Muhammadiyah Berharap NU Terus Merawat Persaudaraan Umat dan Bangsa
”Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, NU harus menjadi juru bicara Islam moderat. NU harus mengembalikan citra Islam yang damai dan menyejukkan,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persyarikatan Muhammadiyah menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2021-2026. Diharapkan, di bawah kepemimpinan keduanya, NU terus menjaga persaudaraan antarsesama umat Islam dan komponen bangsa lainnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf akan dapat membawa NU menjadi lebih mandiri sebagaimana tema muktamar ke-34 dan harapan kalangan nahdliyin. Keduanya juga diyakini dapat terus menjaga persaudaraan, baik antarsesama Muslim maupun antarkomponen bangsa lainnya.
”Tak hanya merawat, keduanya juga akan dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dengan seluruh golongan umat Islam serta ukhuwah keindonesiaan dengan segenap komponen bangsa di negeri tercinta ini,” kata Haedar, Sabtu (25/12/2021).
Lebih jauh Haedar berharap, silaturahmi dan kerja sama PP Muhammadiyah dan PBNU yang selama ini terjalin dapat ditingkatkan. Kerja sama kedua organisasi kemasyarakatan Islam itu dinilai penting untuk memajukan umat dan bangsa.
”Kami percaya keduanya adalah figur-figur alim bijaksana dalam merawat ukhuwah dan martabat umat Islam. Selain itu juga berkhidmat memajukan bangsa, dunia, dan kemanusiaan di atas nilai-nilai Islam yang otentik serta prinsip rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam),” tuturnya.
Tak lupa, Haedar menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum PBNU 2015-2021 KH Said Aqil Siroj atas kerja sama yang terajut dengan baik. Ia berharap, selaku tokoh senior, Said dapat terus berkhidmat bagi kepentingan umat dan bangsa.
Kami percaya keduanya adalah figur-figur alim bijaksana dalam merawat ukhuwah dan martabat umat Islam. Selain itu juga berkhidmat memajukan bangsa, dunia, dan kemanusiaan di atas nilai-nilai Islam yang otentik serta prinsip rahmatan lil alamin.
Islam yang damai
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar juga mengapresiasi terpilihnya Miftachul sebagai Rais Aam dan Yahya Cholil sebagai Ketua Umum PBNU. Keduanya diharapkan dapat membawa NU menjadi juru bicara Islam moderat.
”Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, NU harus menjadi juru bicara Islam moderat. NU harus mengembalikan citra Islam yang damai dan menyejukkan,” katanya.
Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengelola Masjid Istiqlal Farid F Saenong menambahkan, dengan kredibilitas yang dimiliki, Gus Yahya diyakini akan menjaga serta memperkuat NU dan nahdliyin sebagai jangkar moderasi di Tanah Air dan dunia. Bersama-sama dengan ormas Islam dan kelompok masyarakat sipil lain, NU dapat membangun, menciptakan, dan mengembangkan ruang-ruang moderasi yang sudah menjadi program nasional.
Meski begitu, menurut Nasaruddin, NU juga harus tetap memikirkan jalan keluar bagi sejumlah persoalan dan tantangan. Salah satunya kesejahteraan warga nahdliyin karena masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Selain itu, juga memperluas peran di dunia internasional. NU diharapkan memperhatikan pendidikan multikultural di sejumlah negara Muslim.
Hal yang tak kalah penting adalah posisi NU dengan kekuatan politik. Nasaruddin berharap NU dapat mengatur jarak sosial dengan partai politik maupun pemerintah. ”Tidak terlalu dekat, tetapi tidak juga berduplikasi,” ujarnya.
Harapan besar terhadap NU juga disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo. Sebagai ormas Islam terbesar di dunia dengan anggota mencapai 79 juta jiwa, NU diharapkan terus menjadi benteng pertahanan dunia dalam menghadapi terorisme. Sikap NU yang selalu melawan tindakan teror diminta tetap dipertahankan. Begitu pula posisi NU yang tidak pernah memberikan ruang bagi paham radikal hendaknya tetap terjaga.