Pandemi Covid-19 tak menyurutkan kesiapsiagaan prajurit dalam menghadapi ancaman, termasuk teroris. Untuk itu, Satuan Penanggulangan Teror TNI pun mengadakan latihan pembebasan sandera di Gedung DPR/MPR.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satuan Penanggulangan Teror atau Satgultor TNI mengambil alih Gedung DPR/MPR dari penguasaan para teroris. Satgultor juga menyelamatkan sejumlah pejabat yang disandera, Minggu (27/6/2021).
Aksi pengambilalihan Gedung DPR/MPR berlangsung dalam waktu cepat. Satgultor berhasil melumpuhkan kelompok teroris sekaligus membebaskan para pejabat negara yang disandera tanpa menimbulkan korban jiwa.
Komandan Komando Operasi Khusus TNI (Dankoopssus TNI) Mayor Jenderal Richard TH Tampubolon menyebutkan, penguasaan Gedung Nusantara DPR dan pembebasan sandera oleh Satgultor TNI dari aksi terorisme adalah bagian dari skenario latihan yang dilaksanakan Kopassus TNI. Latihan ini juga untuk menguji kesiapsiagaan Satgultor TNI.
”Latihan kali ini sengaja dirancang dengan mengambil lokasi di Gedung DPR dengan tujuan untuk menguji kesiapan para prajurit Satgultor TNI yang terdiri dari Satuan 81 Koopssus, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Paskhas TNI AU,” kata Richard.
Ia mengatakan, meskipun saat ini dalam keadaan pandemi Covid- 19, semua prajurit Satgultor TNI tetap berupaya melatih diri dan mempersiapkan segala sesuatunya sebagai bentuk kesiapsiagaan sekaligus mengantisipasi setiap ancaman yang bakal terjadi.
Ditambahkan Mayjen Richard Tampubolon, latihan penanggulangan teror oleh Satgultor TNI akan terus dilaksanakan di berbagai medan, seperti hutan, perairan, ataupun perkotaan, sehingga semua prajurit Satgultor TNI senantiasa siap ditugaskan di dalam atau di luar wilayah NKRI. Latihan akan diadakan sesuai dengan dinamika ancaman yang terjadi, baik di tataran global, regional, maupun nasional, sehingga ancaman yang terjadi selalu dapat diantisipasi prajurit Satgultor TNI.
Inspektur Jenderal TNI Letjen (Mar) Bambang Suswantono, yang mewakili Panglima TNI meninjau pelaksanaan latihan tersebut, mengatakan, kewajiban sebagai Tentara Nasional Indonesia untuk mempertajam kemampuan prajurit, terutama bagaimana menanggulangi aksi terorisme. Menurut dia, latihan ini adalah rangkaian rutin dan tidak berhenti pada saat di sini saja. Akan tetapi, harus ada kegiatan-kegiatan lanjutan yang tentunya akan menambah kemampuan prajurit.
”Hari ini, kami melaksanakan latihan di Gedung DPR/MPR. Ini adalah salah satu obyek vital nasional, tentunya sebagai Pasukan Khusus TNI memiliki beberapa peta, mapping dan layout gedung-gedung atau obyek-obyek vital di seluruh Indonesia, di antaranya adalah Gedung DPR/MPR ini,” kata Bambang.
Bambang menyampaikan, dengan demikian kalau terjadi aksi terorisme, Koopsus sudah memiliki paket dan tahu dari mana masuk dan siapa berbuat apa. Latihan ini sangat penting untuk menambah kemampuan dan pengalaman. ”Ketika saya mendapatkan perintah dari Panglima TNI untuk mewakili beliau, saya lihat dari pukul 05.00, maka saya sudah bisa melihat bahwa ini adalah latihan serius. Bukan main-main, bukan konsumsi protokoler, ini latihan realistis sesuai dengan pelaksanaannya sesuai dengan keadaan yang kita harapkan. Jadi, bukan untuk konsumsi protokol. Kalau konsumsi protokol, kita bisa saja nanti pukul 10.00 siang,” kata Bambang.