Muktamar Ke-34 Menjadi Momentum Memperkuat NU Menapaki Abad Kedua
Muktamar Ke-34 NU akan dibuka pada Rabu (22/12/2021). Muktamar kali ini menjadi momen penting untuk menentukan derap langkah ormas Islam terbesar di Indonesia itu menuju usia abad kedua.
Oleh
Rini Kustiasih/Iqbal Basyari
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama dijadwalkan dibuka Presiden Joko Widodo, Rabu (22/12/2021), di Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Muktamar kali ini menjadi momentum bagi NU untuk memperkuat organisasi memasuki abad kedua usianya.
Presiden Jokowi direncanakan hadir didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin. ”Insya Allah, Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma’ruf sudah fix bakal hadir pada pembukaan muktamar,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU KH Imam Aziz di Lampung, Selasa (21/12/2021).
Wapres juga dijadwalkan menutup muktamar, 24 Desember, dan meresmikan Masjid Safinatul Ulum di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung.
Imam Aziz mengatakan, seluruh persiapan sudah optimal untuk menyelenggarakan muktamar NU. Protokol kesehatan yang ketat akan diterapkan dan jumlah peserta dibatasi maksimal 500 orang. ”Kami sudah mendesain itu semua sesuai dengan aturan pemerintah,” katanya.
Pembukaan Muktamar Ke-34 NU ini juga akan disiarkan secara langsung melalui kanal-kanal Youtube dan ditampilkan di beberapa layar yang ditempatkan di titik-titik tertentu lokasi muktamar. Peserta dan nahdliyin di luar Pondok Pesantren Darussa’adah juga dapat mengikuti momen tersebut secara langsung di tempat masing-masing tanpa perlu hadir memenuhi arena pembukaan.
Adapun muktamar kali ini berlangsung saat NU berusia 95 tahun sejak didirikan 31 Januari 1926.
Terkait hal itu, Koordinator Jaringan Muslim Madani Syukron Jamal mengatakan, Muktamar Ke-34 NU menjadi momen penting menentukan derap langkah ormas Islam terbesar di Indonesia itu menuju usia abad kedua.
”NU adalah aset yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kiprah dan peran NU melalui pengamalan Islam yang moderat telah berkontribusi signifikan terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dari mulai awal berdirinya NKRI hingga saat ini, termasuk dalam mewujudkan tatanan peradaban dan perdamaian dunia,” tuturnya.
Syukron menilai kiprah dan peran NU tersebut kini mendapat tantangan seiring dengan perubahan arus globalisasi melalui derasnya perkembangan teknologi informasi yang memengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk ideologi, sikap, interaksi, dan cara pandang terhadap agama, bangsa, dan negara.
”Muktamar ini harus menjadi konsensus bersama bagaimana menjaga NU mampu dan bahkan lebih kuat dalam peran dan kiprahnya selama ini, baik di tingkat maupun global, membendung arus ideologisasi di satu sisi, sementara di sisi lain NU juga semakin kuat dalam kemandirian organisasi,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana Daerah Muktamar Ke-34 NU KH Mohammad Mukri mengatakan, dengan tema kemandirian, rekomendasi muktamar harus memberikan pegangan bagi warga NU.
”Bagi warga NU, masalah hubungan agama dan negara sudah selesai. Demokrasi selesai. Hubungan antarberagama selesai. Sisi politik demokrasi NU relatif sudah selesai. Ke depan, bagaimana warga NU menjadi warga bangsa yang mandiri untuk menyongsong usia abad kedua,” kata Mukri.
Pemilihan ”rais aam” dan ketua umum
Selepas pembukaan, peserta akan melanjutkan kegiatan tersebut dengan mengikuti sidang tata tertib dan laporan pertanggungjawaban di Gedung Serbaguna UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (22/12/2021) sore hingga malam.
Kegiatan dilanjutkan keesokan harinya, Kamis (23/12/2021), dengan agenda sidang komisi. Sidang ini akan dilaksanakan lebih singkat dari muktamar-muktamar sebelumnya mengingat adanya keharusan menjaga prokes. Sidang komisi ini dijadwalkan mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Pada Kamis malam juga akan dilakukan pemilihan Rais Aam PBNU dan Ketua Umum PBNU.
Imam mengatakan, pemilihan Ketua Umum PBNU dan Rais Aam PBNU dilakukan dengan mekanisme yang berbeda. Pemilihan pun dilakukan secara tertutup untuk umum. Pemilihan rais aam akan dilakukan menggunakan sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA).
Dari data panitia muktamar, ada 586 pemilik suara, terdiri dari 34 PWNU, 521 PCNU, dan 31 PCINU. Setiap pemilik suara itu akan memilih satu nama untuk menjadi formatur. Dari pemilihan itu kemudian diperoleh sembilan nama sesuai urutan tertinggi untuk memilih rais aam.
”AHWA itu nanti yang akan memilih siapa yang menjadi rais aam, apakah dari kalangan mereka sendiri atau di luar sembilan formatur,” ujar Imam.
Sementara itu, pemilihan Ketua Umum PBNU dilakukan dengan pemilihan langsung oleh pemilik hak suara.
Hingga sehari jelang pembukaan muktamar, ada dua kandidat ketua umum yang mengemuka, yakni petahana Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Pantauan di Bandar Lampung, baliho kedua tokoh itu memenuhi sejumlah sudut kota, di samping baliho ketua umum partai Islam, seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Manoarfa, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, serta Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais.
Sementara itu, untuk pemilihan Ketua Umum PBNU, panitia telah membentuk majelis etik dalam muktamar kali ini. Menurut Imam, majelis etik ini akan memproses laporan dari muktamirin jika ada aduan mengenai politik uang dalam pemilihan Ketua Umum PBNU. Demikian pula jika ada persoalan mengenai intervensi dari pihak luar, majelis etik yang akan memberi putusan.
”Baru di muktamar ini dibentuk majelis etik. Kalau ada persoalan transaksional, silakan dilaporkan saja. Nantinya majelis etik yang memutuskan, apakah akan digugurkan dalam pencalonan atau bagaimana,” katanya.
Imam mengatakan, pembentukan majelis etik itu dilakukan untuk memastikan pemimpin NU yang terpilih adalah pemimpin yang terbaik. Oleh karena itu, majelis etik akan mengawal proses pemilihan tersebut.