Setelah Warganet Bertanya di Mana Wapres Amin...
Kehadiran Wapres Ma'ruf Amin kini semakin gencar. Akun resminya di Instagram,Twitter baik @wapresri.go.id dan K.H Ma'ruf Amin lebih aktif, juga podcast. Selain media arus utama, ia juga melengkapi diri dengan medsos.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampil dalam podcast Deddy Corbuzier. Dalam satu jam, warganet yang melihat unggahan itu lebih dari 300.000 dan jumlah itu melonjak menjadi lebih dari 1,2 juta dalam enam jam.
Kehadiran Ma'ruf Amin di media sosial terasa semakin gencar satu bulan terakhir ini. Akun resminya di Instagram maupun Twitter baik @wapresri.go.id maupun K.H Ma'ruf Amin tampak lebih aktif. Dokumentasi kegiatan diperbarui. Agenda Wapres pun dimodifikasi.
Menyambut Tahun Baru 2022, misalnya, laman Instagram wapresri.go.id maupun K.H. Ma'ruf Amin membagikan video animasi Wapres Amin yang sedang berjalan kaki melewati petugas medis, rombongan anak sekolah, pedagang pasar, hingga pelaku UMKM seperti diunggah pada Senin (3/1/2022) lalu.
Di akhir video animasi, ada deretan kalimat bertuliskan Selamat Tahun Baru 2022 dengan gambar animasi foto diri wapres yang terlihat sedang khusuk berdoa. Keterangan video animasi menyebut bahwa Wapres Amin mengajak semuua elemen bangsa untuk terus memohon perlindungan kepada Allah SWT agar selalu diberikan kemampuan untuk melewati berbagai tantangan di tengah pandemi Covid-19. Ada pula kalimat imbauan agar masyarakat selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Tulisan berisi kutipan langsung ucapan selamat Tahun Baru 2022 dari wapres juga dibagikan pada akun yang sama tepat pada malam pergantian tahun pada Jumat (31/12/2021). ”Selamat Tahun Baru 2022 untuk kita semua. Marilah kita terus menjaga kerukunan, kita tingkatkan kepedulian, kita sebarkan cinta kasih dan pesan-pesan perdamaian. Semua nilai itulah yang menyatukan kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” ujar Wapres.
Tak melulu hanya ucapan selamat hari besar, kedekatan dengan sosok pribadi Wapres Amin pun dibangun lewat unggahan yang sifatnya personal seperti video ketika wapres menonton pertandingan semifinal Piala AFF. Wapres tampak didampingi istri, anak, dan cucu menonton pertandingan sembari berlibur di kediaman pribadi di Tanara, Banten. ”Saya mengajak semua nonton bareng timnas Indonesia melawan Singapura di semifinal Piala AFF. Saya memang hobi nonton bola. Apalagi, kalau timnas bermain,” kata Wapres Amin.
Baca Juga: Aktivitas Presiden-Wapres Kala PPKM Darurat Diterapkan
Meskipun terkesan bahwa Wapres Amin mulai lebih aktif bermedia sosial ketika pandemi Covid-19 mulai mereda—setelah mencapai puncak kasusnya pada Juli lalu, Plt Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika menyebut bahwa tidak ada perubahan dalam aktivitas wapres dalam bermedia sosial. Sejak awal menjabat sebagai wapres, KH Ma'ruf Amin disebut memang selalu mengabarkan kegiatan atau pandangannya lewat media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan Facebook.
”Intensitas unggahan ke media sosial saya kira juga sama saja dengan waktu yang lalu. Barangkali yang membedakan Pak Wapres lebih sering kunjungan kerja karena situasi pandemi yang makin terkendali.”
”Intensitas unggahan ke media sosial saya kira juga sama saja dengan waktu yang lalu. Barangkali yang membedakan Pak Wapres lebih sering kunjungan kerja karena situasi pandemi yang makin terkendali,” kata Erani.
Kendati demikian, memang terdapat perubahan dalam pengelolaan media sosial Wapres. Salah satu staf Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Wapres Jerry Wong kini ditugaskan mengawal akun media sosial resmi Wapres. Jerry yang memang sehari-hari aktif di media sosial ataupun kerap menulis di media massa kini bertanggung jawab pada konten serta kerap membagikan unggahan terbaru.
