Promosikan Islam Moderat, Wapres Amin Akan Hadiri Forum Perdamaian Dunia di Abu Dhabi
Indonesia dan Uni Emirat Arab memiliki kesamaan visi terhadap perdamaian dan juga toleransi di dalam keberagaman. Dunia Islam penting memperluas kerja sama dalam mempromosikan Islam ”wasathiyah” ke seluruh dunia.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin diundang untuk hadir dalam acara Abu Dhabi Forum for Peace yang akan digelar pada Desember 2022, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Forum tersebut akan diikuti sekitar 500 undangan dan 40 organisasi internasional untuk bersama-sama membahas langkah-langkah serius dalam upaya mencapai perdamaian dunia, termasuk isu yang berkaitan dengan keumatan dan sosial keislaman.
”Kunjungan kami merupakan arahan dari Pemimpin Uni Emirat Arab untuk bertemu dengan Bapak Wakil Presiden dalam rangka menindaklanjuti kunjungan Bapak Presiden ke Abu Dhabi, dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara, terutama dalam hal peningkatan pendidikan dan persamaan pandangan dalam dunia internasional dan keagamaan,” ujar Sekretaris Jenderal Forum Promosi Perdamaian Abu Dhabi Al-Mahfouz bin Bayyah di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2022).
Hadir pula dalam pertemuan tersebut, Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid AlDhaheri, Direktur Pelaksana Khalifah Adh-Dhahiri, Sekretaris Aisyah Al-Ka’bi, Kerja Sama Internasional Rasyid Al-Minhali, Media dan Informasi Amany Muhammad, dan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis.
Kunjungan kami merupakan arahan dari Pemimpin Uni Emirat Arab untuk bertemu dengan Bapak Wakil Presiden dalam rangka menindaklanjuti kunjungan Bapak Presiden ke Abu Dhabi, dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara, terutama dalam hal peningkatan pendidikan dan persamaan pandangan dalam dunia internasional dan keagamaan.
Menanggapi undangan dari Uni Emirat Arab tersebut, Wapres Amin merasa terhormat dan bersedia untuk menghadiri forum promosi perdamaian dunia di Abu Dhabi. Menurut dia, Indonesia dan Abu Dhabi memiliki kesamaan visi terhadap perdamaian dan juga toleransi di dalam keberagaman.
”Saya menyampaikan terima kasih, jazakillah, atas kunjungan Yang Mulia Syeikh Mahfouz Al-Bayyah. Semoga pertemuan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi umat Islam di berbagai belahan dunia, terutama dalam mempromosikan Islam moderat,” ujar Wapres Amin.
Saya menyampaikan terima kasih, jazakillah, atas kunjungan Yang Mulia Syeikh Mahfouz Al-Bayyah. Semoga pertemuan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi umat Islam di berbagai belahan dunia, terutama dalam mempromosikan Islam moderat.
Wapres menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia juga memiliki inisiatif serupa dalam bentuk International Conference of Islamic Scholars (ICIS) untuk menyebarkan Islam Indonesia yang moderat bersama-sama ulama dunia. ”Dan, Indonesia juga telah mendirikan Indonesian International Islamic University (IIIU), antara lain, juga dalam rangka mempromosikan Islam moderat,” imbuhnya.
Citra Islam
Selain itu, Wapres Amin juga membagikan pengalaman Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang rukun dan harmonis melalui empat bingkai. Pertama adalah bingkai politik, yaitu melalui penguatan wawasan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kesepakatan nasional (al-mitsaq al-wathani) yang terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan kemudian juga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Bingkai kedua adalah bingkai sosiokultural melalui pengembangan kearifan lokal yang mendukung budaya damai, toleransi, dan harmoni di seluruh wilayah Indonesia. Yang ketiga adalah bingkai yuridis, melalui penguatan regulasi kehidupan beragama, penegakan hukum, dan juga mediasi melalui Forum Kerukunan Umat Beragama. Bingkai keempat berupa bingkai teologi kerukunan untuk saling menghargai di antara umat beragama dan bukan teologi konflik.
