Tantangan Tak Semakin Ringan, Presiden Ajak Perkokoh Nilai Pancasila
Perkembangan teknologi informasi mengakibatkan kian pesatnya peredaran ideologi transnasional radikal. Karena itu, penguatan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila pun mesti dilakukan dengan cara-cara yang tak biasa.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengatakan, Peringatan Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni harus benar-benar kita manfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia berdiri, tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan.
Globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia tidak serta-merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Hal yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, antarnilai-nilai, dan antarideologi.
”Ideologi transnasional cenderung semakin meningkat, memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat, dengan berbagai cara dan berbagai strategi,” kata Presiden Jokowi saat memberikan amanat pada Peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021).
Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini digelar secara virtual demi mencegah penularan Covid-19. Presiden Jokowi memimpin upacara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, sedangkan para petugas dan pasukan upacara berada di halaman Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo membacakan teks Pancasila dari Gedung MPR. Begitu pun Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani membacakan teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dari Gedung DPR di Senayan, Jakarta.
Hadir secara virtual pada peringatan Hari Lahir Pancasila tersebut Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Presiden Ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, seluruh anggota dewan pengarah, dan Wakil Presiden Ke-6 Try Sutrisno.
Selain itu, juga ketua dan pimpinan lembaga-lembaga negara; Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mattalitti, Ketua Mahkamah Agung M Syarifuddin, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Ketua Komisi Yudisial Mukti Fajar, dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna. Demikian pula para menteri Kabinet Indonesia Maju, para duta besar negara-negara sahabat, Kepala BPIP Yudian Wahyudi dan seluruh jajaran, serta para peserta upacara.
Kontestasi ideologi
Saat menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila ini, Presiden Jokowi menuturkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Revolusi industri 4.0 telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, berinteraksi, dan berorganisasi di skala besar, lintas negara.
Ketika konektivitas 5G melanda dunia, lanjut Presiden, interaksi antardunia juga akan semakin mudah dan cepat. Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke seluruh pelosok Indonesia, kalangan, dan usia serta tidak mengenal lokasi dan waktu.
”Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa,” kata Presiden.
Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, menghadapi semua ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa.
Menurut Kepala Negara, untuk menghadapi kesemuanya itu diperlukan cara-cara baru yang luar biasa dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama revolusi industri 4.0. Dan, sekaligus, Pancasila harus menjadi fondasi di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan.
Presiden Jokowi mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia maju yang kita cita-citakan.
”Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila. Selamat membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujar Presiden.
Memperkokoh persatuan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat membacakan doa melantunkan permohonan berkah bagi rakyat dan Tanah Air Indonesia.
”Kasihilah para pahlawan yang telah mendahului kami, khususnya pahlawan penggali Pancasila, Bung Karno dan para perumus Pancasila,” katanya.
Puja dan syukur pun dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rakyat Indonesia dianugerahi Tanah Air bak zamrud khatulistiwa dengan aneka ragam flora, fauna, dan budaya, yang terhampar di atas fondasi falsafah Pancasila. Falsafah yang membuat kita memiliki pegangan hidup, membuat bangsa menyatu dalam kebinekaan, dan memberi arah perjalanan bangsa menuju cita-cita.
”Ya Allah, Engkaulah sebaik-baik perencana. Engkau telah jadikan Pancasila laksana lem perekat, membuat perbedaan di antara kami tidak menjadi serpihan-serpihan yang berserak, melainkan menjadi mozaik yang indah, harmonis, dan kuat. Wahai zat yang nama-Mu tercantum di dalam sila pertama, izinkan Hari Lahir Pancasila ini kami jadikan sebagai momentum untuk menghimpun seluruh energi positif bangsa,” kata Muhadjir.
Selain itu, juga momentum untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan. ”Jauhkan bangsa kami dari keterbelahan, perselisihan, dan percekcokan yang menghasilkan kemudaratan. Ya Allah Sang Maha Pelindung, jadikanlah wabah korona serta bencana yang bertubi-tubi melanda kami sebagai batu ujian, sebagai jalan, untuk meraih kejayaan bangsa Indonesia di masa depan. Maka oleh sebab itulah, berilah kami kekuatan untuk melaluinya,” ujar Muhadjir. (CAS)