Jaring Tiga Nama Bakal Capres, Nasdem Cari Sosok Pemersatu
Rakernas Partai Nasdem akan menjaring aspirasi kader partai untuk mengusulkan nama bakal calon presiden. Nama bakal calon bisa dari kalangan mana pun, termasuk calon nonpartai.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem Surya Paloh meminta kader Partai Nasdem untuk mengusulkan nama pasangan bakal calon presiden secara bebas dan tanpa tekanan dalam Rakernas Partai Nasdem. Tiga nama yang nantinya diusulkan oleh Rakernas diharapkan mampu mengatasi masalah keterbelahan masyarakat.
”Saya berharap seluruh aspirasi yang ada pada diri saudara dalam keinginan untuk memilih calon-calon nasional negeri ini untuk tahapan Pemilu 2024. Lakukanlah tanpa tekanan dari mana pun juga. Itu adalah hak saudara dan itu adalah milik saudara dan itu adalah kedaulatan kita di institusi partai ini. Saya yakin dan percaya kita masih memiliki calon-calon pemimpin negara ini yang terbaik dari yang terbaik," kata Surya Paloh dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem yang digelar di Jakarta Convention Center, Rabu (15/6/2022) malam.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Rakernas Partai Nasdem tersebut mengambil tema ”Restorasi Meneguhkan Politik Kebangsaan”. Hadir tokoh dan pengurus Partai Nasdem, seperti Siswono Yudo Husodo, Siti Nurbaya Bakar, Johhny G Plate, serta pengurus dan kader Partai Nasdem dari 34 provinsi. Ribuan orang memenuhi gedung JCC yang menjadi lokasi rakernas, mulai dari dewan pimpinan wilayah (DPW), dewan pimpinan ranting, sampai badan dan sayap Partai Nasdem.
Dalam pidato pembukaan rakernas, Surya berharap agar berbagai nama yang muncul kemudian mengerucut menjadi tiga nama yang paling banyak diusulkan atau yang menjadi aspirasi. Nama yang muncul tersebut akan menjadi rekomendasi dari rakernas yang kemudian diusulkan kepada Ketua Umum Partai Nasdem untuk dipilih.
Surya menggarisbawahi bahwa di tengah perubahan dunia dibutuhkan pemimpin yang mampu menjaga stabilitas politik dan mempunyai kemampuan untuk bangkit pascapandemi Covid-19. Selain itu, dibutuhkan pula kepemimpinan nasional yang mampu menjaga eksistensi bangsa di kancah global.
Di sisi lain, Pemilu 2024 dinilai menjadi momentum perubahan agar perpecahan masyarakat yang terjadi akibat dua pemilu sebelumnya tidak terulang kembali. Oleh karena itu, Pemilu 2024 diharapkan menjadi ajang mewariskan persatuan dan kesatuan, serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan politik semata.
”Kita tidak ingin negara ini berubah haluan, seperti negara khilafah atau negara fasis, atau terjebak masalah Jawa non-Jawa, pribumi nonpribumi. Tidak ada itu karena kita tetap konsisten dengan restorasi, dengan pemikiran-pemikiran kita untuk gerakan perubahan yang ingin melihat Indonesia raya,” tutur Surya.
Di sela-sela acara pembukaan Rakernas Partai Nasdem, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi mengatakan, Rakernas Partai Nasdem adalah peristiwa internal partai. Karena itu, semua yang dibahas adalah adalah hal-hal yang menjadi masalah internal partai.
Di sisi lain, karena Pemilu 2024 semakin dekat dan dianggap penting dalam konteks kebangsaan, maka rakernas juga diarahkan agar pembelahan masyarakat yang terjadi sebelumnya dapat pulih kembali. Untuk itu, bakal calon presiden yang akan dijaring diharapkan dapat mempersatukan elemen masyarakat yang terbelah.
Menurut Taufiqulhadi, di dalam politik calon-calon nonpartai bukan tidak mungkin didukung Partai Nasdem. Hal itu tergantung kenyamanan kedua belah pihak.
Demikian pula terkait rencana koalisi, hal itu masih belum menjadi prioritas. Sebab, yang menjadi fokus dari rakernas ini adalah menjaring setidaknya lima nama bakal calon presiden untuk kemudian dikerucutkan lagi menjadi tiga nama.
”Tiga nama tadi akan dipikirkan oleh Ketum pada bulan Desember untuk dikerucutkan lagi menjadi 1 orang. Setelah itu, akan dipikirkan koalisinya. Jadi, kami tidak beranjak ke koalisi terlebih dahulu,” tutur Taufiqulhadi.