Beri Kuliah Umum di Malaysia, Yudhoyono: Dunia Bisa Lebih Baik
”Sebagai mantan kepala negara dan kepala pemerintahan, saya selalu percaya, dunia yang lebih baik itu mungkin,” kata Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden ke-6, RI Susilo Bambang Yudhoyono, meyakini ada kemungkinan dunia akan menjadi lebih baik jika negara-negara di dunia mampu mengatasi tantangan resesi geopolitik dan ekonomi serta perubahan iklim. Oleh sebab itu, negara-negara di dunia harus bekerja sama dan mengembangkan kepercayaan strategis antarnegara.
Hal itu disampaikan Yudhoyono saat menjadi pembicara kunci di acara Syarahan Canselor Tuanku Muhriz ke-5 di Universitas Kebangsaan Malaysia, Selasa (16/8/2022). Yudhoyono menyampaikan kuliah umum bertajuk ”A Better World is Possible”.
Yudhoyono berada di Malaysia sejak 14 Agustus untuk menghadiri sejumlah kegiatan hingga 18 Agustus nanti. Hal itulah yang membuat Yudhoyono absen, tidak menghadiri sidang bersama DPR dan DPR serta sidang tahunan MPR dengan agenda utama mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo, Selasa pagi tadi.
Kuliah umum itu turut dihadiri, di antaranya, Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono, mantan menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Djoko Suyanto, Hatta Rajasa, Purnomo Yusgiantoro, Dino Patti Djalal, Andi Mallarangeng, serta mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Kebangsaan Malaysia.
Dalam pidatonya, Yudhoyono menyoroti tiga isu kritis yang menjadi tantangan masyarakat internasional hari ini. Ketiga isu tersebut ialah resesi geopolitik, resesi ekonomi, dan perubahan iklim. Tantangan tersebut harus dijawab oleh semua negara untuk menjadikan dunia yang lebih baik.
”Sebagai mantan kepala negara dan kepala pemerintahan, saya selalu percaya, dunia yang lebih baik itu mungkin. Dunia yang lebih baik adalah mungkin jika semua tantangan itu dapat diatasi dengan tatanan dunia yang efektif, sehat, dan adil,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.
Untuk mempromosikan kerja sama geopolitik, kita perlu menutup defisit kepercayaan yang semakin melebar dan mengembangkan kepercayaan strategis antarnegara.
Oleh sebab itu, Yudhoyono mengajak negara-negara di dunia untuk membangun kerja sama. Negara-negara yang menjadi kekuatan besar, menengah, dan kecil sepatutnya saling berinteraksi atas dasar kesamaan, bukan perbedaan. ”Dengan pola pikir berwawasan ke depan dan meninggalkan permainan zero-sum demi pendekatan menang,” ujarnya.
Tak hanya itu, untuk mempromosikan kerja sama geopolitik, Yudhoyono mendorong agar semua negara mengurangi defisit kepercayaan yang semakin melebar. Hal yang juga penting adalah mengembangkan kepercayaan strategis antarnegara.
Sementara selain memberikan kuliah umum, dalam kunjungan ke Malaysia, juga akan menghadiri santap malam dengan tuan rumah, yakni Raja Negeri Sembilan Tuanku Muhriz ibni Munawir, yang juga merupakan Canselor Universitas Kebangsaan Malaysia. Yudhoyono juga akan mengikuti Upacara Peringatan ke-77 Kemerdekaan RI di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengungkapkan, sebelum memberikan kuliah umum, Yudhoyono beramah tamah dengan para akademisi, dilanjutkan dengan menanam pohon di halaman depan Kampus Universitas Kebangsaan Malaysia. Yudhoyono juga akan menyaksikan pertandingan persahabatan bola voli antara klub Lavani melawan tim dari Malaysia yang akan dilaksanakan pada Rabu sore di Shah Alam, Selangor.