Uji Sistem Senjata, TNI AL dan AU Gelar Latihan Tahunan
TNI AL menggelar latihan puncak tahunan Armada Jaya 2021 untuk menguji kemampuan komponen sistem senjata terpadu. Sementara Komando Operasi TNI AU 1 menggelar latihan tahunan Jalak Sakti.
Oleh
Edna C Pattisina
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono membuka latihan Armada Jaya XXXIX Tahun 2021 melalui konferensi video di Markas Besar TNI AL, Jakarta, Senin (14/6/2021). Latihan ini diharapkan dapat menyempurnakan doktrin pertempuran TNI AL yang sudah ada.
Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI AL. Latihan ini bertujuan untuk menguji kemampuan komponen sistem senjata armada terpadu (SSAT) yang terdiri dari kapal perang Republik Indonesia (KRI), pesawat udara, marinir, dan pangkalan.
Satuan-satuan ini ditugaskan dalam latihan untuk menggelar operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, operasi pertahanan pantai dengan didukung operasi dukungan teritorial, operasi dukungan informasi, operasi dukungan kesehatan, dan operasi dukungan pasukan khusus. Latihan ini diharapkan dapat menyempurnakan doktrin pertempuran TNI AL yang sudah ada.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksda TNI Abdul Rasyid menggarisbawahi pentingya tercapainya interoperabilitas dan kemampuan satuan tugas operasi laut gabungan. Latihan direncanakan berlangsung selama hampir satu bulan.
”Keterbatasan sarana prasarana dan alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Laut saat ini bukan merupakan penghalang bagi profesionalisme prajurit matra laut, melainkan justru menjadi motivasi dalam mengasah kemampuan berpikir serta bertindak secara taktis dan strategis,” kata Rasyid dalam keterangan pers Dinas Penerangan TNI AL.
Pada hari yang sama, digelar pula latihan antar-satuan jajaran Komando Operasi TNI AU (Koopsau) I dan Wing I Paskhas bersandi Jalak Sakti 2021 dan Harda Maruta di Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, dari keberhasilan latihan tersebut bisa dilihat profesionalisme prajurit TNI AU. ”Ini jadi bentuk pertanggungjawaban TNI AU terhadap rakyat Indonesia,” kata Fadjar.
TNI AU terus berupaya meningkatkan kemampuan dan profesionalitas prajurit dan satuan meskipun pada masa pandemi Covid-19. ”Meskipun pada masa pandemi Covid-19, TNI AU tetap menggelar latihan antar-satuan, guna menjaga kesiapsiagaan prajurit melaksanakan operasi udara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah udara NKRI,” kata Fadjar.
Dalam latihan Jalak Sakti, skenario diawali oleh operasi udara intelijen pengamatan dan pengintaian oleh pesawat Boeing 737-200 Intai Strategis untuk mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi udara dan operasi lainnya.
Selanjutnya dua pesawat F-16 C/D TNI AU melaksanakan operasi udara lawan udara defensif terhadap satu pesawat musuh yang berhasil masuk wilayah pertahanan Indonesia. Kedua pesawat F-16 C/D berhasil melumpuhkan pesawat musuh pada saat terjadi manuver pertempuran di udara.
Operasi udara lawan ofensif juga diperankan oleh empat pesawat Hawk 100/200 untuk menghancurkan pangkalan udara musuh. Empat pesawat Hawk berhasil menghancurkan sasaran musuh yang ada di mandala operasi menggunakan 8 bom MK-82. Operasì ini didukung oleh pesawat tempur TNI AU lainnya dengan melaksanakan operasi udara lawan udara dengan tujuan merebut keunggulan udara atau control of the air.
Dalam latihan ini juga dilaksanakan operasi udara serangan udara strategis yang dilakukan oleh empat pesawat F-16 yang dipersenjatai bom Mk-12 dengan call sign Ryder Flight. Operasi ini menghancurkan markas komando dan gudang logistik musuh. Latihan dilanjutkan dengan operasi udara perlawanan menggunakan 8 pesawat tempur, 4 F-16 C/D, dan 4 Hawk 100/200. Operasi udara ini melaksanakan tugas khusus guna mengamankan manuver pasukan kawan yang ada di darat. Pesawat- pesawat tersebut dalam posisi konfigurasi siap tempur guna memastikan musuh sudah tidak memiliki kemampuan melanjutkan pertempuran.
Setelah keunggulan udara terwujud, pasukan Wing 1 Paskhas diterjunkan untuk melaksanakan operasi perebutan dan pengoperasian pangkalan udara. Penerjunan pasukan dilaksanakan oleh dua pesawat C-130 Hercules dan dua pesawat CN-295. Pada perebutan pangkalan udara ini prajurit Kopaskhas menggunakan sejumlah senjata, di antaranya rudal QW-3 yang dapat menghancurkan pesawat musuh di udara.
Pada manuver lapangan ini, sebanyak 25 pesawat TNI AU dilibatkan, baik pesawat tempur, angkut, intai, maupun helikopter, di antaranya Boeing 737-200 IS, C-130 Hercules, CN-295, Helikopter EC-725 Caracal, SA-330 Puma, dan NAS-332 Super Puma, F-16, Hawk 100/200 serta EC-120 Colibri. Sementara Wing I melibatkan Yonko 461, 463, 467, Denmatra I, Denhanud 471 dan 474 Paskhas. Pelaksanaan operasi udara tersebut melibatkan seluruh skuadron udara jajaran Koopsau I, yakni, Skuadron Udara 1, 2, 6, 7, 8, 12, 16, dan Skuadron Udara 31 serta Skuadron Udara 5 dari Koopsau II. Sementara personel yang dilibatkan sebanyak 1.072 prajurit dari jajaran Koopsau I dan Wing I Paskhas.