Pengalaman TNI AU Selama Ikuti Latihan Militer Pitch Black 2022
Tidak saja berhasil menuaikan latihan multinasional Pitch Black 2022, tim TNI AU mendapat banyak pengalaman operasi.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
Kontingen TNI AU menyelesaikan latihan multinasional Pitch Black 2022 yang diikuti 13 negara dengan 4.000 orang peserta. Para prajurit TNI AU mendapat banyak pengalaman pada latihan yang diikuti 105 pesawat yang melakukan 1.460 kali di Australia.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah, Jumat (9/9/2022), mengungkapkan, latihan yang berlangsung sejak 20 Agustus 2022 itu secara resmi telah berakhir. Latihan ditutup oleh Direktur Latihan Air Commodore Tim Alsop, di RAAF Air Base Australia, Kamis (8/9/2022) siang waktu setempat. Kontingen TNI AU terdiri dari Kolat, penerbang dan ground crew yang dipimpin Komandan Wing Udara III Lanud Iswahjudi Letkol Pnb GM Yoga Ambara.
Tim Alsop menyampaikan apresiasinya terhadap keikutsertaan TNI AU. Mereka berharap latihan ini jadi media pertukaran ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.
Terbang malam
Kontingen TNI AU meraih berbagai pengalaman dalam latihan multinasional itu. Pada hari terakhir, misalnya, mereka menjalankan misi serangan malam dalam Large Force Employment (LFE). Misi yang dijalankan berupa offensive counter air/strike dynamic target (OCA/STK DT) di Darwin, Rabu malam. Peserta latihan dibagi jadi dua tim. Tim Biru bertugas menyerang dengan sasaran menghancurkan obyek vital (obvit) yang meliputi air defense system (ADS), pasukan darat, dan pesawat udara musuh. Adapun Tim Merah bertugas mempertahankan wilayahnya dari serangan musuh dengan melindungi sistem pertahanan udara dan infrastruktur strategis.
TNI AU bergabung dalam Tim Biru yang dipimpin oleh Jerman. Tim Biru berkekuatan 45 pesawat, di antaranya empat F-16 TNI AU, empat SU-30 India (IAF), enam F-15 dan enam F-16 Singapura (RSAF). Tim Merah dipimpin AS berkekuatan 26 pesawat, termasuk dua F16 TNI AU.
Yoga Ambara mengatakan, misi terbang malam pada OCA bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan penerbang TNI AU dalam melaksanakan berbagai misi penerbangan malam hari. Para penerbang TNI AU dilengkapi dengan night vision goggles dan targeting POD yang mempermudah melaksanakan misi terbang malam.
”Selain menambah pengalaman dalam terbang malam, misi ini juga meningkatkan safety concern yang tinggi sehingga penerbangan dapat dilaksanakan dengan aman,” katanya.
Sehari sebelumnya, Kapten Pnb Jaka ”Draco” Arastya dipercaya memimpin misi LFE (Large Force Employment). Sebagai Mission Commander LFE, Jaka yang sehari-hari bertugas sebagai Kasiops Skuadron Udara 3 Lanud Iswahjudi harus mengorganisasi seluruh misi dan bersinergi dengan seluruh elemen yang tergabung dalam Tim Biru yang berjumlah 52 pesawat terbang.
Selain menambah pengalaman dalam terbang malam, misi ini juga meningkatkan safety concern yang tinggi sehingga penerbangan dapat dilaksanakan dengan aman.
Jaka bertugas mengorganisasi empat SU-30 dari India (IAF), empat F-15 Singapura (RSAF), dua Rafale Prancis (AAE), empat FGR 4 Inggris (RAF), empat F-16 Korea (ROKAF), delapan F-35A Australia (RAAF), empat F-16 Singapura (RSAF), empat F-2 Jepang (JASDF), dua Eurofighter Jerman (GAF), dua EA 18 "Growler" RAAF, satu CN-235 New Caledonia (FANC), dua KC 30A RAAF dan dua MRTT dari Kanada dan Korea.
Tim Biru terdiri dari lima elemen, yaitu escort (pengawal), striker (penyerang), dynamic target (sasaran dinamis), SEAD (penghancur pertahanan udara lawan), dan tactical airlift. Tugas Tim Biru adalah menyerang wilayah musuh, menghancurkan sasaran strategis, sistem hanud, dan komponen militer lainnya, baik sasaran udara maupun darat. Sementara Tim Merah berkekuatan 27 pesawat dipimpin RAAF bertugas mempertahankan wilayah dari serangan Tim Biru.