Wapres Amin: Kalangan Lansia dan Tenaga Pendidik Sasaran Prioritas Vaksinasi
Untuk mencapai target vaksinasi 70 persen populasi pada akhir tahun 2021, pemerintah harus memberikan 2,5 juta suntikan vaksin Covid-19 per hari. Saat ini, capaian vaksinasi baru 1,4 juta suntikan per hari.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dari jumlah dosis pertama vaksin Covid-19 yang disuntikkan, Indonesia disebut sudah menduduki ranking kelima di dunia. Namun, capaian vaksinasi di kalangan lansia dan tenaga pendidik masih tergolong rendah. Di beberapa provinsi, cakupan vaksinasi juga tergolong rendah. Karena itu, percepatan perlu dilakukan dengan sinergi semua pihak untuk segera mencapai kekebalan kelompok.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi kontribusi TNI/Polri dalam mendorong percepatan vaksinasi. Namun, tetap diperlukan upaya luar biasa dan masif untuk merealisasikan target vaksinasi, yakni 208,5 juta orang pada akhir tahun 2021.
”Dalam rangka upaya itulah, Bapak Presiden menginstruksikan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk memobilisasikan kekuatan, bersama-sama jajaran Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah, untuk melaksanakan percepatan vaksinasi nasional,” ujar Wapres Amin dalam seminar daring dan luring yang diikuti peserta didik Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) Ke-30 dan Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri Dikreg Ke-61, Rabu (6/10/2021).
Sampai 5 Oktober 2021, Satgas Penanganan Covid-19 mencatat telah 94,939 juta orang mendapatkan dosis pertama dan 53,656 juta orang mendapatkan dosis kedua atau lengkap. Dengan demikian, secara nasional, cakupan penyuntikan vaksin dosis pertama baru 45,58 persen dari target. Adapun cakupan warga yang telah menerima dosis kedua 25,76 persen dari target.
Kementerian Kesehatan mencatat rata-rata vaksinasi harian per minggu telah mencapai 1,4 juta dosis. Dengan kecepatan itu, kata Wapres Amin, diperlukan sekitar tujuh bulan lagi untuk menyelesaikan vaksinasi kepada 70 persen warga Indonesia.
”Apabila ingin proses vaksinasi selesai akhir 2021, kecepatan vaksinasi perlu ditingkatkan menjadi 2,5 juta vaksinasi per hari,” kata Wapres.
Untuk itu, pemerintah mengharapkan TNI dan Polri terus membantu mempercepat vaksinasi di daerah-daerah yang masih rendah cakupannya, termasuk di daerah aglomerasi.
”Saya juga meminta TNI dan Polri memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah guna meningkatkan kecepatan vaksinasi. Langkah ini juga akan disertai insentif berupa penurunan level PPKM di wilayah yang dapat memenuhi target vaksinasi yang telah ditetapkan,” ujar Wapres.
Adapun sasaran prioritas vaksinasi adalah warga lansia dan tenaga pendidik. Sampai 3 Oktober 2021, baru 6,6 juta warga lansia yang mendapatkan dosis pertama, sedangkan yang sudah menerima dosis lengkap baru 4,4 juta orang. Adapun jumlah sasaran kelompok lansia sebanyak 21,5 juta orang.
Apabila ingin proses vaksinasi selesai akhir 2021, kecepatan vaksinasi perlu ditingkatkan menjadi 2,5 juta vaksinasi per hari.
Tenaga pendidik juga diprioritaskan mendapatkan vaksinasi untuk mendukung dibukanya kembali pembelajaran tatap muka (PTM). Sebanyak 5,06 juta pendidik dan tenaga pendidik menjadi target vaksinasi. Namun, sampai 3 Oktober, baru 2,55 juta orang yang tercatat telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, sedangkan yang telah mendapat dosis kedua 2,1 juta orang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam seminar yang sama juga mengingatkan, beberapa provinsi dengan cakupan vaksinasi rendah perlu dibantu. Empat provinsi dengan cakupan paling rendah adalah Papua dengan 22,9 persen, Sumatera Barat 23,6 persen, Lampung 23,9 persen, dan Aceh 25,9 persen.
Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Maluku, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara sedikit lebih baik. Namun, cakupan vaksinasi provinsi-provinsi ini pun masih di bawah 30 persen.
Karena itu, meski berada di peringkat kelima dunia berdasarkan jumlah orang yang sudah disuntik dosis pertama, Indonesia tidak bisa berpuas diri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, untuk menuju kekebalan komunal, Oktober ini ditargetkan vaksinasi sebanyak 55,1 juta penyuntikan. Adapun vaksinasi pada bulan November dan Desember masing-masing ditarget 50 juta penyuntikan.
Serbuan vaksinasi TNI/Polri
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayor Jenderal Syafruddin menyebutkan, dalam penanganan Covid-19, TNI membantu mulai dari pelaksanaan protokol kesehatan sampai serbuan vaksinasi. Vaksinasi sudah dimulai pada Maret 2020 sampai selesai.
Sejauh ini, dia mencatat beberapa kendala, antara lain
keterlambatan distribusi vaksin ke daerah, keterbatasan jumlah vaksinator di daerah, rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, rendahnya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi, dan keterbatasan fasilitas kesehatan di beberapa daerah.
Untuk itu, TNI mengajak tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menyosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19. Selain itu, sentra-sentra vaksinasi dibentuk di wilayah-wilayah yang belum memiliki fasilitas kesehatan TNI.
TNI juga merekomendasikan pendirian pabrik vaksin untuk mendorong kemandirian penyediaan vaksin serta mendorong penyediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di daerah-daerah terpencil.
Asops Kapolri Irjen Imam Sugianto membenarkan adanya ketakutan untuk divaksin yang dirasakan sebagian masyarakat. Karena itu, glorifikasi dan kampanye vaksin dilakukan.
Dalam mengakselerasi vaksinasi, kata Imam, tim vaksinator dan tim screening dibentuk. Selain mendatangkan masyarakat ke sentra-sentra vaksin, mendorong masyarakat mengikuti vaksinasi di puskesmas dan lokasi-lokasi yang disiapkan pemerintah daerah ataupun vaksinasi mobile dengan menggunakan mobil-mobil polisi atau kapal tol air juga dilakukan untuk menjangkau masyarakat.
Akselerasi vaksinasi di empat kabupaten/kota di Papua menjelang penyelenggaraan PON 2021 juga dilakukan dengan mengerahkan kompi vaksinator yang terdiri atas 100 siswa.