Muhaimin: Islam Indonesia Mengubah Cara Pandang Hubungan Agama dan Negara di Tingkat Global
”Indonesia telah berkontribusi sangat luar biasa bagi hubungan agama dan negara. Dan itulah modal besar Indonesia untuk mengatasi keadaan hari ini dan di masa datang,” ujar Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Oleh
Iqbal Basyari
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wajah Islam di Indonesia dianggap mampu menunjukkan hubungan yang baik antara agama dan negara. Bahkan, kehidupan Islam di Indonesia bisa mengubah cara pandang masyarakat global terhadap Islam. Hal ini menjadi modal bagi Indonesia untuk bangkit menghadapi era pascapandemi.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, pada awal abad ke-21, agama masih dipandang sebagai penghambat perkembangan negara karena tindakan kekerasan dan fundamentalisme yang dilakukan sebagian oknum dengan mengatasnamakan agama. Kemudian di sektor ekonomi, agama juga dianggap menghambat kemajuan ekonomi suatu negara.
Bahkan, di beberapa negara di Benua Eropa dan Amerika sempat terjadi konflik besar antara pandangan ekonomi dan agama. Apalagi di Eropa, pengalaman menunjukkan bahwa agama, terutama Islam, dianggap sebagai ancaman sehingga muncul islamofobia.
”Banyak kepala negara yang menang itu kampanye anti-Islam, sementara di sisi lain memang muncul gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan Islam di beberapa belahan dunia,” ujar Muhaimin saat Pidato Kebangsaan Ketua Umum Partai Politik memperingati 50 tahun Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang diselenggarakan secara daring, Kamis (19/8/2021).
Acara itu turut dihadiri para pengurus CSIS, seperti Harry Tjan Silalahi selaku pendiri dan ketua board of trustees; Jusuf Wanandi sebagai pendiri dan wakil ketua board of trustees; peneliti senior CSIS, J Kristiadi; serta Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte.
Muhaimin juga mengatakan, parpol pemenang pemilu di Eropa sebagian adalah partai-partai yang mengampanyekan anti-Islam. Kampanye itu membuat perolehan suara mereka terdongkrak sehingga memenangi pemilu.
Namun, ia melihat ada yang salah dengan fakta itu. Ketika PKB bergabung dalam organisasi yang berisi ketua umum parpol, Centrist Democrat International (CDI), Muhaimin membuka wawasan para ketua umum parpol di Eropa dan Amerika tentang pandangan mereka mengenai Islam yang cenderung negatif.
Alhamdulillah Islam kebangsaan bukan hanya diterima secara bagus di Tanah Air, Indonesia telah berkontribusi yang sangat luar biasa bagi hubungan agama dan negara. Dan itulah modal besar Indonesia untuk mengatasi keadaan hari ini dan di masa datang, terutama menghadapi masa pascapandemi.
”Tahun lalu saya kumpulkan di Jakarta bertemu Presiden. Di DI Yogyakarta, saya bawa ke pesantren. Banyak perdana menteri yang hadir, mereka menyaksikan langsung Islam di Indonesia, Islam rahmatan lil alamin dan mereka terkaget-kaget, ternyata berbeda. Mereka akhirnya menyaksikan yang terjadi di Indonesia berbeda dengan apa yang mereka persepsikan di tingkat global,” ujarnya.
Muhaimin membawa mereka melihat realitas hubungan antara Islam dan negara di Indonesia. Ia menunjukkan Islam di Indonesia yang produktif dan berdampak langsung pada ekonomi serta berkontribusi terhadap keberlangsungan penyelenggaraan negara.
”Alhamdulillah Islam kebangsaan bukan hanya diterima secara bagus di Tanah Air, Indonesia telah berkontribusi yang sangat luar biasa bagi hubungan agama dan negara. Dan itulah modal besar Indonesia untuk mengatasi keadaan hari ini dan di masa datang, terutama menghadapi masa pascapandemi,” ujar Muhaimin.
Politik kesejahteraan inklusif
Muhaimin yang juga menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menuturkan, Indonesia mesti melaksanakan politik kesejahteraan yang inklusif untuk menghadapi tantangan-tantangan pascapandemi. Pemerintah mesti menyiapkan sistem ekonomi yang inklusif, terbuka, dan memberi ruang gerak kepada seluruh masyarakat.
Saat menghadapi pandemi Covid-19, misalnya, kebijakan yang bersifat top-down harus diubah karena hanya mengakibatkan kelambanan dalam penanganan. Partisipasi harus ditingkatkan karena negara memiliki keterbatasan. Ini sekaligus menunjukkan wajah demokrasi Indonesia yang partisipatoris dalam membuat kebijakan dan mengambil tindakan.
Muhaimin mengatakan, dalam kondisi pascapandemi dibutuhkan kekuatan masyarakat, sosial, budaya, serta agama untuk bersatu agar bisa menjadi penopang dan pendorong target-target yang sudah ditetapkan pemerintah. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk melibatkan secara efektif seluruh komponen bangsa.
Namun, pemerintah patut bersyukur karena saat ini parpol bersatu dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada pemerintah untuk bekerja efektif. Tinggal kepemimpinan mengefektifkan keadaan ini agar kebijakan yang dibuat bisa optimal.
”Apa pun undang-undang hari ini bisa dibuat dengan sangat cepat. Ini bukti bahwa kebersamaan itu ada. Partai-partai solid bersama dengan pemerintah, tinggal kekuatan masyarakat sipil, tokoh agama, terus terlibat dalam pembangunan kita,” kata Muhaimin.
PKB adalah salah satu partai besar yang telah bertransformasi sehingga menjadi partai yang ikut membangun bangsa Indonesia dan menjaga prinsip-prinsip kebangsaan.
J Kristiadi mengatakan, efektivitas pemerintahan yang dilakukan Presiden semestinya dilakukan secara terlembaga, bukan hanya periodik ketika menghadapi pandemi. Saat ini, parpol dan DPR sudah mulai memberikan otoritas kepada Presiden Joko Widodo agar mampu menjalankan pemerintahan yang efektif.
Menurut Philips, PKB sudah melakukan tindakan-tindakan agar agama menjadi faktor pendorong demokrasi dan kemajuan berbegara. Agama selalu bertransformasi untuk kemajuan bangsa.
”PKB adalah salah satu partai besar yang telah bertransformasi sehingga menjadi partai yang ikut membangun bangsa Indonesia dan menjaga prinsip-prinsip kebangsaan,” ujarnya.