Pemerintah Terapkan Strategi Transisi dari Pandemi ke Endemi
Dalam pekan ini, pada aplikasi Peduli Lindungi juga akan dilakukan perubahan warna dengan menambahkan kategori warna hitam bagi masyarakat yang teridentifikasi positif atau kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mencatat adanya tren perbaikan situasi pandemi Covid-19 dalam satu pekan terakhir. Berdasarkan capaian tersebut, pemerintah memutuskan tetap memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM hingga 6 September 2021. Pemerintah terus berupaya menerapkan strategi transisi dari masa pandemi ke masa endemi.
”Di ratas (rapat terbatas) Bapak Presiden memberi pesan agar mensyukuri. Tapi, harus tetap eling dan waspada. Harus hati-hati terutama melihat kondisi negara lain. Harus ada strategi transisi yang jelas dari pandemi ke endemi,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers virtual bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Senin (30/8/2021).
Strategi transisi itu, terutama terletak pada sosialisasi protokol kesehatan dan vaksinasi. Strategi transisi pandemi ke endemi, terutama disiapkan dari sisi penanganan di hulu. Masyarakat diajak melakukan perubahan gaya hidup utamanya terkait protokol kesehatan 3M. Selain itu, juga dengan strategi deteksi yang baik atau 3T dan strategi vaksinasi. ”Harus dilakukan bersamaan,” katanya.
Budi menyebut, vaksinasi ditargetkan sudah mencapai angka 100 juta pada akhir bulan Agustus. Laju suntikan vaksinasi juga terus meningkat 10 juta per 10 hari sejak Agustus dan diharapkan bisa meraih target 2 juta suntikan per hari.
Berkaca dari perkembangan kasus di negara-negara lain di dunia, varian delta menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. ”Meski negara-negara dengan vaksinasi lengkap yang mendekati 50 persen bahkan di atas, ini memberikan pesan ke kita bahwa walaupun kita sudah turun dan vaksinasi kita sudah mulai berjalan lancar tapi kita harus tetap hati-hati dan harus tetap waspada,” tambah Budi.
Lonjakan kasus yang sempat terjadi di awal Januari dan Juli tahun ini, menurut Budi, semuanya disebabkan karena peningkatan mobilitas yang luar biasa. Peningkatan mobilitas luar biasa ini selalu diikuti lonjakan kasus pada 1-2 minggu sesudahnya hingga mencapai puncaknya dalam 4 sampai 8 minggu.
”Eling dan waspada, begitu turun jangan kendur semuanya sehingga akibatnya naik lagi mobilitasnya dan kita alami lagi kenaikan lonjakan gelombang berikutnya,” ujarnya.
Apalagi, varian baru lainnya seperti varian lamda juga telah merebak terkonsentrasi di Amerika Selatan. Pengetesan untuk pengecekan varian baru di Indonesia juga terus dilakukan. Dari 140 tes selama sembilan bulan di awal 2020, kini telah meningkat menjadi 5.788 tes dalam delapan bulan. Kapasitas tes untuk memonitor varian baru yang dimiliki adalah 1.700-1.800 tes per bulan.
Penerapan protokol kesehatan akan semakin terbantu dengan kemajuan teknologi digital lewat aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi ini akan terus digunakan di enam aktivitas kehidupan, yaitu perdagangan, transportasi, pariwisata, aktivitas bekerja, aktivitas pendidikan, dan yang terpenting adalah aktivitas keagamaan. ”Kita belajar bahwa setiap kali ada hari raya besar men-treager pergerakan sosial yang besar pasti terjadi lonjakan,” tambah Budi.
Penularan masih tinggi
Budi juga mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru membuka aktivitas karena penularan masih tinggi. Angka positivity rate seluruh provinsi memang mengalami penurunan, tetapi positivity rate secara nasional ini masih berada pada level sedang atau 12,89 persen. Budi mencatat belum ada wilayah dengan positivity rate yang rendah.
Luhut menambahkan bahwa perkembangan kasus secara nasional terus menunjukkan perbaikan dengan capaian yang sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari tren kasus konfirmasi secara nasional yang turun hingga 90,4 persen dan secara spesifik di Jawa-Bali turun hingga 94 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli.
Di Jawa-Bali, jumlah kota/kabupaten yang masuk menjadi level 2 meningkat dari 10 menjadi 27. Kabupaten/Kota di level 3 naik dari 67 menjadi 76. Sementara, wilayah dengan level 4 turun dari 51 menjadi 25 kabupaten/kota. Selain itu untuk wilayah Jawa-Bali, terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya.
