”Saya bisa menjadi Wapres ini merupakan penghargaan kepada para santri. Mudah-mudahan ini akan menjadi tradisi. Akan ada lagi santri yang jadi wapres dan bahkan presiden,” kata Wapres Amin.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
Penghormatan para santri terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin diwujudkan dalam rupa sebuah gedung megah tiga lantai yang meminjam nama Wapres Amin. Gedung auditorium di Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Al-Fithroh Perguruan Yaspida Sukabumi, Jawa Barat, ini semakin istimewa karena dirancang dan dibangun sendiri oleh santri.
Lampu chandelier tergantung di tengah ruangan auditorium yang dinding dan pilar-pilarnya dicat serba putih. Pada hamparan karpet merah, tamu-tamu duduk bersila di gelaran peresmian Gedung KH Ma’ruf Amin yang dihadiri secara virtual oleh Wapres Amin. Sebuah layar video menayangkan Wapres Amin yang mengikuti acara dari awal hingga akhir, Kamis (27/5/2021).
Memakai kemeja lengan panjang putih dan peci hitam, Wapres Amin duduk di depan meja kerjanya di kediaman resmi wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta. Hadirin di Gedung KH Ma’ruf Amin segera diminta berdiri ketika video menyorot kehadiran Wapres Ma’ruf .
”Mohon perhatian, Wakil Presiden Republik Indonesia hadir di ruang konferensi video. Hadirin dimohon berdiri,” ujar pembawa acara di ponpes yang memiliki 4.200 santri putra dan putri dari semua provinsi di Indonesia dan Malaysia itu.
Santri belajar di jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, dan juga Institut Agama Islam Sukabumi.
Peresmian Gedung KH Ma’ruf Amin dihadiri, antara lain, oleh Ketua Umum Arus Baru Indonesia Guntur Subagia, Kepala Kantor Kementerian Agama Sukabumi Hasen, sesepuh, tokoh masyarakat, dan santri pondok pesantren. Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar serta staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Lukmanul Hakim.
Dalam pidato pembukaan, Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh Dr KH E Supriatna Mubarok, MSc., M.M menyebut kontribusi Wapres Amin yang demikian besar bagi perkembangan ponpes. ”Institut Agama Islam Sukabumi, Insya Allah, pada tahun ini kami sudah terakreditasi dan ini pun berkat Bapak Wapres karena kami minta rekomendasi dari Beliau,” ujar Supriatna.
Institut Agama Islam Sukabumi memiliki empat fakultas dengan delapan program studi. Atas peran Wapres Amin pula, ponpes menghadirkan cara bertanam sayur dengan teknik bioponik dan akuaponik yang sangat bermanfaat bagi para santri. ”Alhamdullilah, sayur dan ikan sudah panen. Santri tidak beli sayur ke luar,” kata Supriatna.
Dari layar video, Wapres Amin tampak manggut-manggut. Tak heran, jika kemudian nama Wapres Amin diabadikan sebagai nama gedung auditorium KH Ma’ruf Amin yang dibangun mulai 14 Juni 2015 dan rampung pada 5 Agustus 2019. Bangunan tiga lantai ini terlihat megah dengan lebar 35 meter dan panjang 50 meter.
”Kami beri nama Gedung KH Ma’ruf Amin. Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kami selaku insan pondok pesantren, kami bangga punya seorang ulama besar, kami bangga punya seorang ulama karismatik, arif, dan bijak yang penuh segala kemampuan yang Allah berikan kepada beliau, sekarang menjadi Wakil Presiden RI,” tambah Supriatna.
Pendidikan tertua
Seusai menyaksikan video proses pembangunan Gedung KH Ma’ruf Amin, Wapres berterima kasih atas penghormatan luar biasa yang diberikan untuknya.
”Saya bisa menjadi Wapres ini merupakan penghargaan kepada para santri. Mudah-mudahan ini akan menjadi tradisi. Akan ada lagi santri yang jadi wapres dan bahkan presiden, dan siapa tahu santrinya dari Ponpes Darussyifa Al-Fithroh,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin juga menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap niat keluarga besar ponpes untuk berperan aktif memajukan dunia pendidikan dan keagamaan melalui revitalisasi pembangunan gedung auditorium.
