Guntur: Penggunaan Nama Bung Karno sebagai Materi Kampanye Harus demi Persatuan Bangsa
Guntur menyebut peringatan hari lahir Presiden Soekarno menjadi momentum untuk memperingati pikiran dan ideologi yang diajarkan Bung Karno. Pikiran dan ajaran Bung Karno sangat penting untuk mengatasi masalah bangsa.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari lahir ke-121 mendiang Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno diperingati secara sederhana di kediaman putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra. Guntur menegaskan bahwa tak masalah jika nama Bung Karno dipakai untuk kampanye politik jelang Pemilu 2024. Namun, penggunaan nama tersebut harus dipakai demi persatuan dan kesatuan bangsa.
”Saya kira itu, konsekuensi logis dari pada Bung karno sebagai pemimpin bangsa Indonesia. Sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia, kalau namanya dengan tanda kutip dicatut,” ujar Guntur ketika menjawab pertanyaan Kompas seusai peringatan hari lahir Bung Karno di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/6/2022).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Peringatan hari lahir Bung Karno pada 6 Juni, yang bersamaan dengan ulang tahun PT Dela Rohita dengan Guntur sebagai komisaris utama ini, dirayakan dengan memotong tumpeng dan meniup lilin kue ulang tahun. Acara ulang tahun dihadiri oleh keluarga dekat Guntur, termasuk putrinya, Puti Guntur Soekarno yang menjabat sebagai anggota DPR periode 2019-2024.
”Bagi saya sebagai putra sulungnya, penggunaan nama Bung Karno sejauh itu memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, terutama kekuatan patriotiknya yang sekarang nyata ada di berbagai kelompok masyarakat. Itu enggak jadi masalah, silakan saja gunakan nama Bung Karno,” kata Guntur.
Puti menambahkan bahwa nama Bung Karno hingga kini memang masih selalu dipakai, terutama di kancah politik. ”Namanya tetap ada dan harum karena saya rasa rakyat Indonesia mengenal Bung Karno tidak hanya sosok, tapi tahu ide dan gagasan dan karena ide dan gagasan itu tak akan pernah habis sampai kapan pun. Itu yang membuat nama Bung Karno sampai dengan hari ini masih dicintai rakyat,” ujar Puti.
Menurut Puti, generasi muda juga masih mengenal Presiden Seokarno. Hal ini terutama karena Bung Karno terbukti sebagai bapak ideologi. ”Kita boleh punya banyak pemimpin besar, bisa punya presiden-presiden, bahkan pemimpin bangsa. Kita harus bangga dari sekian banyak pemimpin bangsa, hanya segelintir yang bisa dikatakan sebagai bapak ideologi. Bung Karno sebagai penggali Pancasila dan bapak ideologi Indonesia juga seorang ideolog yang diakui dunia,” tambahnya.
Kekuatan patriotik
Ketika memberikan pidato sambutan hari lahir Bung Karno, Guntur juga menyebut bahwa peringatan hari lahir Presiden Soekarno menjadi momentum untuk memperingati pikiran-pikiran dan ideologi-ideologi yang diajarkan Bung Karno. Pikiran dan ajaran Bung Karno sangat penting untuk dapat mengatasi semua masalah yang berkembang di Tanah Air atau berkembang di dunia internasional.
Guntur mencontohkan seperti masalah perang Rusia-Ukraina. Menurut dia, Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak usah pusing. ”Jalankan saja politik bebas aktifnya Bung Karno, urusannya selesai. Demikian juga yang sekarang viral minyak goreng. Berita sepele digoreng berita serius juga digoreng sehingga betul-betul minyak goreng hilang,” tambahnya.
Di balik krisis minyak goreng yang sempat mengemuka, Guntur menilai bahwa ada skenario politik besar. Masalah minyak goreng dinilai hanya sebagai alasan saja. Hal ini dengan tujuan untuk membuat situasi politik mendekati Pemilu 2024 menjadi memanas.
”Dan didorong oleh kekuatan-kekuatan yang tidak senang kepada politik dari Presiden Jokowi. Situasi didorong untuk bisa mencapai seperti prolog 1998 di mana lengsernya (Presiden) Soeharto, sasaran utamanya adalah lengsernya Jokowi. Itu jelas dan gampang kita analisis,” ucap Guntur.
Masalah-masalah bangsa tersebut, menurut dia, hanya bisa diatasi dengan jalan melaksanakan pemikiran Bung karno. Semua kekuatan-kekuatan patriotik harus dipersatukan ke dalam satu barisan yang tahan uji untuk melawan usaha-usaha yang tidak benar.
”Intinya adalah sekarang ini, kekuatan-kekuatan patriotik harus bersatu untuk tetap mempertahankan eksistensi dari pemerintahan yang ada, sampai 2024,” tambahnya.
Masyarakat kembali diajak untuk mengenang pikiran, ajaran, dan ideologi Bung Karno yang kemudian mengerucut menjadi Pancasila dan UUD 1945. ”Nah, ini insya Allah harus langgeng sepanjang masa,” ucapnya.
Guruh menyebut bahwa sejak amendemen UUD 1945 hingga era reformasi, telah terjadi distorsi di bidang ideologi dengan masuknya ideologi transnasional. Ideologi ini terutama berupa ideologi liberal kapitalistik dan ideologi berbasis agama yang ortodoks yang sering kali disebut sebagai ideologi khilafah. Ideologi transnasional ini jelas bertentangan degan Pancasila dan UUD 1945.
“Tugas dari kita yang menganggap dirinya patriorik, terserah mau dari partai apa saja. Eksponen-eksponen di kelompok masyarakat, partai politik, pesantren, ada. Kekuatan ini harus bersatu untuk melawan ideologi transnasional yang sekarang ada,” kata Guntur.