Sistem Kelistrikan Istana Kepresidenan RI Akan Mirip Gedung Putih
Sejak Indonesia merdeka, pembenahan sistem kelistrikan di Istana Merdeka dan Istana Negara baru kali ini dilakukan.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta terus berbenah. Setelah merapikan sistem drainase beberapa tahun lalu, kini sistem kelistrikan di Istana direnovasi.
Renovasi ini mencakup transisi energi listrik yang digunakan berupa energi listrik yang lebih ramah lingkungan serta kabel, genset, UPS, dan lainnya. ”Harapannya, 50 tahun mungkin 100 tahun ke depan (masih berfungsi baik),” tutur Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Selasa (6/9/2022), di Kompleks Istana Kepresidenan.
Renovasi sistem kelistrikan secara menyeluruh baru pertama kali dilakukan sejak Indonesia merdeka. Namun, perbaikan dan pengecekan biasa dilakukan secara berkala, terutama menjelang jamuan peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus setiap tahun.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, setelah renovasi, sistem kelistrikan di Kompleks Istana Kepresidenan akan didominasi di bawah tanah. Penyulang (jaringan penghubung), gardu induk, genset, dan UPS akan berada di bawah tanah.
Heru menambahkan, pembangunan sistem kelistrikan memang sejak awal diminta tidak menonjol di permukaan tanah. Kalaupun bagian-bagiannya muncul di permukaan tanah, tingginya tak boleh melebihi tinggi manusia.
Karena itu, Darmawan menyebut instalasi sistem kelistrikan ini tak banyak dibangun. ”Di Amerika pun hanya ada beberapa instalasi seperti ini, misalnya di Gedung Putih (kantor dan kediaman Presiden AS),” ujarnya.
Sebelumnya, saat terjadi darurat pemadaman listrik, cadangan listrik hanya bisa mencakup ruangan Presiden. Setelah renovasi, pasokan listrik di Kompleks Istana Kepresidenan akan lebih terjaga dengan empat gardu induk di Ketapang, Mangga Besar, Budi Kemuliaan, dan Gambir Lama.
Selain itu, pengamanan jalur listrik juga berlapis. Ada genset dan UPS untuk mengantisipasi kedaruratan. Genset dan UPS ini untuk seluruh Kompleks Istana Kepresidenan, baik Istana Merdeka, Istana Negara, Kantor Presiden, Wisma Negara, Kantor Wapres, maupun Kantor Mensesneg.
Hal terpenting dari perbaikan sistem kelistrikan ini, menurut Heru, adalah penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Pemanfaatan listrik berbasis energi baru terbarukan dinilai sebagai upaya menjaga bumi yang lebih berkelanjutan. Perubahan iklim juga diharapkan bisa ikut diatasi dengan nol emisi dalam produksi listrik yang digunakan.
”Kami sudah mempersiapkan ini. Baik nanti (ketika) kita ke IKN, kita sudah ramah lingkungan, pemikirannya sudah beradaptasi,” ujar Heru.
Penambahan biaya Rp 35 per kWh listrik yang digunakan juga dinilai tak seberapa dibanding upaya menjaga bumi tetap lestari.
Penggunaan listrik berbasis energi baru terbarukan sudah diterapkan di semua istana kepresidenan di Indonesia, demikian pula di Istana Kepresidenan Jakarta. PT PLN pun menyerahkan sertifikat penggunaan listrik ramah lingkungan (REC) kepada para pengelola istana, Selasa (6/9/2022). Adapun proyek renovasi sistem kelistrikan yang dimulai Maret 2021 ini diharapkan rampung pada 2023.