Dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyalip Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang di survei sebelumnya berada di posisi teratas capres pilihan publik.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sukarelawan pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Partai Gerindra sama-sama optimistis bahwa calon presiden yang mereka jagokan bisa berkontestasi dalam Pemilu Presiden 2024. Sebab, dalam beberapa bulan terakhir, tokoh yang didukung konsisten dalam jajaran tiga besar calon presiden pilihan publik.
Survei sejumlah lembaga yang dirilis sepanjang April 2022 menunjukkan konsistensi preferensi publik dalam memilih tokoh berpotensi calon presiden (capres) 2024. Pada posisi tiga besar, nama Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu muncul pada survei setiap lembaga. Salah satunya survei yang dilaksanakan Indikator Politik Indonesia dalam kurun waktu 14-19 April. Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan toleransi kesalahan 2,9 persen.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Berdasarkan simulasi semi-terbuka terhadap 19 nama capres, Ganjar Pranowo menempati peringkat pertama dengan elektabilitas 26,7 persen. Posisi itu disusul Prabowo Subianto, 23,9 persen, dan Anies Baswedan, 19,4 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Selasa (26/4/2022).
Meski memunculkan tiga nama yang sama seperti survei sebelumnya, hasil kali ini menunjukkan perubahan preferensi publik yang berbeda, yakni dengan keberadaan Ganjar di posisi teratas. Sebelumnya, posisi itu diisi oleh Prabowo.
Elektabilitas Ganjar naik dalam dua bulan terakhir. Dalam survei Februari lalu, elektabilitasnya 22,4 persen kemudian naik menjadi 26,7 persen pada April. Kenaikan itu sejalan dengan peningkatan popularitasnya, yakni 65 persen pada Februari, menjadi 73 persen pada April.
Kecenderungan yang sama terjadi pada Anies, yang elektabilitasnya naik dari 17,1 persen menjadi 19,4 persen. Hal itu diiringi kenaikan popularitas dari 83 persen menjagi 88 persen. Kenaikan elektabilitas juga terjadi pada Prabowo, yakni dari 22,4 persen menjadi 23,9 persen. Akan tetapi, popularitasnya stabil, yakni 98 persen.
Menurut Burhanuddin, melesatnya elektabilitas Ganjar ke posisi pertama dipengaruhi oleh kenaikan popularitasnya. Sebab, tingkat popularitas yang belum maksimal bisa menjadi ruang untuk menggenjot elektabilitas. Namun, hal itu tidak terjadi pada Prabowo.
”Memori publik terhadap beliau (Prabowo) sudah penuh dan jenuh karena sudah kenal. Kunci sosialisasi Prabowo memang bukan memperkenalkan diri, harus ada terobosan lain sehingga meningkatkan afeksi positif orang yang sudah mengenalnya,” kata Burhanuddin.
Hasil serupa juga terekam dalam hasil survei Charta Politika pada periode 10-17 April. Dalam simulasi 10 nama, Ganjar memperoleh elektabilitas 29,2 persen, Prabowo 23 persen, dan Anies 20,2 persen. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, dari tiga tokoh tersebut, Ganjar yang paling berpeluang untuk meningkatkan elektabilitas karena popularitasnya masih 73 persen. Sementara itu, Anies 89 persen, dan Prabowo di atas 90 persen.
”Ada ruang gerak yang masih sangat besar dilakukan oleh Ganjar. Artinya, ada kondisi yang memungkinkan dia meningkatkan pengenalannya, elektabilitasnya pun masih bisa naik,” kata Yunarto.
Optimistis
Ketua Umum Kawan Ganjar Bersatu Nasional (KGBN) Juliant Palar mengatakan, tingkat elektabilitas Ganjar yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir sangat menggembirakan. Sejak KGBN terbentuk pada Januari 2021, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh sukarelawan untuk fokus bekerja di akar rumput. Setiap pekan, mereka tidak pernah absen mendatangi masyarakat untuk memperkenalkan sosok Ganjar.
Dengan capaian elektabilitas itu, Juliant pun optimistis bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) akan memberikan rekomendasi kepada Ganjar untuk maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, hasil survei berbagai lembaga sekaligus menunjukkan siapa sosok yang bisa diterima oleh masyarakat. ”Kami yakin PDI-P akan mempertimbangkan suara rakyat arahnya ke mana. Sebagai partai penguasa, PDI-P punya target besar untuk memenangi Pemilu 2024. Jadi, PDI-P pasti akan mempertimbangkan besarnya suara rakyat untuk menentukan pemimpin yang akan melanjutkan tongkat estafet dari Joko Widodo,” ujar Juliant.
Dalam beberapa kesempatan, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pemimpin tidak hanya ditentukan oleh hasil survei. Indonesia mencari sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan mengambil keputusan. Adapun keputusan terkait kandidat capres 2024 merupakan wewenang penuh dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, naik turunnya persentase elektabilitas Prabowo Subianto bukan masalah bagi Gerindra. Sebab, setiap survei memiliki metodologi yang berbeda-beda. Meski demikian, konsistensi posisi di papan atas atau tiga besar capres pilihan publik membuat pihaknya semakin optimistis untuk kembali mencalonkan Prabowo di pilpres mendatang. “Kami semakin yakin, karena tidak survei yang dibuat Gerindra. Semua dibuat pihak luar dan hasilnya seperti itu,” katanya.
Menurut Habiburokhman, elektabilitas Prabowo tidak lagi dipengaruhi oleh popularitas. Sebagai tokoh yang sudah pernah tiga kali mengikuti pilpres dan saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, hampir semua masyarakat sudah mengenalnya. Oleh karena itu, kualitas kinerja sebagai menteri saat ini akan lebih berpengaruh dalam meningkatkan elektabilitasnya.