Antara Pandemi, Konsolidasi, dan Investasi Menuju Pemilu 2024
Pandemi Covid-19 memaksa semua untuk beradaptasi, tak terkecuali partai politik. Strategi lama menyosialisasikan parpol lewat pemasangan bendera, baliho, dan semacamnya tak akan cukup untuk meraih simpati rakyat.
Partai politik sering kali mendapat kritikan karena biasanya hanya lima tahun sekali ”hadir” di tengah rakyat. Sudah menjadi hal yang jamak, mendekati pemilihan umum, para politikus berduyun-duyun mendekati rakyat untuk merebut simpati demi memenangkan kontestasi. Segala macam cara dilakukan demi merebut hati rakyat, sang pemilik kedaulatan.
Namun, sebenarnya, gerak langkah parpol menyambut pemilu sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum pemungutan suara. Strategi disusun, konsolidasi besar-besaran digelar. Berbagai aktivitas politik pun dilakukan sebagai bentuk investasi untuk menggaet simpati publik. Parpol sadar tidak ada yang instan dalam politik, semua hasil yang diraih adalah buah dari kerja-kerja jangka panjang.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pun saat pandemi Covid-19 masih melanda negeri, sejumlah parpol tetap bergerak demi meraih tujuan utama, mendapatkan kekuasaaan. Meski Pemilu 2024 masih 2,5 tahun lagi, parpol mulai masif menggelar berbagai aktivitas sosial-politik yang diyakini sebagai investasi menuju pertarungan 2024 nanti.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berkali-kali menginstruksikan kepada seluruh kader untuk bergotong royong, turun membantu masyarakat terdampak pandemi. PDI-P ingin menghadirkan wajah kemanusiaan dan wajah kerakyatan dalam seluruh kegiatan partai.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai pemenang Pemilu 2019 termasuk yang tetap aktif bergerak. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pandemi tidak menyurutkan langkah dan gerak kepartaian. Partai sangat aktif melalukan konsolidasi menyeluruh dan memperkuat kehadiran PDI-P di tengah rakyat.
Rekrutmen anggota, pendidikan politik, dan kaderisasi berjalan terus. Peresmian kantor partai dan sekolah partai yang dilaksanakan di masa pandemi disiasati dengan melakukannya secara daring. Selain kantor partai, PDI-P pun membangun studio partai, rumah budaya, dan sekolah partai.
”Selama pandemi sudah tiga kali peresmian kantor partai dilakukan secara daring dan seluruh kantor yang diresmikan tersebut diatasnamakan partai dan tidak boleh diperjualbelikan,” ujar Hasto dihubungi dari Jakarta, Rabu (11/8/2021).
Tak hanya aktivitas politik, parpol yang meraup suara 19,33 persen pada Pemilu Legislatif 2019 ini mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk membantu penanganan pandemi. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri berkali-kali menginstruksikan pada seluruh kader untuk bergotong royong, turun membantu masyarakat terdampak pandemi. PDI-P ingin menghadirkan wajah kemanusiaan dan wajah kerakyatan dalam seluruh kegiatan partai.
Baca juga: Megawati: Soliditas dan Keteladanan Bekal bagi Kemenangan PDI-P
Kegiatan yang dilakukan PDI-P antara lain mendirikan dapur umum, membagikan bahan pokok, menggelar vaksinasi, program merawat bumi, dan mendorong kegiatan penamanan tanaman pendamping beras. Kader pun dilatih mitigasi bencana tak hanya terkait Covid-19, tetapi juga pemanasan global.
”Sejak awal disadari bahwa masalah pandemi Covid-19 tidak mudah, maka partai selama pandemi membangun infrastruktur partai yang memungkinkan PDI-P tetap hadir guna menjadi obor penerang bagi rakyat. Yang turun ke lapangan adalah seluruh jajaran struktur partai dari tingkat pusat hingga di tingkat akar rumput, semua bergerak seirama,” ujar Hasto.
Kegiatan yang tak jauh berbeda juga dilakukan Partai Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, sebagai sebuah parpol, Golkar tetap menjalankan agenda-agenda politik di tengah situasi pandemi. Konsolidasi, sosialisasi, pendidikan politik, dan rekrutmen politik tetap berjalan karena itu menjadi tugas dari parpol.
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan adalah peningkatan kualitas kader melalui Golkar Institute. Melalui program ini, Golkar memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan melahirkan kader-kader sebagai calon pemimpin berkualitas sesuai kebutuhan zaman. Sebab, sekalipun dalam kondisi pandemi, Golkar selalu berkomitmen untuk melahirkan kader-kader berkualitas guna mengisi jabatan politik melalui pemilu.
Di samping itu, sejak 20 Maret 2020, partai yang memperoleh suara 12,31 persen pada Pemilu Legislatif 2019 ini mulai melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu penanganan pandemi. Setiap Senin dan Jumat, kader membagikan bahan pokok dan nasi kotak kepada masyarakat, panti asuhan, petugas pemakaman, dan kelompok lain yang terdampak pandemi. Ada pula layanan kesehatan Yellow Clinic yang sejak pandemi difokuskan untuk kegiatan vaksinasi dan tes Covid-19 untuk masyarakat.
”Jadi, pada saat seperti ini, di samping tugas kepartaian, kita juga mengerjalan kegiatan sosial untuk ikut membantu penanganan pandemi,” ujarnya.
Kegiatan-kegiatan itu, menurut Nurul, tidak semuanya berorientasi untuk Pemilu 2024. Selain karena pemilu masih jauh, aktivitas itu pada awalnyaditujukan sebagai bentuk empati Golkar kepada masyarakat. Bahwa nanti kegiatan itu berdampak ke hasil pemilu, hal tersebut menjadi kehadiran Golkar di masyarakat di masa pandemi.