Dengan demikian, dalam penerapan perpanjangan PPKM Jawa-Bali, wilayah yang masuk ke dalam level 3 adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya. Semarang Raya turun dari level 3 ke level 2. Dua wilayah aglomerasi yang masih pada level 4 yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. Namun, Luhut memperkirakan DIY dan Bali akan segera masuk level 3 dalam beberapa hari ke depan.
Perbaikan situasi pandemi di beberapa wilayah ini juga diiringi pemulihan ekonomi yang berjalan cepat. Hal ini, antara lain, tecermin dari survei Mandiri Institut yang menunjukkan peningkatan indeks belanja dan kunjungan ke tempat belanja di Jawa-Bali. Selain itu, pemulihan juga terlihat dari mobilitas masyarakat untuk retail dan rekreasi yang meningkat pesat.
”Harus superwaspada. Ada banyak negara lain di dunia ini yang masih menghadapi peningkatan kasus yang tinggi jika kita tidak hati-hati kita juga bisa menghadapi peningkatan kasus lagi,” kata Luhut.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap uji coba yang dilakukan di berbagai sektor dengan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, berbagai penyesuaian terhadap aturan PPKM tetap dilakukan secara gradual. Hingga Minggu (29/8/2021), Aplikasi Peduli Lindungi mencatat pemakaian oleh 13,6 juta orang yang 462.000 di antaranya tergolong “merah” dan dilarang masuk ke sektor publik seperti mal, olahraga, atau industri.
Warna Hitam
Dalam pekan ini, aplikasi Peduli Lindungi juga akan melakukan perubahan warna dengan menambahkan kategori warna hitam bagi masyarakat yang teridentifikasi positif atau kontak erat. Jika ditemukan beraktivitas di sektor publik, mereka yang masuk kategori hitam akan langsung diisolasi atau dibawa ke karantina terpusat.
Pemerintah juga terus melakukan penyesuaian. Tamu makan di tempat di restoran di dalam mal dinaikkan menjadi 50 persen. Jam operasional mal diperpanjang hingga pukul 21:00. Seluruh kawasan industri dapat beroperasi 100 persen dengan rekomendasi dua shif pekerjaan. Industri juga harus memperoleh rekomendasi dari Kementerian Perindustrian dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai 7 September mendatang.
“Peduli Lindungi nanti akan terus digunakan dan diluaskan, wajib bagi seluruh akses publik yang melakukan pencegahan tanpa terkecuali. Akan ubah gaya hidup kita dengan berbasiskan platform dan Jumat ini, Peduli Lindungi akan migrasi seluruhnya ke kominfo dengan demikian akan memiliki server besar,” tambah Luhut.
Terkait pemberlakuan PPKM di luar Jawa-Bali, Airlangga menyebut akan terus dilanjutkan dalam rentang dua mingguan dari 24 Agustus hingga 6 September. Dari evaluasi mingguan, Airlangga memaparkan kondisi di beberapa daerah seperti Sumatera dengan tingkat fatalitas kasus (case fatality rate) 3,35 persen dan kasus aktifnya turun minus 42,17 persen. Case Fatality Rate (CFR) di Nusa Tenggara 2,23 persen dan kasus aktifnya turun cukup tajam yaitu minus 65,36 persen.
CFR di Kalimantan 3,1 persen dengan kasus aktif turun minus 51,72 persen. Di Sulawesi, CFR 2,8 persen dan kasus aktif turun minus 47,34. Di Maluku dan Papua, CFR 1,55 persen dan kasus turun minus 29,9 persen. Evaluasi di PPKM level 4 di luar Jawa-Bali terdapat 20 kabupaten/kota dengan tren penurunan mobilitas yang melandai. “Sejalan dengan nasional, itu terjadi perbaikan,” tambah Airlangga.
Walaupun penurunan kasusnya kurang dari 10 persen, wilayah yang kasusnya turun adalah Dumai, Medan, Rokan Hulu, Pringsewu, Banggai, Banda Aceh, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Siak, Kabupaten Luwu Timur, Kota Samarinda, dan kota Merangin. Selain itu, terdapat 9 kabupaten/kota yang ada kecenderungan meningkat, yaitu Bandar Lampung, Pekanbaru, Pematang Siantar,Kota Jambi, Sumba Timur, Kupang, Jayapura, Padang, dan Palembang.
Terkait perkembangan bantuan sosial, Airlangga menyebut program bantuan beras 10 kilogram sudah seluruhnya tersalurkan sesuai dengan target 28,8 juta keluarga. Bagi keluarga penerima manfaat bantuan pangan non-tunai (BPNT) non-PKH, bantuan telah tersalur 100 persen untuk 8,8 juta. Bantuan subsidi upah telah dicairkan kepada 2,09 juta pekerja. Realisasi Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) adalah 14,2 triliun. Realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai 45,8 persen atau 340,84 triliun.