Zulkifli Hasan Sudah Kantongi Nama Kandidat Pemimpin Nasional 2024
Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah, dan Erick Thohir muncul sebagai calon pemimpin nasional yang diusulkan para pengurus daerah Partai Amanat Nasional, selain Zulkifli Hasan
JAKARTA, KOMPAS - Kendati rapat kerja nasional baru digelar, Sabtu (27/8/2022) ini, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan disebut sudah mengantongi sejumlah nama calon pemimpin nasional. Selain memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi, para tokoh yang akan diusulkan menjadi bakal calon presiden ataupun bakal calon wakil presiden itu juga telah intens berkomunikasi dengan PAN selama satu tahun terakhir.
Rakernas PAN, Sabtu ini, digelar dengan agenda utama pembahasan usulan nama kandidat pemimpin nasional sekaligus rekomendasi terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Forum tertinggi kedua setelah kongres itu akan diikuti 10.000 kader, pengurus, serta para anggota legislatif pusat dan daerah PAN se-Indonesia.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ketua DPP PAN Bima Arya saat ditemui Kompas di sela Festival ”Birukan Langit Indonesia”, di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (26/8), mengungkapkan, pengurus wilayah di tingkat provinsi telah menjaring puluhan nama bakal calon pemimpin nasional yang diajukan pengurus daerah di tingkat kabupaten/kota. Menurut rencana, puluhan nama itu akan dibahas dan disaring dalam rakernas. Dalam forum itu pula, nama tokoh yang akan ditawarkan PAN sebagai bakal calon presiden (capres) ataupun bakal calon wakil presiden (cawapres) akan diumumkan kepada publik.
Meski begitu, Zulkifli Hasan selaku ketua umum disebut sudah mengantongi nama figur calon pemimpin nasional dari PAN. ”Besok (Sabtu) malam, akan diumumkan. Jadi, rakernas akan dibuka (Sabtu) besok pagi, lalu akan dilakukan pembahasan ke sana. Tetapi, saya kira ketum (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan) sudah mengantongi nama-nama itu,” ujar Bima.
Kendati tidak menyebut siapa saja nama yang dikantongi Zulkifli, Bima mengungkapkan soal komitmen PAN dalam memperjuangkan perspektif jender. Karena itu, di antara nama yang akan diumumkan, akan ada tokoh perempuan.
Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo menambahkan, para calon pemimpin nasional yang akan diumumkan Zulkifli tidak jauh dari nama-nama yang kerap dibicarakan publik. Sejumlah nama itu juga intens berkomunikasi dengan PAN.
Sejak tahun lalu, PAN memang mulai gencar menjalin komunikasi dengan para tokoh potensial capres. Mereka beberapa kali diundang dalam acara yang dihadiri para kader PAN. Mereka, antara lain, adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Tokoh tersebut diundang hadir dalam Workshop Nasional DPP PAN di Nusa Dua, Bali, awal Oktober 2021.
Para calon pemimpin nasional yang akan diumumkan Zulkifli tidak jauh dari nama-nama yang kerap dibicarakan publik. Sejumlah nama itu juga intens berkomunikasi dengan PAN.
Anies, Ridwan Kamil, dan Erick juga kembali hadir untuk mendengarkan pidato kebudayaan Zulkifli di Perpustakaan Nasional, Jakarta, awal Januari 2022. Bukan hanya itu, Zulkifli juga rajin menyambangi para tokoh potensial capres. Pada Mei 2021, misalnya, Zulkifli bertemu dengan Anies kemudian di bulan Agustus tahun yang sama, Ketua Umum PAN itu bersilaturahmi dengan Ridwan Kamil.
Pada 22 Juli 2022, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno kepada Kompas pernah mengungkapkan enam nama yang muncul dari hasil rakerda dan dianggap pantas untuk maju di Pilpres 2024. Selain Anies, Ridwan Kamil, Khofifah, dan Erick, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Zulkifli Hasan juga muncul dalam usulan pengurus daerah.
Dibahas bersama KIB
Sebelum menetapkan nama calon pemimpin nasional, PAN sudah lebih dulu membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Oleh karena itu, menurut Eddy, nama-nama yang diumumkan dalam rakernas tidak akan langsung disebut secara spesifik sebagai capres dan cawapres dari PAN. Sebab, PAN sudah punya komitmen untuk membahas capres-cawapres dari KIB bersama Golkar dan PPP. ”Karena itu, kami nanti akan sebutkan sebagai calon pemimpin Indonesia tahun 2024,” ucapnya.
Saat ditanya apakah tujuan pemunculan nama-nama ini untuk memberikan efek elektoral terhadap PAN, Eddy membantahnya. Sebab, menurut dia, elektoral partai akan berpengaruh ketika partainya sudah menetapkan siapa yang akan diusung. ”Jadi, itu tahap berikutnya. Besok, kan, kami hanya menyebutkan (nama-nama),” ujarnya.
Sebagian tokoh yang intens berkomunikasi dengan PAN memang termasuk 10 besar calon potensial capres dengan elektabilitas tinggi. Dalam survei Litbang Kompas pada Juni 2022, Ganjar berada di urutan kedua dengan elektabilitas 22 persen. Adapun Anies di uruta ketiga dengan elektabilitas 12,6 persen. Disusul oleh Ridwan Kamil (3,4 persen) dan Erick Thohir (1,5 persen).
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, keputusan PAN menetapkan banyak nama bakal capres menunjukkan masih ada kegamangan dalam menentukan sikap politik di Pilpres 2024. PAN masih berada di persimpangan jalan. Berbeda dengan Partai Nasdem yang lebih dulu mengadakan rakernas dan memutuskan tiga bakal capres, yakni Anies, Panglima TNI Jenderal (TNI) Andika Perkasa, dan Ganjar.
Banyaknya opsi dari PAN juga memperlihatkan bahwa arah dukungan KIB tidak menguat pada tokoh yang berasal dari internal ketiga partai anggota koalisi. ”Kalau sudah jelas akan mengusung kader internal, maka nama yang direkomendasikan salah satu partai anggotanya tidak akan sebanyak itu dan tidak didominasi dari sosok di luar ketiga parpol,” ujarnya.
Ia mengingatkan, jika dalam waktu tertentu PAN tidak mampu mengeluarkan sikap yang lebih jelas dengan mengerucutkan sejumlah nama bakal capres sedikit, maka hasil rakernas bisa hilang begitu saja. Tanpa kejelasan sikap, posisi tawar PAN di mata parpol lainnya juga tak akan meningkat.
“Dengan banyak nama bakal capres, posisi tawar PAN di hadapan parpol-parpol lain tidak akan sekuat parpol yang lebih tegas mengerucutkan bacapresnya menjadi tiga nama. Meski demikian, ini merupakan langkah PAN untuk mulai menjadi parpol yang dilirik oleh capres alternatif,” tuturnya.
Sementara itu selain PAN, komunikasi politik juga gencar dilakukan parpol dan elite lainnya. Presiden Joko Widodo, misalnya, beberapa kali hadir dalam acara yang digelar para sukarelawan pendukungnya di Pemilu 2019. Setelah hari Minggu lalu menemui ribuan sukarelawan Sapu Lidi di Surabaya, Jumat kemarin, Jokowi hadir dalam acara yang digelar Bravo 5, kelompok sukarelawan yang beranggotakan purnawirawan TNI, di Ancol. Pada hari yang sama Jokowi juga bertemu dengan Plat K, sukarelawan dari Jepara, Rembang, Blora di Istana Kepresidenan Jakarta.