Berangkat dari Diskusi hingga Ditunjuk Jadi Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Nusantara
Saat mengunjungi Redaksi Kompas, Sabtu (19/3/2022), Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe mengungkapkan kembali perjalanan yang mengantarkan mereka ditunjuk dan dilantik sebagai pimpinan Otorita IKN Nusantara.
Oleh
IQBAL BASYARI, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Pada Sabtu (19/3/2022), sekitar pukul 10.00, Kepala Otorita Ibu Kota Negara Nusantara Bambang Susantono dan Wakil Ketua Otorita IKN Nusantara Dhony Rahajoe mengunjungi Redaksi Kompas, Jakarta. Mereka datang tanpa pengawalan tetat.
Dalam bincang-bincang santai bersama Kompas, Bambang dan Dhony mengungkapkan kembali perjalanan mereka hingga akhirnya ditunjuk sebagai pimpinan Otorita IKN Nusantara. Penunjukan yang tak pernah disangka oleh keduanya. Sebab, di tangan mereka IKN Nusantara di Kalimantan Timur dipercayakan untuk dibangun.
Sebelum dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala dan Wakil Kepala IKN Nusantara pada 10 Maret lalu, keduanya aktif sebagai profesional. Bambang menjabat sebagai Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia, sementara Dhony menjabat Managing Director President Office Sinar Mas Land.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe,
Bagaimana proses Anda dipilih Presiden menjadi Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN?
Bambang: Pada Minggu pertama Januari 2022, saya diajak berdiskusi tentang IKN dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Beliau juga bertanya mengenai orang yang tepat mengisi IKN dan saya endorse (dukung) semua nama yang mengemuka di media.
Beberapa hari kemudian, Pak Pratikno menanyakan kesediaan saya untuk menjadi Kepala Otorita IKN. Saya katakan masih banyak orang lain yang lebih cepat beradaptasi serta paham peta politik dan menguasai jaringan karena saya sudah 6,5 tahun berada di luar negeri. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menghubungi saya dan mengatakan ada kebutuhan penting (untuk mengisi jabatan pimpinan IKN) yang harus diisi oleh profesional.
Saat Presiden Bank Pembangunan Asia Masatsugu Asakawa datang ke Indonesia, ada pertemuan empat mata dengan Presiden Jokowi yang spesifik membicarakan tentang saya. Pendek kata, ada kesepakatan antara dua presiden (Presiden Jokowi dan Presiden Bank Pembangunan Asia) sehingga Mensesneg memberitahukan saya bahwa Presiden Jokowi firm dan meminta saya segera pulang. Tidak tebersit sama sekali kalau akhirnya saya yang dipilih menjadi Kepala Otorita IKN.
Dhony: Pada 24 Desember 2021, Presiden dan beberapa menteri ingin melihat kiprah pengembang swasta. Saya ceritakan tiga hal, yaitu mengenai Bumi Serpong Damai (BSD) sejak awal sampai hari ini, transisi energi terbarukan bisa diterapkan di pembangunan sebuah kota, dan transformasi digital untuk menggerakkan ekonomi. Kami sempat berkeliling ke kawasan green office park BSD. Presiden bertanya soal desain, konsep, dan menyatakan sama dengan IKN.
Pada Februari, Mensesneg mengajak bertemu dan menawarkan saya masuk dalam tim. Istri saya sempat stres, hingga akhirnya istri saya menyatakan akan mendampingi. Saya melihat tanda dari istri saya yang lebih legowo.
Saya merasa ini tanggung jawab yang besar sebagai warga negara. Kami berdua (dengan Bambang) dianggap tidak memiliki masalah politik dan pasangan yang pas antara birokrat dan swasta.
Ini kesempatan saya untuk memberikan manfaat yang luas dalam panggung yang disorot oleh banyak penonton di sebuah pekerjaan dengan tanggung jawab yang besar, dengan skala super mega project, dan dengan waktu super mepet. Itulah yang saya rasakan sehingga saya yakin, saya menerima dan fokus melaksanakan tanggung jawab ini dengan keluarga.