Ratusan Ulama Wafat, Baznas Luncurkan Program ”Kita Jaga Kyai”
Berdasarkan data Kementerian Agama hingga Sabtu (7/7/2021), sudah 605 kiai dan ulama serta pengasuh pesantren yang meninggal karena terpapar Covid-19.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan kiai dan ulama serta pengasuh pesantren meninggal akibat Covid-19. Cukup banyak juga santri terpapar virus Covid-19 di lingkungan pesantren. Demi menjaga lingkungan pondok pesantren, Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas RI beserta Kementerian Agama mendesain program ”Kita Jaga Kyai” untuk memelihara dan menjaga kesehatan para kiai dan pengasuh pesantren.
”Ini salah satu bentuk penghargaan negara atau pemerintah dalam menjaga dan memelihara kesehatan para kiai dan pengasuh pesantren yang telah berjasa bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam peluncuran program ”Kita Jaga Kyai” yang, antara lain, berwujud vaksinasi di pondok pesantren yang digelar Baznas RI dan Kementerian Agama RI berkolaborasi dengan TNI-Polri dan ormas Islam pada Senin (2/8/2021).
Berdasarkan data Kementerian Agama hingga Sabtu (7/7/2021), 605 kiai dan ulama serta pengasuh pesantren yang meninggal karena terpapar Covid-19. ”Wafatnya para kiai dan ulama mempunyai arti sangat penting dan krusial bagi kehidupan umat. Rasulullah SAW menegaskan bahwa ulama adalah pewaris para nabi,” tambah Wapres Amin.
Wapres Amin kemudian mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani yang menyebut bahwa meninggalnya para kiai dan ulama adalah musibah yang tak tergantikan dan sebuah kebocoran yang tidak bisa ditambal. ”Wafatnya para kiai dan ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih ringan daripada meninggalnya seorang ulama,” imbuh Wapres Amin.
Para kiai dan ulama sebagai pewaris para Nabi telah mentransformasikan ilmu dan peradaban, menjaga, mendidik, serta melakukan berbagai perbaikan di segala bidang aqidatan, fikratan, ibadatan, muámalatan, dan wa akhlaqiyatan. Kiai dan ulama juga mengawal para santri demi berkembangnya khazanah keilmuan di lingkungan pesantren dan masyarakat di sekitarnya.
Kiai dan ulama juga telah mengajarkan sikap patriotik, cinta tanah air (hubbul wathan) dan bela negara kepada setiap warga Indonesia. Jasa dan peran besar para kiai, para ulama dan pondok pesantren terhadap perjuangan kemerdekaan dan proses pembangunan bangsa Indonesia sangat besar dan tidak bisa dihargai dengan sekadar materi.
Wapres Amin lantas mengapresiasi inisiatif Baznas dan Kementerian Agama yang mendesain program ”Kita Jaga Kyai”.
Program ”Kita Jaga Kyai” menjadi penting karena para kiai banyak berhadapan dengan umat dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga menjadi pihak yang riskan terdampak Covid-19.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani menyebut bahwa program ”Kita Jaga Kyai” menjadi penting karena para kiai banyak berhadapan dengan umat dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga menjadi pihak yang riskan terdampak Covid-19.
Program ”Kita Jaga Kyai” ini sangat berkontribusi dalam perlindungan pada kiai yang merupakan sosok penting sebagai pilar ketahanan bangsa. Program tersebut juga disebut sebagai terobosan baru dalam optimalisasi pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). ”Harapan saya, pemerataan baik di seluruh Indonesia,” ujar Ali.
Kemasalahatan Umat
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Amin turut mengapresiasi Baznas yang telah mengoptimalkan pemanfaatan dana ZIS serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) untuk kemaslahatan umat, terutama pada saat penanganan korban pandemi Covid-19. Menurut laporan tahun 2020, dana ZIS untuk penanggulangan Covid-19 mencapai Rp 1,5 triliun. ”Saya mendorong agar Baznas terus dapat memperkuat kapasitas kelembagaannya sehingga pengelolaan ZIS di Indonesia dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat,” tambah Wapres Amin.
Wapres Amin juga memberi apresiasi kepada komponen masyarakat yang tergabung dalam ormas keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Al-Wasliyah, dan Tarbiyah Perti, atas peran bersama-sama pemerintah dalam mengatasi pandemi. Ormas tersebut dinilai berkomitmen menjaga dan mendampingi masyarakat, mengampanyekan 5M, serta tidak henti-hentinya mengedukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Peran Majelis Ulama Indonesia juga sangat penting, terutama dengan menerbitkan fatwa MUI No 14/2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi terjadi Wabah Covid-19, dan mengajak masyarakat, khususnya umat Islam, untuk bersama-sama berikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi hal-hal yang dapat menjadi penyebab terpaparnya penyakit. ”Tindakan tersebut merupakan kewajiban dalam upaya menerapkan salah satu dari lima Maqashid Syari’ah, yakni Hifdzun-Nafs atau penjagaan terhadap jiwa,” ucap Wapres Amin.
Menurut Wapres Amin, pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM level 4 adalah kebijakan pemerintah untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19. Hal ini karena pemerintah lebih mengutamakan keselamatan masyarakat. ”Semoga PPKM yang kita jalani ini benar-benar berdampak positif dalam rangka menurunkan tingkat penularan sehingga secara bertahap kehidupan sosial ekonomi mayarakat dapat kembali seperti sedia kala,” tambahnya.
Pimpinan Baznas RI, Saidah Sakwan menyebut Program ”Kita Jaga Kyai” akan menyasar 1.000 pondok pesantren. Selain menggelar vaksinasi di lingkungan pondok pesantren, Baznas juga akan menjaga kesehatan par kiai, nyai, hingga para guru pondok pesantren dengan memberikan layanan pengecekan kesehatan atau medical check up, pengetesan dengan tes usap antigen, hingga pembagian paket imun.
Kita ingin membantu para kiai melakukan mitigasi dalam menjaga kesehatan karena kesehatan kiai akan memberikan dampak pada pembimbingan umat ke depannya (pimpinan Baznas RI Saidah Sakwan).
”Kita ingin membantu para kiai melakukan mitigasi dalam menjaga kesehatan karena kesehatan kiai akan memberikan dampak pada pembimbingan umat ke depannya, bagaimana membimbing anak di pesantren, pembelajaran kegaamaan umat. Ini harus tetap berlangsung, kalau para kiai sehat,” tambah Saidah.
Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar menambahkan bahwa kiai merupakan tokoh sentral di setiap pondok pesantren. Saat ini, terdapat 32.268 pondok pesantren di seluruh Indonesia. Sebuah pesantren bisa memiliki lebih dari satu kiai. ”Banyak kiai yang perlu dijaga,” ucap Nizar.