Fatayat NU Diminta Mendukung Presidensi G20
Kongres XVI Fatayat NU diselenggarakan 14-17 Juli 2022. Dalam pembukaan kongres, bukan hanya Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang memberikan sambutan secara daring, tetapi juga hadir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
JAKARTA, KOMPAS — Fatayat Nahdlatul Ulama diharap mendorong semua perempuan memanfaatkan kesempatan dalam mengenyam pendidikan dan berkarya yang setara di Indonesia. Dengan mendorong perempuan semakin berdaya, Fatayat NU sekaligus bisa ambil bagian menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan, kesempatan yang sama untuk lelaki dan perempuan tersedia di Indonesia. Namun, kesempatan yang terbuka itu belum sepenuhnya dimanfaatkan para muslimat (perempuan Muslim) Indonesia, terutama yang tinggal di perdesaan dan daerah terpencil.
Oleh sebab itu, masih dibutuhkan kerja lebih keras untuk terus memajukan perempuan-perempuan Indonesia. ”Langkah-langkah strategis dari Fatayat NU sangat diharapkan,” tutur Wapres Amin dalam sambutannya yang ditayangkan pada pembukaan Kongres XVI Fatayat NU, Jumat (15/7/2022).
Upaya untuk terus memperkuat pemberdayaan perempuan, lanjut Wapres Amin, adalah salah satu agenda Presidensi G20 Indonesia tahun ini melalui Women-Twenty (20). Adapun empat isu prioritas dalam W20 adalah diskriminasi dan kesetaraan perempuan, inklusi ekonomi untuk pemberdayaan perempuan, peningkatan perempuan perdesaan dan penyandang disabilitas, serta peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
”Saya mendorong Fatayat NU untuk turut ambil bagian dalam menyukseskan agenda Presidensi G20 Indonesia yang terkait dengan isu-isu pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Baca juga: Perempuan NU
Anggota Fatayat NU juga diharap terus memanfaatkan segala peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing. Sebab, tantangan kemajuan zaman yang terus berubah.
Saya mendorong Fatayat NU untuk turut ambil bagian dalam menyukseskan agenda Presidensi G20 Indonesia yang terkait dengan isu-isu pemberdayaan perempuan.
Di awal sambutannya, Wapres Amin juga menyampaikan apresiasi atas kiprah para kader wanita muda yang tergabung dalam Fatayat NU. ”Sejak tahun 1950-an, berbagai karya sosial telah dilaksanakan dengan penuh keikhlasan sebagai bentuk pengabdian pada organisasi, masyarakat, dan negara,” tuturnya.
Prabowo grogi
Kongres XVI Fatayat NU dilangsungkan 14-17 Juli 2022 di Jakabaring Sport City, Palembang. Hadir pula dalam pembukaan Kongres XVI ini, antara lain, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU Anggia Ermarini menyebutkan, kongres sebagai wadah permusyawaratan tertinggi di organisasi Fatayat kali ini dihadiri 520 pimpinan cabang dan 34 provinsi yang sudah hadir sejak dua hari sebelumnya. Kongres ini pun sudah diundur dua tahun akibat pandemi Covid-19. Kini, kendati kongres dilangsungkan secara luring, pembatasan peserta kongres tetap dilakukan.
Acara pembukaan Kongres XVI Fatayat ini juga khusus dihadiri Prabowo Subianto. Prabowo bahkan menyebutkan di acara ini, dia hadir bersama beberapa jenderal purnawirawan.
”Saya agak grogi menghadapi begitu banyak perempuan di sini karena kita tahu yang menguasai negeri ini siapa? Yang berkuasa itu emak-emak. Saya dulu prajurit, tentara. Di tentara kalau pangkat kita kapten, istri itu mayor (pangkat yang lebih tinggi). Kalau kita jenderal bintang dua, istri jenderal bintang tiga. Karena saya grogi, saya mengundang jenderal-jenderal untuk mengawal saya di sini,” tuturnya berseloroh sebelum mengenalkan para jenderal tersebut.
Saya agak grogi menghadapi begitu banyak perempuan di sini karena kita tahu yang menguasai negeri ini siapa? Yang berkuasa itu emak-emak. Saya dulu prajurit, tentara. Di tentara kalau pangkat kita kapten, istri itu mayor (pangkat yang lebih tinggi). Kalau kita jenderal bintang dua, istri jenderal bintang tiga. Karena saya grogi, saya mengundang jenderal-jenderal untuk mengawal saya di sini.
Mereka yang hadir, antara lain, Marsekal (Purn) Imam Sufaat, mantan KSAU; mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddin; mantan Kasum TNI dan Wakil KSAL Laksamana Madya (Purn) Didit Herdiawan Ashaf; mantan Panglima Kodam Jaya Letjen (Purn) Agus Sutomo; dan mantan Panglima Kodam Sriwijaya dan mantan Komandan Kodiklat TNI AD Letjen (Purn) Anto Mukti Putranto.
Saat memberikan sambutan, Ketua Tanfidiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan Amiruddin Nahrawi juga menyebut Prabowo Subianto. Dia mendoakan Prabowo menjadi presiden RI, sedangkan Muhaimin Iskandar sebagai wakil presiden RI. Bahkan, Amiruddin sempat berseloroh, ”Kalau bapak jadi presiden saya jadi apa?”
Dalam acara ini, Prabowo juga meresmikan pembukaan dengan meluncurkan logo kongres bersama Anggia, Amiruddin, dan Herman Deru.
Baca juga: Lindungi Perempuan dan Anak, Fatayat NU Buka Layanan Pengaduan Kekerasan
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan, semua warga negara wajib membela negara sesuai dengan UUD 1945. Kaum perempuan pun berkewajiban dan bertanggung jawab atas keselamatan bangsa Indonesia. Apalagi, perempuan adalah yang akan melahirkan generasi penerus, membesarkan, serta mendidik mereka. Karena itu, perempuan tidak boleh lemah.
Prabowo juga memuji keluarga besar Fatayat NU dan keluarga besar NU secara umum dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian di Indonesia. NU adalah pilar stabilitas di RI.
”Keluarga besar NU berkali-kali, di saat kritis negara, selalu menjadi faktor penenang, faktor yang menjamin kerukunan bangsa Indonesia,” tutur Prabowo yang mengaku selalu dekat dengan ulama.
Kedekatan prajurit dengan ulama, menurut Prabowo, bisa dipastikan. Setiap akan dikirim bertugas ke daerah perang, kiai adalah yang pertama dicari untuk mendapatkan doa dan restu.
”Ini mempertebal keyakinan kita dan siap menghadapi maut,” ujarnya.
Prabowo pun kembali menyampaikan hormat atas komitmen NU dan Fatayat dalam menyatakan berasas Pancasila sembari memberikan selamat atas kongres yang dilakukan.