dengan metode ini, semestinya hasil panen bisa ditingkatkan. Produk yang ber-grade A atau berkualitas baik dan bisa dijual ke supermarket bisa bertambah sekitar 50 persen.
Model digital farming ini menjadi salah satu yang dikembangkan di Guler Farm Nature, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, Banten. Namun, saat pembukaan dilakukan oleh Wapres Amin bersama Nyonya Wury, Rabu (5/10/2022), pembuatan green house masih belum tuntas. Atap rumah kaca belum terpasang karena penataan baru dimulai sehari sebelumnya.
Pemilik Guler Farm Nature, KH Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin, putra Wapres Amin yang kini mengelola Ponpes An Nawawi Tanara, Banten, menjelaskan, Guler Farm Nature dibangun atas kerja sama empat pondok pesantren. Selain Ponpes An Nawawi Tanara, tiga lainnya adalah Ponpes As-Shofa Rajeg, Tangerang; Ponpes Raudhlaatul Ulum Pakuaji, Tangerang; dan Ponpes Daarul Amin Kresek, Kabupaten Tangerang.
Selain mendorong pertanian modern dan edukasi, kata Syauqi, Guler Farm Nature jadi tantangan bagi kalangan pesantren untuk mengelola destinasi wisata secara profesional. Sebab, sawah dan lahan pertanian digital seluas 3 hektar ini juga menyediakan restoran, kafe, serta lokasi berekreasi. Adapun nama Guler, menurut Syauqi, akronim dari nama Kecamatan Gunung Kaler tempatnya berada. Akronim ini dirasa lebih catchy.
Ponpes As-Shofa, menurut KH Nurahman, pengasuh ponpes, mendukung dari sisi pembentukan jenama (branding). ”As-Shofa pesantren teknopreuner. Jadi, videografis, desain grafis, teaser, digital marketing-nya kami (yang) kembangkan,” tambahnya.
Guler Farm Nature juga mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian serta program sosial Bank Indonesia untuk pemberdayaan pesantren.
Wapres Amin juga menyambut program Kementan mengembangkan agroeduwisata di beberapa daerah, termasuk yang dikelola putranya itu. Selain menjadi percontohan pertanian modern, pengembangannya sekaligus menjadi tempat wisata.
Modernisasi pertanian yang dikembangkan berbasis pesantren, katanya, seusai menandatangani prasasti peresmian, diharapkan mampu memberdayakan pesantren sekaligus mengedukasi masyarakat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya dalam acara peresmian meyakinkan bahwa pertanian adalah bantalan ekonomi Indonesia saat terpukul pandemi Covid-19. Dukungan pada pertanian di Banten juga dijanjikan. ”Wapres orang Banten, masak (pertanian) Banten enggak diperhatikan. Kami siap saja,” ujarnya.
Syahrul bahkan menyebut masih ada waktu satu tahun enam bulan masa jabatan pemerintahan saat ini. ”Saya tinggal diperintah saja. Kementan adalah miliknya Wapres,” katanya.
Selain itu, pertanian modern dan inovasi agroeduwisata sejenis bisa mencegah lahan pertanian dialihfungsikan. Bukan hanya itu, diharapkan para pemuda semakin tertarik untuk terjun di sektor pertanian.