Wapres Ma’ruf Amin memberi arahan kepada Menko Polhukam untuk dapat memimpin koordinasi dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN agar tindakan kekerasan di Papua dapat diatasi dengan baik
Oleh
Mawar Kusuma Wulan, Fabio Maria Lopes Costa
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang beberapa hari sebelumnya dilanda kontak senjata antara aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi dan kelompok kriminal bersenjata, saat ini dalam kondisi aman terkendali. Jajaran TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara akan terus melindungi warga sipil serta melakukan penegakan hukum dan keamanan kepada para perusuh.
Hal itu diungkapkan Wapres Ma’ruf Amin seusai memimpin rapat internal membahas tentang Papua bersama Menko Polhukam Mahfud MD, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dan Kepala BIN Budi Gunawan di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin (1/11/2021). ”Situasi di Papua, khususnya di daerah Sugapa, sudah dalam keadaan aman terkendali dan kondusif,” ujar Wapres saat memberikan keterangan pers secara daring.
Sepekan terakhir, kontak senjata antara aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi dan kelompok kriminal bersenjata terjadi di Distrik Sungapa, Intan Jaya, Papua. Setidaknya dua anak tertembak dan ribuan warga mengungsi akibat kontak senjata itu. Para pastor Keuskupan Timika, Papua, menyerukan agar dilakukan gencatan senjata antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan TNI-Polri di Kabupaten Intan Jaya (Kompas, 1 November 2021).
Berdasarkan laporan yang diterima Wapres, saat ini kondisi keamanan sudah aman dan terkendali. Oleh karena masyarakat diimbau untuk tetap tenang. ”Acara PON telah berlangsung sukses dan acara besok akan dimulai tanggal 5 November, yaitu Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional), juga akan berlangsung dengan aman dan terkendali,” ujarnya.
Menurut rencana, Wapres akan hadir pada pembukaan Peparnas XVI Tahun 2021 di Stadion Mandala, Jayapura, Jumat (5/11/2021).
Pada laman resmi Pemerintah Provinsi Papua, Ketua Harian PB Peparnas Papua Doren Wakerkwa menjelaskan, telah melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah pihak, termasuk TNI/Polri, untuk mempersiapkan pembukaan Peparnas XVI. Untuk pengaman di seluruh kegiatan Peparnas, Polda Papua telah membentuk tim dengan dibantu Kodam XVII/Cendrawasih.
Lebih lanjut, Wapres Amin memastikan kehadiran negara untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di Papua. ”Pemerintah menangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsi konstitusional yang mewakili kehadiran negara yang sudah dilakukan penanganan yang sangat baik,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Wapres juga memberi arahan kepada Menko Polhukam untuk dapat memimpin koordinasi dengan Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN agar kekerasan di Papua dapat diatasi dengan baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Bantu pengungsi
Seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat di Papua diminta untuk dapat terus bekerja sama dengan pemerintah. Mereka juga diminta untuk membantu menciptakan suasana kondusif di Papua agar seluruh program yang telah diagendakan dapat terlaksana dengan baik.
”Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat, terutama melalui dukungan bagi tokoh agama, tokoh adat, untuk tetap tenang dan terus bekerja sama dengan pemerintah, dengan aparat pemerintah, dan aparat setempat, pemerintah juga akan terus melanjutkan pembangunan seperti yang sudah digariskan,” ucapnya.
Hal lain yang juga dibahas adalah penanganan pengungsi. Wapres menugaskan Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk menangani pengungsi dengan sebaik-baiknya. ”Mengenai kesehatan, mengenai sosialnya, mengenai dapur umumnya. Kami mohon Kementerian Sosial dan (Kementerian) Kesehatan segera mengambil langkah,” ujarnya.
Sementara itu, terkait pemerataan kesejahteraan, pemerintah tetap berkomitmen mempercepat pembangunan di wilayah Papua. Hal tersebut ditandai dengan diterbitkannya beragam kebijakan afirmasi untuk tanah Papua. Ke depan, akselerasi ini akan terus dilanjutkan bersama-sama pemerintah pusat dan daerah demi mewujudkan Papua yang aman dan sejahtera.
Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat terutama melalui dukungan bagi tokoh agama, tokoh adat, untuk tetap tenang dan terus bekerja sama dengan pemerintah, dengan aparat pemerintah, dan aparat setempat, pemerintah juga akan terus melanjutkan pembangunan seperti yang sudah digariskan.
”Pemerintah juga akan terus melanjutkan pembangunan seperti yang sudah digariskan terkait dalam Inpres (Instruksi Presiden) maupun undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan dalam bingkai NKRI untuk menjadikan Papua aman dan sejahtera,” tutur Wapres.
Pada Minggu (31/10/2021) malam, secara terpisah, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, ada kemungkinan peningkatan gangguan keamanan di Papua sebagai upaya KKB memanfaatkan momentum pertemuan Presiden Jokowi dengan para pemimpin negara anggota G-20 di Italia untuk menarik perhatian internasional. Saat ini Presiden memang tengah berada di Glasglow, Skotlandia, untuk mengikuti Konferensi Para Pihak (COP) 26 setelah menghadiri KTT G-20.
Butuh bantuan
Sementara itu, dari Papua dilaporkan, ribuan pengungsi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, membutuhkan bantuan barang kebutuhan hidup. Mereka mengamankan diri di tiga lokasi untuk menghindari kontak tembak antara aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata.
Pastor Dominikus Dulione Hodo, perwakilan dari Keuskupan Timika, saat dihubungi dari Jayapura, Senin (1/11/2021), mengatakan, para warga membutuhkan bantuan bahan makanan, obat-obatan, dan selimut di lokasi pengungsian. Para pengungsi tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Berdasarkan data dari Keuskupan Timika, jumlah warga yang mengungsi akibat kontak tembak di antara kedua pihak mencapai 1.955 jiwa. Mereka mengungsi ke tiga lokasi, yakni Gereja Katolik Santo Misael Sugapa, Gereja GKII Tigomojigi, dan Gereja Katolik Stasi Waboagopa.
”Mereka meninggalkan rumah tanpa membawa barang apa pun. Mereka berkumpul di tiga tempat itu dan belum berani kembali ke rumahnya,” ungkap Dominikus.
Ketua Penanganan dan Penyelesaian Konflik Intan Jaya Yoakim Mujizau mengungkapkan, masyarakat di Sugapa dalam kondisi trauma dan ketakutan hingga kini. Pemda Intan Jaya telah menyalurkan bantuan bagi para pengungsi.
Kontak tembak antara kelompok kriminal bersenjata dan aparat di Sugapa terjadi pada 26 Oktober 2021 pukul 21.00 WIT. Dalam insiden itu, seorang anak balita bernama Nopelius Sondegau yang berusia dua tahun meninggal dan seorang anak bernama Yoakim Majau yang berusia enam tahun terluka berat karena terkena tembakan.
”Pemkab Intan Jaya telah mendistribusikan bantuan bahan makanan yang dibagi ke tiga titik pengungsian, antara lain, 50 karung beras, 50 kardus mi instan, minyak goreng, gula, dan kopi,” tutur Yoakim.
Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Sandi Sultan menyatakan, situasi di Sugapa kini telah kondusif. Seluruh obyek vital negara telah dikuasai aparat keamanan.
”Kelompok ini tidak akan lagi memasuki Sugapa. Sebab, kami bersama TNI telah memblokade semua jalan masuk ke Sugapa,” kata Sandi.
Sepanjang Januari-Oktober 2021, terjadi 32 aksi penyerangan KKB di Kabupaten lntan Jaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Nduga, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Maybrat yang menewaskan empat prajurit TNI yang berjaga di Pos Koramil Kisor. Penyerangan sepanjang tahun ini menyebabkan 15 aparat keamanan dan 15 warga sipil meninggal.
Selain itu, 18 aparat keamanan dan 8 warga terluka karena serangan KKB. Konflik bahkan juga menyasar siswa SMA yang dianggap KKB sebagai informan ke negara.