”Tugas kami memberikan kontribusi kepada masyarakat karena merupakan tanggung jawab sebagai parpol untuk membangun negara menjadi sehat dan sejahtera. Bahwa nanti masyarakat akan teringat dengan Golkar dan memberikan suaranya untuk golkar, itu hal yang berbeda,” ujar anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar tersebut.
Potong gaji
Sebagai partai medioker yang berada di luar pemerintahan, PKS menyiasati kebutuhan anggaran dengan bergotong royong. Kader PKS melakukan pemotongan gaji pada Maret dan April 2020, serta Januari dan Agustus 2021.
Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera Netty Prasetiyani mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19, PKS juga fokus dan memprioritaskan upaya penanganan dampak pandemi. Kegiatan politik dalam konteks mengedukasi masyarakat, menggelar diskusi, dan menyelenggarakan pelatihan sudah sangat jarang dilakukan. Jika dirata-rata, kegiatan politik PKS hanya sekitar 40 persen, sedangkan kegiatan sosial 60 persen.
”Kami sedang memberikan perhatian pada penanganan pandemi meski pimpinan mengingatkan struktur dan anggota tetap kreatif bergerak mengenalkan dan mengokohkan PKS agar tagline ’Bersama Melayani Rakyat’ benar-benar dapat dirasakan,” ujarnya.
Netty menuturkan, sejumlah kegiatan sosial yang dilakukan antara lain memberikan bantuan bahan pokok dan donasi yang sudah mencapai 741.410 paket, menyumbang alat pelindung diri, membagikan tabung oksigen, menyiapkan ambulans, memberikan paket isolasi mandiri, dan menyukseskan vaksinasi.
Di awal pandemi, partai yang perolehan suara di Pileg 2019 sebanyak 8,21 persen ini telah menyalurkan bantuan hingga Rp 68,9 miliar. Sebagai partai medioker yang berada di luar pemerintahan, PKS menyiasati kebutuhan anggaran dengan bergotong royong. Kader PKS melakukan pemotongan gaji pada Maret dan April 2020 serta Januari dan Agustus 2021.
”Memang jadi cara bagi PKS yang sumber daya finansialnya ’pas-pasan’ untuk terus membangun kegotongroyongan dengan cara potong gaji. Istilah Sunda mah saweran,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi mengatakan, di masa pandemi ini, PAN telah menyelesaikan regenerasi kepemimpinan dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Sebagian masih berjalan untuk tingkat kecamatan. Pada akhir tahun 2021, ditargetkan dapat menyelesaikan sampai di tingkat desa.
”Tujuannya agar organisasi partai dapat fungsional, kuat, dan digerakkan oleh kader militan yang ideologis,” ujarnya.
Selain itu, ada juru bicara muda yang baru saja dilantik oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk mengomunikasikan ide-ide dan gagasan PAN kepada para generasi muda. Mereka bertugas menyampaikan program, kinerja, dan pencapaian PAN kepada publik dengan gaya khas generasi muda. Juru bicara muda PAN juga diharapkan dapat berkontribusi memberi masukan, ide, dan gagasan kepada PAN.
Di samping itu, DPP PAN telah menginstruksikan kepada pengurus PAN seluruh Indonesia agar fokus menyelenggarakan program-program kemanusiaan, misalnya membantu pemerintah dalam vaksinasi, pemberian obat dan vitamin, serta bakti sosial pemberian bahan pokok. Program ini dilaksanakan sampai pandemi berakhir.
”PAN memilih menyelenggarakan program kemanusiaan karena pemerintah sedang mengalami kesulitan yang berat. Di saat pandemi seperti ini, siapa pun presidennya, dipastikan akan mengalami kontraksi kepemimpinan karena harus menyinergikan kebijakan kesehatan dan ekonomi secara baik,” tutur Viva.
Turun ke lapangan
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, cara paling efektif menarik simpati publik di masa pandemi adalah dengan turun ke lapangan. Kehadiran parpol dinantikan rakyat untuk meringankan dampak pandemi. Pemberian bantuan akan dimaklumi karena sangat dibutuhkan di masa-masa seperti ini.
Cara paling efektif menarik simpati publik di masa pandemi adalah dengan turun ke lapangan. Kehadiran parpol dinantikan rakyat untuk meringankan dampak pandemi.
”Tingkat kepuasan publik terhadap lembaga publik, termasuk parpol, sudah bergeser, tidak lagi hanya faktor ekonomi, tetapi variabel tertingginya adalah penanganan pandemi,” katanya.
Menurut dia, masa pandemi menjadi momentum tepat untuk menunjukkan kehadiran parpol di tengah masyarakat. Segala sumber daya perlu dikerahkan untuk membuktikan bahwa parpol tidak hanya hadir menjelang pemilu, tetapi juga ada ketika dibutuhkan rakyat. Kegiatan sosial mesti dilakukan secara terorganisasi agar dampaknya bisa lebih dirasakan masyarakat.
Baca juga: Saatnya Parpol Tunjukkan Kepedulian pada Wabah Covid-19
Sumber dana pun bisa didapatkan dari anggota-anggota yang menempati jabatan politik di DPR dan DPRD agar kegiatan bisa terus berkesinambungan. Apalagi mereka memiliki mesin partai yang banyak, dari tingkat pusat hingga desa, sehingga bisa digerakkan untuk melakukan aksi nyata membantu rakyat melewati pandemi.
”Siapa yang bisa terus mengatur napas untuk tetap hadir, bukan tidak mungkin berpengaruh besar dalam pileg, selain faktor siapa yang dicapreskan,” ujar Yunarto. Jadi, apakah Anda sudah merasakan kehadiran parpol di masa pandemi?