Semangat Rela Berkorban Perlu Terus Dikobarkan untuk Hadapi Pandemi Covid-19
Bela negara bukan hanya menjadi tugas TNI dan Polri, melainkan juga seluruh komponen bangsa. Kebersamaan dan gotong royong dalam melawan Covid-19 menjadi salah satu wujud bela negara yang bisa dilakukan saat ini.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang menyerang ketahanan kesehatan, sosial, dan ekonomi merupakan ujian bagi kebersamaan bangsa Indonesia. Karena itu, semua elemen bangsa diharapkan menunjukkan semangat rela berkorban untuk bahu-membahu mengatasi pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun ini.
Harapan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo melalui amanat yang dibacakan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Bela Negara ke-73 tahun 2021 di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Minggu (19/12/2021).
Peringatan Hari Bela Negara Tahun 2021 mengambil tema ”Semangat Bela Negaraku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”. Tema itu diambil dengan tujuan mengajak warga negara Indonesia terus mengobarkan dan mengimplementasikan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara.
Dalam amanatnya, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 merupakan ujian bagi kesabaran, ketahanan, dan kebersamaan seluruh bangsa Indonesia. ”Perkokoh semangat bela negara dan bahu-membahu, saling bergandeng tangan dalam menghadapi pandemi Covid-19, agar kita tangguh melalui berbagai ujian, dan terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa,” kata Prabowo membacakan amanat Presiden.
Presiden juga mengingatkan, bela negara bukan semata tugas TNI dan Polri. Segenap anak bangsa, apa pun profesinya, juga mesti memiliki semangat bela negara. Tiap-tiap warga negara, baik mereka yang bekerja sebagai pegawai, perani, pedagang kecil, neyalan, ulama, santri, mahasiswa, buruh, maupun lainnya, harus mengambil peran dalam bela negara dan menjadikan Indonesia lebih baik lagi. ”Tidak saja dalam melawan Covid-19, tetapi juga dalam pemulihan ekonomi,” kata Jokowi.
Bela negara juga merupakan wujud kecintaan kepada Tanar Air sekaligus bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara serta setia pada Pancasila sebagai ideologi negara. ”Apa pun pendidikan kita, apa pun profesi kita, semua punya hak, semua punya kewajiban, dan semua punya kesempatan yang sama untuk bela negara,” kata Jokowi.
Peringatan Hari Bela Negara tahun ini tak hanya digelar di Jakarta, tetapi juga di Sumatera Barat. Dengan bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, upacara peringatan Hari Bela Negara digelar di Museum PDRI di Kabupaten Limapuluh Kota dan sosialisasi di Payakumbuh.
Apa pun pendidikan kita, apa pun profesi kita, semua punya hak, semua punya kewajiban, dan semua punya kesempatan yang sama untuk bela negara.
Biro Humas Kementerian Pertahanan menyebutkan, Hari Bela Negara yang diperingati setiap tanggal 19 Desember secara resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2006. Penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara dimaksudkan untuk mengenang peristiwa sejarah ketika pada 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II dengan mengumumkan tidak adanya lagi negara Indonesia.
Ketika itu, Presiden Soekarno memberikan mandat penuh kepada Syafrudin Prawinegara untuk menjalankan pemerintahan dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Padang, Sumatera Barat, guna menjaga tetap berdirinya Negara Republik Indonesia.
Dari peristiwa tersebut, diharapkan peringatan Hari Bela Negara dapat menjadi momen pengingat serta mewarisi sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.