Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ”sowan” ke Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf. Aktivitas ini disebut bertujuan menjajaki kerja sama untuk membangun Indonesia menjadi semakin kuat.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah selesai dengan orientasi internal, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mulai sowan ke ormas keagamaan. Pertemuan disebut bertujuan untuk membahas program bela negara. Namun, peneliti politik mengingatkan, aktivitas itu dapat dibaca menunjukkan intensi menuju 2024 di tengah kencangnya manuver politik tokoh-tokoh potensial calon presiden belakangan ini.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Senin (23/5/2022). Bersama dengan rombongan, ia tiba sekitar pukul 09.00 dan menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya. Keduanya berbincang akrab selama sekitar satu jam.
Seusai pertemuan, Yahya mengatakan, ini merupakan kunjungan pertama Andika ke PBNU. Diskusi dengan Andika berlangsung hangat. Keduanya seolah berbicara dari hati ke hati. Ia juga merasakan bahwa Andika memiliki nilai-nilai NU di dalam dirinya.
”Sampai-sampai saya berpikir, jangan-jangan Pak Andika ini NU juga, he-he. Jadi, seperti orang berjodoh,” ujar Yahya.
Dalam diskusi tersebut, tambahnya, keduanya membicarakan rencana pengembangan program bela negara antara NU dan TNI. Akan tetapi, ia belum bisa memerinci rencana program yang dimaksud. Hal itu masih akan dieksplorasi dan dibicarakan kembali.
”Alhamdulillah, setelah ini mudah-mudahan ada sinergi kuat antarkedua belah pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga kondusivitas keadaan masyarakat, sekaligus mengukuhkan harmoni di tengah masyarakat kita yang Bhinneka Tunggal Ika ini,” kata Yahya.
Saat disinggung mengenai langkah tokoh lain yang juga mengunjungi dan mengumpulkan para ulama, Yahya berkelakar. Ia mengatakan, hal itu juga akan dilakukan Andika. ”Monggo, nanti, kan, sebentar lagi Panglima akan mengumpulkan ulama juga,” katanya.
Andika mengakui sengaja berkunjung ke PBNU. Kunjungan baru sempat dilakukan karena sejak dilantik pada November 2021 ia fokus untuk melakukan orientasi internal. Hal itu diperlukan karena banyak detail pekerjaan di TNI yang harus ia ketahui.
”Tetapi masuk enam bulan ini, saya merasa sudah cukup memahami detail di internal sehingga sudah saatnya saya juga orientasi ke luar. PBNU merupakan salah satu organisasi yang harus saya datangi, saya sowan ke Pak Kiai Yahya ini supaya tahu apa yang dilakukan dan lingkup kegiatan PBNU,” tutur Andika.
Andika menambahkan, sebagaimana disampaikan Yahya, keduanya membahas hal-hal yang bisa dilakukan bersama TNI dan NU. Tujuannya membangun Indonesia agar menjadi semakin kuat. ”Nanti masih ada tindak lanjut detail-detail dan kerja sama, setelah saya mengumpulkan di internal serta melihat program kerja dan anggaran tahun ini,” katanya.
Tidak eksplisit
Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Firman Noor, mengatakan, meski tidak diucapkan secara eksplisit, kunjungan Andika ke PBNU untuk menemui Gus Yahya bisa menunjukkan intensi kepentingan politik terkait Pilpres 2024. Dalam beberapa waktu terakhir, nama Andika mulai muncul dalam survei berbagai lembaga, sebagai salah satu tokoh potensial calon presiden.
Sejumlah menteri yang memiliki intensi untuk berkontestasi dalam Pilpres 2024, misalnya, belakangan intens bergerak. Sepanjang pekan Lebaran lalu, para menteri sowan ke para kiai dan pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia. Saat menyampaikan pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (9/5), Presiden Joko Widodo sempat mengingatkan para menteri untuk tetap fokus pada pekerjaannya masing-masing meskipun tahapan Pemilu 2024 sudah dekat.
Firman mengingatkan agar Andika fokus pada tugasnya sebagai Panglima TNI. Menurut dia, melakukan orientasi eksternal ke organisasi kemasyarakatan tidak ada hubungan dengan pertahanan negara.