”Saya mengharapkan berdirinya gedung auditorium yang megah ini bisa memberi tambahan manfaat tidak saja bagi para santri, tapi juga masyarakat di sekitar ponpes,” ucapnya.
Lebih lanjut, Wapres Amin menyebut pentingnya peran para kiai dan pengajar di pondok pesantren untuk menanamkan ajaran Islam yang wasathy (moderat) dan membimbing para santri menjadi generasi yang saleh, cerdas, terampil, dan mandiri. Pondok pesantren adalah garda terdepan dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin (Islam yang penuh rahmat) atau Islam wasathiyah di Indonesia.
Pondok pesantren juga diharapkan dapat menjadi pengawal ajaran wasathiyah yang mengarahkan keadilan, keseimbangan, kemaslahatan, dan moderasi bagi kehidupan di Indonesia. Tradisi pendidikan berbasis pesantren mempunyai akar kuat dan kokoh sebagai model pendidikan tertua yang lahir dan berkembang di Indonesia.
Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Al-Fithroh memadukan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan yang mengacu pada sistem pendidikan nasional serta pendidikan pondok pesantren dengan sistem balagan, sorogan, dan hafalan.
”Sesuai hadis, carilah ilmu dari buaian hingga liang kubur. Kalian tidak boleh berhenti, harus terus belajar sampai kapan pun. Dan, buktikan kepada dunia bahwa kualitas alumni pesantren tidak hanya setara, tapi lebih unggul dari alumni lembaga pendidikan umum. Kita bisa,” ucap Wapres Amin.
Pesantren telah membuktikan bahwa sistem pendidikannya tidak lekang oleh zaman. Pada masa lalu, pesantren memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan. Saat ini, pesantren harus memiliki peran sebagai pusat pendidikan keagamaan, dakwah, maupun pemberdayaan masyarakat.
”Pusat pendidikan pesantren memang sejak awal didirikan untuk mencetak i’dadul mutafaqqihina fiddin, yaitu mencetak orang-orang yang paham agama. Karena apa? Karena memang para ulama ini nanti juga satu per satu dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu, harus ada yang meneruskannya,” ucap Wapres Amin.
Ujian pandemi
Sebagai pusat dakwah, pesantren harus dapat menjangkau masyarakat luas. Peran pusat dakwah pesantren semakin dapat dihidupkan dan menjangkau lebih banyak orang melalui media komunikasi dan media sosial yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Sementara itu, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, pesantren harus melakukan perbaikan di segala aspek, termasuk ekonomi.
”Jadi, menjaga tradisi, melakukan transformasi, dan melakukan inovasi secara berkelanjutan, secara sustainable, atau bahasa kerennya sekarang disebut continuous improvement. Itu al ishlah ila ma huwal ashlah, di dalam rangka pemberdayaan-pemberdayaan masyarakat,” tutur Wapres.
Wapres Amin juga berpesan agar para santri tetap semangat dan tidak putus asa ketika menghadapi ujian pandemi. ”Kita wajib menjaga diri tidak boleh meremehkan. Menjaga dari bahaya merupakan kewajiban. Mudah-mudahan Covid tidak membuat kita lemah, tetapi lebih bersemangat maju. Kebersamaan kita, energi kolektif itu, kita harus bangun supaya kita bisa kembali bangkit menghadapi dampak Covid-19,” ujarnya.
Supriatna juga mengajak para santri untuk tidak berhenti memberi arti serta menjadikan pandemi sebagai peluang untuk meraih kemajuan. Pandemi harus dihadapi sebagai bentuk tarbiyah, ajang introspeksi, dan terus melakukan muhasabah. ”Pandemi ini betul-betul harus kita sikapi dengan bijak. Ketika memahami pandemi secara esensi, kita akan semakin sabar di hadapan Allah,” ujar Supriatna.
Menutup rangkaian gelaran peresmian, ditayangkan sebuah video ketika Wapres Amin menandatangani batu prasasti peresmian Gedung KH Ma’ruf Amin. Gedung yang menjadi tanda cinta dan wujud penghormatan dari para santri kepada ulama besar yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia, KH Ma’ruf Amin.