TNI AL memperkuat Pangkalan Ranai di Natuna, Kepulauan Riau, menjadi pangkalan utama. Tak hanya itu, Stasiun Bantu Kapal Selam juga akan dibangun di sana. Ikhtiar memperkuat pertahanan di perairan Natuna Utara.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI AL memperkuat Pangkalan Ranai di Natuna, Kepulauan Riau, menjadi pangkalan utama, yang penyebutannya akan berubah menjadi Komando Daerah Maritim. Salah satu fasilitas yang akan dibangun dalam waktu dekat adalah Stasiun Bantu Kapal Selam.
Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono saat menandatangani prasasti pembangunan Stasiun Bantu (Sionban) Kapal Selam dan peresmian Mess Tjiptadi di Ranai, Natuna, Senin (5/4/2021).
Yudo mengatakan, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai ke depan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) seiring nomenkelatur pergantian Lantamal menjadi Komando Daerah Maritim (Kodamar). Pangkalan merupakan bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang berfungsi untuk basis, penambahan logistik, perbaikan, istirahat dan rekreasi. Selain itu, pangkalan juga berfungsi sebagai komando utama untuk operasi.
”TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri, dan tangguh,” kata Yudo.
Yudo mengakui, tidak mudah saat ini membangun prasarana dan sarana karena adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dan relokasi anggaran negara, termasuk pertahanan.
”Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas, yang pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI Angkatan Laut bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global,” kata Yudo.
Ia menggarisbawahi perkembangan lingkungan strategis di mana perairan Natuna Utara merupakan wilayah perairan yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di kawasan. Adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi Indonesia.
Selain itu, sengketa wilayah perbatasan masih juga menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di kawasan perairan Natuna Utara. ”Wajib bagi kita di masa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan, sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap,” katanya.
Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, pembangunan stasiun bantu kapal selam dan Mess Tjiptadi penting untuk Komando Armada I.
”Selesainya pembangunan sarana dan prasarana pendukung alutsista dan prajurit TNI Angkatan Laut diharapkan menjadi pendukung perkembangan lingkungan strategis di pangkalan terdepan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga,” katanya.
Sionban Kapal Selam akan dibangun di lahan seluas 1.050 meter persegi, dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 meter persegi. Sionban di Natuna akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam. Sementara itu, Mess Tjiptadi Lanal Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 meter persegi dengan luas bangunan 585 meter persegi.