Wapres Amin sendiri terkesan lebih terbuka dengan wartawan dan pemengaruh seperti Deddy Corbuzier. Beberapa kali wartawan mengajaknya membuat vlog, seperti di sela kunjungan kerja ke Bali dan Wapres beserta rombongan menginap di Istana Tampaksiring, Bali, 5 Desember 2021 lalu.
Kehadiran digital
Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, seperti melalui media sosial, selama ini memang telah menjadi gaya berkomunikasi banyak orang, tak terkecuali para pemimpin atau tokoh pemerintahan di berbagai belahan dunia. Daya jangkaunya tak terbatas, dunia semakin terhubung, apalagi pada era new media ini, semua orang bisa menjadi pembuat konten.
Klaus Schwab dalam bukunya yang berjudul Revolusi Industri Keempat (2016), menjelaskan, dalam dunia yang semakin terhubung ini, kehidupan digital menjadi tak dapat dipisahkan dari kehidupan fisik seseorang. Pada masa mendatang, membangun dan mengelola kehadiran digital akan merupakan hal yang biasa, sama seperti ketika orang memutuskan bagaimana hendak tampil di kehidupan sehari-hari melalui gaya berpakaian, kata-kata, serta tindakan.
Sepuluh tahun lalu, demikian tulis Schwab, hadir di dunia digital berarti memiliki nomor telepon seluler, alamat surat elektronik, dan mungkin situs web personal atau halaman MySpace. Kini, kehadiran digital seseorang dilihat dari interaksi digital mereka, juga dari jejak yang terekam di media dan platform daring. Banyak orang memiliki lebih dari satu bentuk kehadiran digital, seperti akun Facebook, akun Twitter, profil LinkedIn, blog Tumblr, akun Instagram, dan lain sebagainya.
”Kini, kehadiran digital seseorang dilihat dari interaksi digital mereka, juga dari jejak yang terekam di media dan platform daring. Banyak orang memiliki lebih dari satu bentuk kehadiran digital, seperti akun Facebook, akun Twitter, profil LinkedIn, blog Tumblr, akun Instagram, dan lain sebagainya"
Presiden Joko Widodo pun memaksimalkan komunikasi melalui akun-akun media sosial resminya yang secara berkala menampilkan kegiatan atau pernyataan mereka. Hal ini menjadi penting sebab, seperti pernah disampaikan Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) M Syahyan, pengguna internet di Indonesia awal tahun 2021 tercatat 202,6 juta jiwa dari 274,9 juta jiwa. ”Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa dibandingkan pada Januari 2020,” katanya pada seminar dalam jaringan bertajuk Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Milenial di Era Keterbukaan Informasi yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (4/6/2021).
Pada seminar daring tersebut juga disampaikan hasil riset perusahaan media asal Inggris yang menyebutkan rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Nama Indonesia tercatat dalam daftar 10 besar negara yang kecanduan bermedia sosial. Indonesia berposisi di peringkat ke-9 dari 47 negara yang dianalisis.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat Indonesia memiliki potensi SDM atau talenta digital sebesar 212,35 juta pengguna internet atau setara 76,8 persen total populasi. Program pengembangan SDM atau talenta bidang digital saat ini dijalankan melalui pendekatan komprehensif guna mencakup tiga tingkat kecakapan; baik tingkat dasar, menengah, maupun lanjutan untuk memenuhi kebutuhan setidaknya 9 juta talenta digital dalam 15 tahun.
Harus diimbangi
Pengajar ilmu komunikasi Universitas Paramadina, Hendri Satrio, juga menilai penguatan komunikasi melalui media digital tepat. Namun, dia mengingatkan, kehadiran di media sosial tetap harus diimbangi dengan kehadiran yang juga intens di media konvensional. Sebab, semua substansi bisa dipaparkan secara jernih di media konvensional.
”Kehadiran di podcast seperti podcast Deddy Corbuzier memang bisa mudah menjangkau ke semua kalangan, termasuk mengatasi ketertinggalan jauh dari (komunikasi media sosial) Pak Jokowi,” tutur Hendri.
