Wapres Amin: Idul Fitri Saatnya Bersilaturahmi dan Memperkuat Persaudaraan
Wapres mengharapkan agar Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini memberi semangat baru bagi masyarakat untuk berkarya di tengah pembangunan Indonesia maju. Pada saat yang sama, persaudaraan antarsesama warga harus dijaga.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan sukacitanya menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah. Salah satunya karena masyarakat bisa mudik setelah dua tahun menahan kerinduan bersilaturahmi dengan sanak saudara.
”Tahun ini saya bisa merasakan kegembiraan karena bisa bertemu dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutan yang telah direkam di acara Gema Takbir Akbar Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (1/5/2022).
Dalam acara yang diselenggarakan secara luring dan daring itu turut hadir, antara lain, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar.
Pada kesempatan itu, Wapres Amin menyampaikan selamat Idul Fitri. Wapres kemudian menyampaikan harapannya agar Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini memberi semangat baru bagi masyarakat untuk terus berjuang dan berkarya di tengah pembangunan Indonesia maju. ”Kita juga perlu menjaga terus silaturahmi dan persaudaraan dalam ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa setanah air),” katanya.
Ibadah puasa selama Ramadhan, lanjut Wapres, adalah ajang latihan untuk menjadi umat Islam yang bertakwa. Semangat melakukan hal baik yang terbentuk selama Ramadhan itu perlu terus dijaga.
Meski diliputi sukacita, Wapres tetap mengingatkan bahwa perayaan Idul Fitri tahun ini masih diliputi pandemi Covid-19. Kendati kasus Covid-19 di Indonesia relatif melandai dan masyarakat bisa mudik ke kampung halaman, Wapres Amin tetap mengingatkan bahwa Covid-19 belum benar-benar selesai. Di beberapa negara, lonjakan jumlah kasus masih terjadi. “Saya imbau masyarakat tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya pun mengingatkan, selama pandemi, tali persaudaraan, baik sesama Muslim dan sesama umat manusia, terus mengalami ujian. Namun, Islam adalah agama yang mengandung makna kedamaian, keharmonisan, kerukunan, persaudaraan, dan persatuan. “Dalam agama Islam banyak anjuran untuk memperkuat tali silaturahmi dan melarang kita memutuskan tali silaturahmi atau persaudaraan itu,” kata Muhadjir.
Oleh karena itu, menjalin persatuan dan kesatuan serta memperkuat silaturahmi serta menyayangi sesama manusia adalah perintah Allah. “Memperkuat silaturahmi adalah ketakwaan yang dapat mengantar manusia ke kesempurnaan,” lanjut Muhadjir.
Pesan menjaga solidaritas juga disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid dalam sambutannya. Menurut dia, perayaan hari kemenangan adalah momentum untuk menguatkan tali silaturahmi, memperkuat kepedulian sosial, dan memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basariyah (persaudaraan kemanusiaan). Semua ini sekaligus memperkuat ikatan persaudaraan untuk menjaga persatuan.
Untuk memastikan silaturahmi berjalan baik, pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik serta berkumpul keluarga pada masa libur Idul Fitri. Untuk itu, menurut Muhadjir, pemerintah berupaya keras mempersiapkan mulai dari tata kelola lalu lintas, penyediaan bahan pokok dan bahan bakar, memastikan Covid-19 dalam keadaan landai, menggencarkan vaksin dosis penguat (booster), hingga telah dengan sungguh-sungguh menyalurkan bansos kepada mereka yang kurang beruntung.
Untuk memastikan silaturahmi berjalan baik, pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik serta berkumpul keluarga di masa libur Idul Fitri.
Muhadjir juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, diharapkan tidak ada lagi lonjakan kasus untuk ketiga kalinya. “Karena itu, terus patuhi protokol kesehatan, pakai masker tetap dengan kegembiraan,” ujarnya.
Masjid Istiqlal
Terkait dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Nasaruddin menyampaikan, upaya untuk menghindarkan penularan Covid-19 di masjid tersebut terus dilakukan. Semboyan zero accident (tanpa penularan/kejadian) diterapkan dengan manajemen risiko.
Berdasarkan penelitian dua laboratorium di Jakarta, lanjutnya, diketahui ruang-ruang di Masjid Istiqlal bebas Covid-19. Hal ini mengagetkan karena biasanya ribuan orang beribadah di masjid ini. “Salah satu faktornya adalah ventilasi, ruang tidak ada dindingnya dan plafon sangat tinggi,” ujarnya.
Apresiasi terhadap Masjid Istiqlal juga disampaikan International Finance Coorporation, bagian dari Bank Dunia. Penghargaan diberikan karena setelah Masjid Istiqlal direnovasi, penggunaan energi di Masjid Istiqlal lebih hemat 32 persen dengan adanya sistem panel surya yang terpasang di atap masjid. Penggunaan air juga lebih hemat 40 persen dengan pemanfaatan keran otomatis.
Lampu juga otomatis dipadamkan jika tidak ada kegiatan. Adapun air sisa wudu diolah untuk digunakan membilas dan menyiram tanaman.
Selain itu, Masjid Istiqlal juga diminta membuat program kader ulama bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Quran program master dan doktoral dengan beasiswa LPDP. Para peserta akan mendapatkan kursus singkat di Harvard University di Amerika Serikat serta Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.
Negara asing mengharapkan lulusan ulama berkualitas dari Indonesia. “Sampai saya tanyakan, kenapa enggak pilih dari negara-negara Arab? Hampir sama jawabannya, karena kultur Islam moderat yang ada di Indonesia compatible dengan negara kami, yang akan kita kembangkan,” kata Nasaruddin.
Pesan-pesan penguatan persaudaraan pun akan terus dikumandangkan dari Masjid Istiqlal yang hari Senin akan menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1443 H. Menurut rencana, dalam shalat Idul Fitri tersebut, Prof Dr Noor Achmad akan menjadi khatib dan Hasanuddin Sinaga sebagai imam.