rahmatan lil ‘alamin
”
”
Di Indonesia, majelis-majelis ulama bersama pemerintah membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama guna menjaga kerukunan antarumat beragama dan mencegah terjadinya konflik serta menyelesaikan perselisihan-perselisihan.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres Amin menekankan pentingnya dunia Islam memperluas kerja sama dalam mempromosikan Islam wasathiyah. Hal ini dilakukan, antara lain, dengan mendorong dialog inklusif sebagai solusi atas berbagai konflik yang terjadi, menangkal segala pemikiran radikal dan ekstrem yang merusak citra Islam, serta mencetak calon-calon ulama yang akan menyebarkan paham Islam wasathiyah ke seluruh dunia.
”Dunia Islam perlu meningkatkan dan memperluas kerja sama di dalam mempromosikan nilai-nilai dan pemahaman Islam yang benar dan moderat,” katanya.
Secara terpisah, ketika menghadiri acara Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (2/7/2022), Wapres Amin meminta umat Islam untuk bersatu padu berpartisipasi dalam upaya mengatasi perubahan iklim. ”Bahaya apa saja kita harus siap, termasuk menurut hemat saya adalah bahaya kerusakan lingkungan yang sekarang ini sudah menjadi bahaya global, bukan lagi diduga, bahkan sudah terjadi, kita memang selama ini abai,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin juga menyatakan dukungan terhadap tujuh risalah yang dihasilkan Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang diadakan pada 28-29 Juli 2022 di Masjid Istiqlal. Salah satu risalah menyebut bahwa pemuka agama Islam dan tokoh Muslim harus mengambil peran terdepan dalam upaya pendalaman substansi kajian keislaman, komunikasi dan edukasi kepada umat. Tujuannya adalah untuk menegaskan irisan antara krisis iklim dengan iman dan keagamaan secara konsisten.
Wapres Amin juga mengimbau para tokoh ulama serta umat Islam agar berperan aktif untuk dapat menyampaikan isu-isu terkait kerusakan lingkungan. ”Saya mendukung risalah tadi dan memang harus ada aksi konkret, tidak hanya seminar, diskusi, tapi bagaimana aksi nyata kita lakukan di samping juga kita jangan sampai apa yang kita miliki jadi rusak,” ucap Wapres Amin.
Menurut Wapres Amin, fenomena perubahan iklim tidak terlepas dari ulah manusia yang lalai dalam berinteraksi dengan alam. Kerusakan lingkungan telah menjadi penyebab semakin bertambahnya kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Data BNPB Tahun 2021 menunjukkan bahwa 99,5 persen kejadian bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi.
Fenomena perubahan iklim tidak terlepas dari ulah manusia yang lalai dalam berinteraksi dengan alam. Kerusakan lingkungan telah menjadi penyebab semakin bertambahnya kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan."
Pemerintah Indonesia sudah berkomitmen bersama negara-negara lain dalam upaya pengurangan emisi karbon melalui Road Map Nationally Determined Contribution tahun 2019 dan strategi jangka panjang pembangunan rendah karbon berketahanan iklim tahun 2050. Selain itu, Indonesia sebagai Ketua G20 Tahun 2022 telah mengangkat isu perubahan iklim dengan penekanan pada skala resiliensi iklim, usaha penurunan emisi karbon, dan teknologi hijau.
Dalam sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menegaskan bahwa tidak mungkin umat Islam bisa menghijaukan lingkungan jika tidak bisa menghijaukan pikiran dan hati lebih dulu. ”Ini sangat penting. Tidak mungkin kita bisa menghijaukan lingkungan kalau pikiran dan hati orang tidak hijau. Fungsi masjid itu bagaimana menghijaukan pikiran dan hati serta lingkungan,” ucapnya.
Dia menuturkan, Masjid Istiqlal baru saja meraih penghargaan internasional dari Bank Dunia sebagai sebagai masjid paling bersih dan hijau di dunia. Istiqlal juga menjadi masjid yang pertama kali mengembangkan konsep penghematan energi. Menurut Nasaruddin, Istiqlal bisa menghemat 38 persen daya listriknya dengan pemasangan panel surya di atap masjid.