Presiden Jokowi: Mampu Hadapi Krisis Global, Indonesia Punya Empat Kekuatan
Indonesia memiliki empat kekuatan dalam membangun negeri. Di tengah tantangan berat, negeri ini pun mampu menghadapi krisis global.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah tantangan berat, Indonesia menjadi negara yang mampu menghadapi krisis global. Presiden Joko Widodo menyebut ada empat kekuatan yang dimiliki Indonesia dalam membangun negeri. Kekuatan dimaksud adalah sinergi, sumber daya alam yang melimpah, bonus demografi, dan kepercayaan internasional yang meningkat tajam.
”Tantangan yang kita hadapi sangat berat. Semua negara, di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit,” kata Presiden Joko Widodo saat berpidato pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI dan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Dewan Perwakilan Daerah RI, di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Pidato dalam rangka HUT ke-77 Proklamasi Kemerdekaan RI, besok Rabu.
Pada kondisi seperti itu, Presiden menuturkan, tiba-tiba meletus perang di Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. Sebanyak 107 negara terdampak krisis dan sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan akut serta kelaparan.
Ujian ini tidak mudah bagi dunia dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus dihadapi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan. ”Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan,” ujar Presiden.
Kepala Negara menuturkan bahwa inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen atau jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. Inflasi Indonesia juga jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen.
”Bahkan, sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, elpiji, dan listrik sebesar Rp 502 triliun di tahun 2022 ini agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.
Presiden juga mengatakan, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada triwulan II-2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut dan di semester I-2022 surplusnya sekitar Rp 364 triliun.
”Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun, di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” katanya.
Lebih jauh, Presiden Jokowi menuturkan, dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, bangsa Indonesia telah menunjukkan diri sebagai bangsa yang tangguh. Masyarakat dusun dan kampung saling melindungi dan saling berbagi. Ulama, tokoh agama, dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat. Organisasi sosial keagamaan bergerak cepat membantu masyarakat.
Tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan jajaran birokrasi saling bersinergi. Lembaga-lembaga negara juga mendukung pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ini. ”Kalau kita mampu mengelola pandemi dengan baik, berarti kita juga pasti mampu mengelola agenda-agenda besar lainnya dengan baik. Inilah kekuatan pertama kita untuk membangun Indonesia,” kata Presiden.
Menurut Presiden Jokowi kekuatan kedua Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia dinilai pasti menjadi kekuatan besar Indonesia apabila dikelola secara bijak dan berkelanjutan.
Syaratnya satu, harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional. Hal ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Kekuatan ketiga Indonesia adalah bonus demografi. Jumlah penduduk yang sangat besar dan didominasi oleh anak-anak muda usia produktif serta daya beli masyarakat yang terus meningkat akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional dalam menghadapi kompetisi global.
Kekuatan keempat adalah kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian. Indonesia diterima negara-negara besar walaupun geopolitik sedang panas. Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global.
Tahun 2022 ini, Indonesia menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Dan, tahun depan, Indonesia menjadi Ketua ASEAN. ”Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerja sama internasional,” kata Presiden Jokowi.
Kepercayaan
Menurut Kepala Negara, kepercayaan besar dari masyarakat internasional tersebut juga dapat dirasakan di dalam negeri. Indonesia terus menjalankan reformasi struktural untuk daya saing dan iklim berusaha serta memperbaiki ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM.
Hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri terus tumbuh pesat. Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam, dengan 52 persen di antaranya berada di luar Jawa. ”Artinya, ekonomi kita bukan hanya tumbuh pesat, melainkan juga tumbuh merata, menuju pembangunan yang Indonesia-sentris. Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, dengan kekuatan dan peluang besar tersebut, kita mempunyai kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan,” kata Presiden Jokowi.
Sehari sebelumnya, dalam wawancara khusus dengan Kompas di Veranda, Istana Merdeka, Jakarta, terkait kepercayaan yang diberikan dunia internasional, Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia harus berperan dan berkontribusi lebih jauh lagi. ”Sekarang posisi dan peran Indonesia semakin diperhitungkan. Saya kira ini kesempatan kita untuk berkontribusi terhadap dunia,” tuturnya.
Dampak Positif Keketuaan G20 Dinanti
Menurut Presiden, dengan kepercayaan dan kontribusi yang diberikan, posisi dan peran Indonesia semakin diperhitungkan. ”Saya kira ini kesempatan kita untuk berkontribusi terhadap dunia,” ucapnya.
Perbedaan perlakuan, tambah Presiden, sangat dirasakan dibandingkan dengan 7 tahun atau 5 tahun yang lalu terhadap Indonesia. ”Kita ini memang bebas aktif. Non aligned. Kita ini Nonblok. Di semua negara diterima. Kita mau ke manapun juga dihargai. Saya kira, kita ingin merangkul semuanya untuk sebuah dunia yang damai, dunia yang semakin baik, dan kita berharap nanti di G20 pun semua yang kita undang bisa hadir. Ini momentum untuk kebangkitan ekonomi dunia kalau mereka bisa hadir semuanya dan bisa bicara semua secara baik-baik. Saya sampaikan pentingnya ruang dialog bagi negara-negara yang berseteru,” katanya lagi.