Megawati: Ratu Kalinyamat Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Ratu Kalinyamat merupakan satu-satunya raja wanita pada abad ke-16 yang berani dan berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri memberikan dukungan agar Ratu Kalinyamat bisa mendapatkan gelar pahlawan nasional. Ratu Kalinyamat dinilai sebagai sosok perempuan pemberani dalam melawan Portugis.
Ratu Kalinyamat merupakan salah satu putri dari Raja Demak, Trenggana. Ia seorang ratu dari Kerajaan Kalinyamat di Jepara, Jawa Tengah, dan satu-satunya raja wanita pada abad ke-16 yang berani dan berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat. Ia mampu membangun pakta pertahanan dengan Cirebon, Banten, Palembang, Aceh, Malaka, dan Tidore untuk menyerang Portugis.
”Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan. Ini kembali bukan karena saya subyektif sama perempuan. Enggak loh saya kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang,” ujar Megawati saat berbicara dalam acara ”Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara” yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Ia mengungkapkan, Portugis telah mencatat Ratu Kalinyamat sebagai Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani. Megawati mengutip kisah Ratu Kalinyamat yang terbukti bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkannya untuk menyerang Portugis pada 1551. Ratu Kalinyamat juga membantu Sultan Johor di Malaka, Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada 1574 ketika membantu Sultan Aceh dalam menghadapi Portugis.
Megawati juga menyinggung sosok laksamana perempuan pemberani dari Aceh, Laksamana Malahayati yang mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu. Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di pantai utara Jawa.
”Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati, dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh maritim, dan banyak di antaranya tokoh perempuan,” kata Megawati.
Oleh karena itu, Megawati berharap, kaum perempuan modern Indonesia berani memperjuangkan haknya dan bisa menjadi pemimpin. Ia menegaskan, hak perempuan sama dengan laki-laki.
Sempat ditolak
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengungkapkan, pada 2007 sampai 2009 sudah ada pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional atas dorongan dan keinginan masyarakat, khususnya dari Jepara. Namun, pengajuan tersebut ditolak karena dianggap tokoh fiktif atau dongeng.
”Padahal, kalau dia tokoh fiktif, Menteri (Pendidikan dan) Kebudayaan RI Daoed Joesoef memugar makamnya dan Presiden pertama RI Soekarno datang dan berziarah. Apakah mungkin seorang tokoh fiktif?” jelas Moerdijat.
Ia mengatakan, untuk bisa membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat bukan fiktif, maka harus dilakukan serangkaian studi akademis. Sejumlah komponen, seperti masyarakat, pemerintah, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya, dari Jepara sudah melakukannya. Bahkan, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara sudah menyiapkan kajian akademis.
Moerdijat menjelaskan, kajian tersebut sudah disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan sudah diajukan ke pemerintah pusat secara resmi. ”Untuk dapat menjadi pertimbangan diperlukan dukungan dari tokoh masyarakat, dari institusi resmi. Oleh karena itulah, kehadiran Ibu Mega merupakan bagian dari endorsement,” ujarnya.
Selain Megawati, kata Moerdijat, dukungan dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sangat diperlukan. Sebab, harus ada institusi resmi yang dapat menunjukkan bahwa Ratu Kalinyamat layak diberikan gelar pahlawan. Menurut Moerdijat, kekuatan maritim Ratu Kalinyamat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan masyarakat.
Yudo menanggapi, Ratu Kalinyamat merupakan pejuang laut dan sangat menginspirasi. Menurut Yudo, Ratu Kalinyamat adalah sosok pemberani yang mempunyai kekuatan maritim, mampu mempertahankan maritim, mampu berdiplomasi, dan menegakkan hukum. Ia mendukung usulan Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan laut.
Hadir juga dalam acara ini di antaranya pakar militer Connie Rahakundini Bakrie, budayawan Sudjiwo Tejo, dan beberapa akademisi.