Karena itu, Hendri melihat keaktifan Wapres Amin di media sosial bisa dimaknai sebagai harapan untuk tidak dilupakan sejarah. Diakui, posisi kinerja Wapres memang lebih mengikuti penilaian Presiden Jokowi. Sepanjang Presiden menilai baik, Wapres tidak perlu mendapat pengakuan masyarakat.
Kendati demikian, toh tetap saja muncul suara-suara warganet yang mempertanyakan kehadiran Wapres Amin. Seperti akun @shav.chi yang mencuit ”Udah tahun 2022. Serius tanya, ga sama sekali bermaksud menyinggung. Hampir 2 tahun saya masih nyari, ke mana Mbah Ma'ruf Amin.”
Baca Juga: Wapres: Kawal Moderasi Beragama
Sebelumnya pun, BEM Universitas Indonesia sempat menyebut Wapres Amin sebagai ”The King of Silent” karena dinilai tak hadir dalam berbagai masalah bangsa. Dengan kritik tersebut, Wapres Amin tetap kalem. Dia meyakini, kerja sebagai Wapres sudah dilakukan. Bahkan, ujarnya seperti disampaikan dalam Podcast Deddy Corbuzier, kegiatan-kegiatannya pun diliput dan dipublikasikan di media massa.
”Dengan ’segudang’ tugas dan tanggung jawab tersebut, tentu tak mungkin publik tidak mengetahui kinerja Wapres. Hanya tinggal bagaimana semua aktivitas dan agenda-agenda utama dan penting Wapres terkomunikasikan ke publik sehingga tidak ada lagi pertanyaan netizen yang ’mencari-cari mbah Ma'roef Amin’.”
Apalagi, dalam survei Litbang Kompas seperti juga dikutip Wapres Amin dalam podcast tersebut, persepsi responden dalam kinerjanya masih cukup baik. Pada survei Litbang Kompas April 2021, misalnya, setidaknya 69 persen menyatakan kinerja Wapres baik, hanya terpaut sedikit dengan 73 persen responden yang menyatakan kinerja Presiden Jokowi baik.
”Kalau orang enggak tahu, aneh. Ada yang tidak tahu, ada yang tidak mau tahu,” ujarnya.
Padahal, memang, catatan Kompas, tugas Wapres itu bisa sama beratnya dengan Presiden. Sebagai pembantu Presiden, Wapres membantu jalannya roda pemerintahan secara protokoler maupun substansi. Dengan istilah membantu, Wapres aktif bersama-sama dengan Presiden memenuhi amanat konstitusi untuk mencapai tujuan berbangsa, bernegara dan pemerintahan.
Wapres juga harus membantu Presiden mewujudkan cita-cita seperti ada dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Belum lagi, Wapres juga harus membantu Presiden untuk memenuhi janji-janji kampanyenya bersama sebelum terpilih, selain ikut mengawasi dan mengevaluasi jalannya kabinet.
Ia juga bertanggung jawab untuk menjalankan tugas yang diperintahkan Presiden berdasarkan keputusan Presiden seperti Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, Ketua Tim Percepatan penanggulangan Kemiskinan, Ketua Dewan Pengarah Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat, Ketua Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional, juga untuk bidang Olahraga dan pertumbuhan kerdil (stunting/tengkes).
Dengan ”segudang” tugas dan tanggung jawab tersebut, tentu tak mungkin publik tidak mengetahui kinerja Wapres. Hanya tinggal bagaimana semua aktivitas dan agenda-agenda utama dan penting Wapres terkomunikasikan kepada publik sehingga tidak ada lagi pertanyaan netizen yang mencari-cari mbah Ma'roef Amin.
Hal terpenting, menurut Wapres Amin, jangan ”terbang” kalau dipuji dan jangan tumbang kalau dicela. Karena itu, dipuji atau dicela warganet, Wapres Amin tetap bekerja meski kini semakin akrab dengan media sosial. Bagi Wapres Amin sendiri, media sosial hanya pelengkap dari media arus utama yang selama ini memang selalu memberitakan aktivitasnya sebagai orang nomor dua di Republik Indonesia. Apa pun, Wapres Amin akan terus berkarya dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawabnya.