Sentralitas dan Kelembagaan ASEAN Perlu Terus Diperkuat
Presiden Jokowi mengajak negara-negara ASEAN memperkuat kesatuan, kapasitas, dan efektivitas kelembagaan ASEAN di tengah terjadinya rivalitas antar-kekuatan besar dunia. Tujuannya untuk mewujudkan Visi Baru pasca-2025.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Indonesia berharap ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan. Karena itu, kesatuan dan kelembagaan ASEAN perlu terus diperkuat.
Presiden Joko Widodo menilai kondisi saat ini sangat dinamis. Rivalitas antar-kekuatan besar dunia semakin mengemuka. Oleh karena itu, dalam KTT Ke-39 ASEAN yang diselenggarakan secara virtual, Presiden mengingatkan supaya ASEAN tidak hanyut dengan jargon-jargon.
”Kita harus bekerja keras untuk memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN. Kita harus segera memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN,” kata Presiden Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10/2021).
Gugus Tugas Tingkat Tinggi yang akan mulai bekerja tahun depan dalam mengembangkan Visi ASEAN pasca-2025 juga perlu membahas rekomendasi penguatan kelembagaan ASEAN.
Gugus Tugas Tingkat Tinggi yang akan mulai bekerja tahun depan dalam mengembangkan Visi ASEAN pasca-2025 juga perlu membahas rekomendasi penguatan kelembagaan ASEAN. Indonesia berharap, pada akhir 2022, rekomendasi tersebut sudah dapat diterima. Dengan demikian, penerapan keputusan bisa dimulai tahun 2023.
”Dengan demikian, ASEAN akan siap dan segera lepas landas untuk mewujud nyatakan Visi Baru pasca-2025. Indonesia telah menyampaikan concept paper bagi pembahasan mengenai penguatan ASEAN. Saya sangat menghargai dukungan para pemimpin ASEAN terhadap inisiatif Indonesia ini,” tambah Presiden yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Menlu Mahendra Siregar.
Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah yang memimpin KTT, menurut Retno, juga menegaskan meski masih dilanda pandemi Covid-19, pembangunan komunitas ASEAN perlu terus dilakukan. Selain itu, kemitraan dalam ASEAN Dialog Partners juga terus diperkuat.
Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi, seperti disampaikan Retno, juga menyampaikan ASEAN saat ini dalam pembentukan high level task force on ASEAN post-2025 vision. Satuan tugas ini akan melanjutkan pembangunan masyarakat ASEAN.
KTT kali ini hanya dihadiri sembilan pemimpin negara anggota ASEAN. Myanmar tidak ikut hadir dalam KTT tahun ini.
Tanpa Myanmar
KTT ke-39 ini berlangsung selama satu hari, sama seperti KTT ke-38. KTT kali ini hanya dihadiri sembilan pemimpin negara anggota ASEAN. Myanmar tidak ikut hadir dalam KTT tahun ini.
Retno menjelaskan, Myanmar diundang dalam level nonpolitik. Namun, sampai pelaksanaan KTT, Myanmar tidak menyampaikan wakilnya. Kendati demikian, screen untuk Myanmar tetap disiapkan sebagai salah satu anggota ASEAN.
Presiden Jokowi dalam pidatonya pun sempat menyayangkan tidak bersambutnya uluran tangan ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya. Akses yang diminta utusan khusus ASEAN untuk dapat bertemu dengan semua pihak terkait belum diberikan Myanmar sampai menjelang KTT.
Keputusan ASEAN untuk mengundang Myanmar pada tingkat nonpolitik dan memberikan kesempatan bagi Myanmar menyelesaikan isu dalam negerinya terlebih dahulu, itu dinilai sebagai keputusan yang berat tapi harus dilakukan.
Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya tetap menjaga penghormatan prinsip-prinsip non interference. Kendati demikian, prinsip-prinsip lain dalam Piagam ASEAN seperti demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, penghormatan terhadap hak azasi manusia, dan pemerintah yang konstitusional tetap harus dijunjung tinggi. Dengan ini, ASEAN bisa tetap mendorong kemajuan-kemajuan sebagaimana dijanjikan kepada rakyat ASEAN.
Sebagai satu keluarga, Presiden Jokowi menyampaikan uluran tangan ASEAN harus tetap ditawarkan kepada Myanmar termasuk bantuan kemanusiaan terhadap rakyat Myanmar. Sebab, rakyat Myanmar memiliki hak untuk dapat hidup damai dan sejahtera. Indonesia pun secara konsisten mengharapkan demokrasi melalui proses yang inklusif dapat segera dipulihkan di Myanmar.
Presiden Jokowi pun tetap optimis seperti pernah disampaikan dalam Leaders’ Meeting di Jakarta pada 24 April lalu, bahwa sebagai satu keluarga, ASEAN akan membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya. Ini adalah komitmen keluarga untuk membantu anggota keluarganya.
Indo-Pasifik
Isu ketiga yang disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT ke-39 ASEAN adalah implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). “AOIP memiliki prinsip-prinsip yang sangat jelas. Sudah saatnya kita semua memberikan perhatian bagi kerja sama konkret pelaksanaan AOIP,” kata Presiden Jokowi.
Untuk itu, tahun 2023 Indonesia akan mengadakan forum kerja sama infrastruktur Indo-Pasifik. Forum ini akan diselenggarakan saat Indonesia memegang amanah sebagai Ketua ASEAN. “Saya mengharapkan kita terus memperkuat kerja sama dalam kerangka AOIP,” tambahnya.
Dalam KTT ke-38 dan 39 ASEAN kali ini, dihasilkan beberapa dokumen baik di sektor kesehatan, kesiapan menghadapi bencana, ekonomi biru, dan perubahan iklim. Dokumen-dokumen itu antara lain Bandar Seri Begawan Declaration on the Strategic and Holistic Innitiatives to Link ASEAN Responses to Emergencies and Disasters (ASEAN SHIL), ASEAN Leaders Declaration on Upholding Multilateralism, Terms of Reference for the High Level Task Force on the ASEAN Community Post 2025 Vision and The Road Map, ASEAN Joint Statement on Climate Change to the 26th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC COP-26), dan ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilience and Agility of Workers for the Future of Work.
Seusai menghadiri KTT ke-38 dan 39 ASEAN, lanjut Retno, Presiden Jokowi juga mengikuti KTT ASEAN-Korea Selatan, KTT ASEAN-China, dan KTT ASEAN-Amerika Serikat.