Presiden Shalat Idul Fitri di Istana Yogyakarta, Ketua DPR di Jakarta
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan shalat Idul Fitri di halaman Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta. Adapun Ketua DPR Puan Maharani shalat Id di rumah dinas di Jakarta.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK, NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah di halaman Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta. Shalat Idul Fitri diikuti jumlah peserta yang terbatas, antara lain perangkat kepresidenan, Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres, dan keluarga pegawai Istana Yogyakarta.
Pada Senin (2/5/2022) pukul 06.28 WIB, Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, keluar dari Gedung Agung menuju halaman depan Istana Kepresidenan Yogyakarta. Presiden Jokowi langsung menempati saf paling depan, sementara Ibu Iriana menempati tempat yang telah ditentukan bagi jemaah perempuan di sebelah kiri.
Pada pukul 06.35, shalat Idul Fitri pun dimulai. Bertindak selaku imam dan khatib dalam kesempatan tersebut adalah Masmin Afif yang merupakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara itu, bertindak sebagai bilal adalah Abdul Rosyid, pengurus Masjid Darussalam Istana Yogyakarta.
Dalam khotbahnya, khatib menyampaikan khotbah yang bertema ”Solidaritas Sosial di Masa Pandemi”. Ia berujar, Idul Fitri adalah momentum emas untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan umat dengan saling peduli, berbagi, dan menghargai, saling merajut silaturahmi, menyapa dan memaafkan, serta mengaktualisasikan nilai-nilai fitrah dalam perbuatan nyata dan perilaku mulia.
”Semoga momentum Idul Fitri juga benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlak mulia, kebersamaan dan kasih sayang, dan terus saling peduli di tengah pandemi demi terciptanya tatanan masyarakat yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berkeadaban, di bawah naungan rida, magfirah, dan kasih sayang Allah SWT,” tutur Khatib.
Menurut Khatib, hari raya Idul Fitri yang disambut oleh umat Islam di seluruh dunia dengan kumandang takbir, tahlil, dan tahmid adalah wujud kemenangan dan ekspresi rasa syukur kaum muslimin kepada Allah SWT. ”Atas keberhasilannya menaklukkan hawa nafsu dan mengembalikan fitrah atau kesucian jiwa melalui serangkaian aktivitas ibadah, amal sholeh, dan selama satu bulan Ramadhan yang baru saja kita lewati bersama,” lanjutnya.
Seusai menunaikan shalat Idul Fitri, sekitar pukul 07.00, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana kembali ke Gedung Agung. Sambil berjalan, Presiden menyapa jemaah di beberapa saf depan.
Turut mengikuti shalat Idul Fitri tersebut antara lain Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, dan Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Afianto.
Sebelumnya, pada Minggu (1/5/2022), Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri 1443 Hijriah kepada seluruh masyarakat Indonesia. Bersamaan dengan itu, Presiden dan Ibu Iriana juga memohon maaf lahir dan batin.
”Dengan segala kerendahan hati, saya sekeluarga mengucapkan selamat Idul Fitri 1443 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin,” ujar Presiden Jokowi, sebagaimana ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden.
Kepala Negara juga bersyukur bahwa pada momen Lebaran tahun ini masyarakat sudah diperbolehkan mudik sehingga dapat berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.
”Alhamdulillah, Lebaran tahun ini kita sudah dapat berkumpul dengan keluarga. Bertemu orang tua, sanak saudara, dan juga kerabat di kampung halaman,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani mengikuti shalat Idul Fitri berjemaah yang diselenggarakan di rumah dinas, di Jakarta Pusat. Bertindak selaku imam dan khatib adalah Mayor Khoirudin Perwira, Bimbingan Mental dan Kerokhanian dari Mabes AL. Adapun jemaahnya adalah keluarga dan staf yang sehari-hari bertugas di rumah dinas.
”Pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjemaah alhamdulillah berlangsung sangat khidmat meskipun diselenggarakan secara sederhana. Diawali dengan takbiran, kami merasakan betul nuansa berlebaran, nuansa kemenangan setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa,” kata Puan.
Cucu Proklamator Kemerdekaan Indonesia Bung Karno ini mengatakan, saling memaafkan di momentum Lebaran adalah spirit untuk memupuk persatuan dengan kesadaran bahwa masyarakat bangsa Indonesia penuh keberagaman.
”Kita jadikan momentum hari kemenangan ini untuk langkah yang lebih optimistis demi masa depan bangsa yang lebih baik,” kata mantan Menko PMK ini.
Secara terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Rumadi Akhmad mengatakan, Idul Fitri merupakan momentum spiritual bagi umat Islam setelah puasa Ramadhan dan menjadi simbol kembalinya kesucian rohani. Dari sisi sosial, Idul Fitri telah menjadi perayaan kebudayaan seluruh masyarakat dan momentum perekat sosial.
”Dengan adanya kebijakan pelonggaran pada Idul Fitri tahun ini, masyarakat bisa mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga. Ini momentum untuk memperkuat kembali kerekatan relasi sosial, yang sebelumnya sempat terputus karena pandemi,” kata Rumadi.
Menurut dia, terbangunnya kembali kerekatan relasi sosial melalui perayaan Idul Fitri akan menjadikan masyarakat Indonesia semakin tangguh, terutama menghadapi krisis ekonomi global. ”Secara finansial, krisis ini memang merugikan, tapi dengan kerekatan sosial yang ada, efek psikologisnya bisa diredam,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rumadi juga mengingatkan umat Islam untuk tidak euforia berlebihan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan saat merayakan Idul Fitri 1443 H. ”Sebab, kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Kami imbau masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan saat merayakan Idul Fitri. Jangan lengah dan abai meski banyak pelonggaran yang diberikan pemerintah,” tuturnya.