Curhat Warga Baubau ke Presiden, Ingin Menjaminkan Ijazah
Dialog-dialog singkat dengan warga terkadang terjadi dalam kunjungan kerja Presiden. Salah satunya berisi curhat mengenai modal usaha, seperti yang disampaikan salah satu warga di Kota Baubau.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
Modal kerja kerap menjadi masalah untuk warga. Saat kunjungan kerja di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022), Presiden Joko Widodo pun memperoleh keluhan tersebut dari warga setempat.
Keluhan itu disampaikan Rahmat Irwanto saat Presiden mengecek penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) di Kantor Pos Baubau, Kota Baubau. Saat itu, Rahmat menyampaikan kepada Presiden, apakah ijazah sekolahnya dapat diagunkan ke bank badan usaha milik negara (BUMN) untuk mendapatkan modal.
”Baru 5 tahun lalu saya lulus (sekolah). Bisakah ijazah saya dijadikan sebagai modal di BUMN, entah itu Bank BRI, entah Bank Mandiri, karena mengingat startup yang Bapak sampaikan kemarin sudah menjamur Pak?” tanya Rahmat.
Presiden Jokowi memberikan dua opsi untuk mengajukan pinjaman. Cara pertama ialah melalui skema kredit usaha rakyat (KUR). ”Pertama, coba dengan yang namanya KUR. KUR itu bisa sampai Rp 500 juta,” ucap Presiden.
Cara kedua yang disampaikan Presiden adalah melalui Venture Capital yang juga terdapat di BUMN. Perusahaan modal ventura yang sudah ada di beberapa BUMN ini bisa menjadi solusi memperoleh modal untuk usaha rintisan.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, saat ini perusahaan modal ventura yang sudah ada di perusahaan BUMN adalah Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, MDI Ventures milik Telkom, dan Telkomsel Mitra Inovasi. Adapun BNI masih akan membuat perusahaan modal venturanya sendiri. Adapun BNI masih akan membuat perusahaan modal venturanya sendiri.
Perusahaan modal ventura yang sudah ada di beberapa BUMN ini bisa menjadi solusi memperoleh modal untuk usaha rintisan.
”Kalau, misalnya, punya platform, punya aplikasi, berguna untuk petani, untuk nelayan, atau untuk UMKM bisa ikut pitching,” kata Presiden.
Presiden menyarankan Rahmat untuk mempersiapkan proposal penawaran dan memaparkan proposal yang berisi kesiapan, kemampuan, dan keuntungan yang bisa diberikan. ”Sekali lagi orang mau meminjamkan ke kita itu akan melihat performa, lihat kinerja, lihat apa yang ditawarkan, apa yang diprospek. Kalau bagus, bisa saja tanpa agunan, pitching itu enggak ada agunan,” ujar Presiden.
Dalam proses pitching, menurut Presiden, dilakukan serangkaian proses seleksi dan hanya produk aplikasi dan platform dengan kualitas baik yang akan terpilih. ”Yang paling mudah kalau memang barangnya bagus, produk aplikasinya bagus, produk platformnya bagus, itu bisa pitching. Biasanya (dari) seribu orang, hanya 10 orang yang dipilih, dipilih yang bagus-bagus, tetapi kalau Rahmat punya yang bagus, berani, itu kompetisi,” ujar Presiden.