Ormas Keagamaan Minta Pemerintah Menjadi Dirigen Pengendalian Covid-19
Sejak awal pandemi semua ormas keagamaan di Tanah Air secara sporadis membantu pemerintah mengendalikan Covid-19 beserta dampaknya. Diperlukan komando dari pemerintah agar bantuan penanganan Covid-19 lebih terarah.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi kemasyarakatan atau ormas keagamaan meminta pemerintah lebih berperan aktif menjadi dirigen sukrelawan warga dalam penanganan pandemi Covid-19. Selama ini, ormas sudah banyak bekerja di lapangan membantu pemerintah mengatasi pandemi. Mereka ingin bekerja lebih efektif dan terarah.
Diskusi itu mengemuka dalam forum ”Dialog Menko Polhukam Bersama Walubi, PHDI, dan Majelis Konghucu Indonesia dalam Rangka Penanganan Covid-19” bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD secara daring, Kamis (29/7/2021). Sebelumnya, Mahfud juga telah berdialog bersama ormas keagamaan lain, seperti PBNU, PP Muhammadiyah, dan PWI.
Para pengurus ormas Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) mengatakan, wabah Covid-19 sudah berlangsung selama 1,5 tahun. Selama itu, warga dan ormas keagamaan bergerak secara sporadis membantu pasien yang tertular virus maupun merasakan dampak pandemi. Muncul gerakan sukarelawan warga bantu warga secara spontan dan organik. Mereka digerakkan oleh empati dan kemanusiaan untuk membantu sesama. Ada yang mengumpulkan oksigen bagi pasien Covid-19, membagikan makanan, hingga menjadi sukarelawan program vaksinasi.
”Teman-teman lintas agama semua sudah bergerak membantu warga yang terdampak. Misalnya, kami di Kabupaten Bogor mengumpulkan oksigen gratis bagi warga. Sebab, di pasaran harganya melonjak dari Rp 3,5 juta per tabung menjadi Rp 6 juta per tabung. Kami butuh dirigen untuk mengoordinasikan itu supaya gerakan lebih terarah,” ujar JS Kristian dari Matakin.
Semua warga lintas agama sudah bergerak bersatu menangani pandemi ini dan membantu pemerintah mengatasi dampaknya.
Ketua Walubi Siti Hartati Murdaya menambahkan, Walubi selama ini juga ikut berpartisipasi dalam menggenjot program vaksinasi Covid-19. Ini merupakan bentuk kontribusi Walubi untuk membantu pemerintah mencapai target 1-2 juta vaksin per hari. Walubi melakukan program vaksinasi gratis di JI Expo Kemayoran. Dalam sehari, Walubi bisa melakukan vaksinasi kepada 10.000-11.000 warga. Vaksinasi ini dibuka setiap hari untuk mengimbangi program vaksinasi pemerintah di Gelora Bung Karno (GBK). Sebab, vaksinasi di GBK hanya dibuka pada akhir pekan. Program vaksinasi itu dibuka untuk umum, tidak hanya untuk warga beragama Buddha.
”Sukarelawan Walubi setiap hari juga keliling menyebarkan sembako bantuan kepada warga. Oleh karena itu, banyak juga mereka yang kena Covid-19,” kata Hartati.
Hartati menambahkan, dalam membantu program vaksinasi Covid-19 itu, Walubi dibantu oleh vaksinator yang berasal dari TNI dan Polri. Dia berharap pemerintah terus mendukung program sosial yang dilakukan oleh berbagai ormas keagamaan. Sebab, pada masa pandemi Covid-19 ini, sudah banyak muncul kegiatan amal untuk membantu meringankan warga yang terdampak Covid-19.
”Semua warga lintas agama sudah bergerak bersatu menangani pandemi ini dan membantu pemerintah mengatasi dampaknya,” kata Hartati.
Ketua PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan, selama pandemi Covid-19, PHDI tertib dengan anjuran penerapan protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah. PHDI juga memberlakukan penutupan tempat ibadah dan menghentikan acara keagamaan yang memicu kerumunan. Sosialisasi secara masif dilakukan kepada umat Hindu supaya mereka menaati anjuran pemerintah dan menegakkan prokes ketat. Namun, karena banyak warga yang terkena Covid-19 meninggal dunia, tempat kremasi bagi agama Hindu di sejumlah tempat kewalahan. Dirinya secara spesifik meminta kepada pemerintah untuk memberikan lahan agar tempat kremasi di Jakarta bisa diperluas.
”Di Cilincing, Jakarta Utara, kami hanya memiliki satu tempat untuk kremasi. Sementara akhir-akhir ini kami kewalahan, kami membutuhkan lahan agar bisa dibangun tempat seperti itu,” kata Wisnu.
Mahfud mengucapkan terima kasih kepada ormas keagamaan yang sudah berperan aktif dalam penanganan pandemi Covid-19. Sejauh ini, tidak ada laporan resistensi dari ormas keagamaan terkait dengan anjuran pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19. Jika ada satu-dua orang yang tidak percaya dengan virus korona baru, menurut dia, itu adalah bagian dari demokrasi. Hal yang terpenting, orang-orang tersebut tidak melanggar hukum.
Mahfud juga mengapresiasi peran aktif ormas keagamaan dalam menyosialisasikan protokol kesehatan. Menurut dia, ormas keagamaan memiliki peran penting dalam membangun kesadaran umat untuk memerangi Covid-19. Peran aktif itu ikut memperlancar tugas pemerintah dalam penanggulangan Covid-19.
”Semua masukan ini akan menjadi perhatian pemerintah, dan kami akan mencoba untuk mengakomodasi satu-satu. Semoga pemerintah dibantu warga dan ormas keagamaan ke depan akan semakin baik lagi berkolaborasi dengan warga dalam penanggulangan pandemi,” kata Mahfud.