Jelang Pemilihan Ketua Umum PBNU, Kubu KH Said Aqil dan Gus Yahya Saling Klaim Dukungan
Kubu KH Said Aqil Siroj mengklaim telah memperoleh dukungan dari 62 persen pemilik suara dalam Muktamar Ke-34 NU. Adapun kompetitornya, Gus Yahya, mengklaim telah memperoleh dukungan 80 persen pemilik suara.
Oleh
IQBAL BASYARI/ RINI KUSTIASIH
·3 menit baca
LAMPUNG TENGAH, KOMPAS — Dua bakal calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf, saling mengklaim mendapatkan dukungan mayoritas dari pemilik suara. Klaim tersebut akan dibuktikan pada ajang pemilihan ketua umum yang menurut rencana digelar pada Kamis (23/12/2021) malam.
Direktur Said Aqil Siroj Institute Imdadun Rahmat, ditemui seusai pembukaan Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021), mengklaim ada 364 pemilik suara atau 62 persen dari total pemilik suara yang mendukung Said sebagai ketua umum PBNU.
Sebanyak 331 ketua PWNU dan PCNU memberikan dukungan secara langsung melalui surat pernyataan permintaan agar Said kembali memimpin PBNU. Sisanya, sebanyak 33 PWNU dan PCNU mendukung dalam bentuk deklarasi dengan disaksikan pengurus dari daerah lain.
”Mudah-mudahan dukungan ini konsisten istikamah, tidak masuk angin. Sebab, rumornya anginnya kencang,” ujarnya.
Imdadun menuturkan, Said menemui sebagian besar pengurus yang memberikan dukungan itu. Sebagian lain yang tidak bisa ditemui secara langsung ditemui oleh utusan untuk meminta dukungan. ”Sudah bertemu tokoh-tokoh kunci kiai sepuh di berbagai wilayah,” ujarnya.
80 persen suara
Adapun Gus Yahya mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 474 pemilik suara atau 80 persen total pemilik suara. Seluruh pendukung itu disebut telah ditemui langsung oleh Yahya dalam dua bulan terakhir.
Mereka bahkan sempat dikumpulkan di sebuah hotel di Bandar Lampung, sehari sebelum pembukaan muktamar. Sebagian ketua PWNU pendukung kubu Yahya pun naik ke panggung bersama Yahya dan salah satu tim pemenangannya, Saifullah Yusuf.
”Saya ingin berdiri di depan Bapak dan Ibu sekalian karena saya ingin memandang lagi wajah-wajah yang sudah pernah saya temui,” kata Yahya di hadapan pendukungnya, Selasa (21/12/2021) malam.
Berdasarkan data panitia, ada 586 pemilik suara dalam pemilihan ketua umum PBNU. Mereka terdiri dari 34 PWNU, 521 PCNU, dan 31 PCINU. Namun, saat sidang pleno I yang membahas tata tertib muktamar, terungkap ada sejumlah kepengurusan yang masih bermasalah. Salah satunya disebabkan ada PWNU dan PCNU yang belum ada surat keputusannya.
Sidang pleno itu digelar sehari sebelum jadwal pemilihan ketua umum PBNU yang dijadwalkan Kamis (23/12/2021) pukul 21.30. Seluruh pemilik suara akan memilih ketua umum PBNU seiring telah habisnya masa jabatan Said.
Secara terpisah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap agar pelaksanaan Muktamar Ke-34 NU berjalan baik, lancar, dan sukses. Muktamar diharapkan bisa menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi kemajuan dan kemaslahatan NU, umat, bangsa, dan kemanusiaan di ranah global.
Sejalan dengan tema muktamar, yaitu ”Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia”, Haedar percaya NU akan semakin maju, mandiri, dan menebar damai di tengah dinamika kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta yang kompleks saat ini.
Bagi NU dan Muhammadiyah, Indonesia dengan dasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah selesai atau final sebagai rumah berbangsa dan bernegara milik bersama.
”NU bersama Muhammadiyah dan organisasi keagamaan yang lahir sebelum kemerdekaan telah membuktikan diri sebagai gerakan keislaman yang berjuang untuk Indonesia merdeka serta membangun Indonesia dengan pengkhidmatan tinggi yang menyatukan keislaman dan kebangsaan secara integratif,” ucapnya.