Presiden Jokowi Minta Evakuasi dan Penanganan Secepatnya Pascasiklon Tropis
Pascasiklon tropis melanda NTT dan NTB, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar evakuasi dan penanganan bencana banjir bandang dan longsor dilakukan secepatnya.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memerintahkan evakuasi dan penanganan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dilakukan secepatnya. Bantuan logistik, layanan kesehatan, dan layanan dasar serta perbaikan infrastruktur perlu segera diberikan.
”Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik, seperti bantuan layanan kesehatan dan kebutuhan logistik dan pelayanan dasar untuk para pengungsi serta perbaikan infrastruktur,” tutur Presiden dalam keterangan pers yang disampaikan secara daring dari Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/4/2021).
Untuk itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Basarnas, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI dan Kepala Polri diminta segera mengevakuasi warga dan menangani dampak bencana.
Presiden juga menyampaikan dukacita dan belasungkawa atas korban meninggal dalam bencana tersebut. ”Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya mengucapkan dukacita mendalam atas korban meninggal dalam musibah tersebut. Saya memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak bencana ini,” ujarnya.
Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik, seperti bantuan layanan kesehatan dan kebutuhan logistik dan pelayanan dasar untuk para pengungsi serta perbaikan infrastruktur.
Presiden juga mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti arahan petugas di lapangan serta memperhatikan peringatan dini BMKG dan aparat di daerah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan. Sebab, curah hujan meningkat akibat cuaca ekstrem.
Sebelumnya, BMKG menyebutkan adanya dua bibit siklon tropis yang bisa mengakibatkan cuaca ekstrem, seperti curah hujan tinggi dan angin kencang, di wilayah NTT pada 3-9 April ini. Dalam peringatan dini BMKG disebutkan, bibit siklon tropis 99S terpantau di Laut Sawu selatan NTT. Selain itu, ada juga bibit siklon tropis 90S di perairan barat daya Banten.
Karena itu, dalam peringatan dini tersebut, Senin (5/4/2021), hampir semua wilayah berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang. Beberapa daerah, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Papua, berpotensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Sampai Senin (5/4/2021), BNPB menerima laporan beberapa wilayah mengalami banjir bandang. Di Kabupaten Flores Timur, pada Senin kemarin, 24 warga hilang dan 44 orang meninggal akibat banjir bandang. Selain itu, 256 warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lain mengungsi di Balai Desa Nelemadike. Akibat bencana, 17 rumah hanyut, 60 rumah terendam lumpur, dan 5 jembatan putus.
Di Flores Timur, sembilan desa terdampak bencana. Kedelapan desa itu adalah Desa Nelemadike dan Nelemawangi di Kecamatan Ile Boleng, Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulu Mado, serta Desa Duwanur, Waiwadan, dan Daniboa di Kecamatan Adonara Barat.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT. Hujan deras mengakibatkan sungai meluap dan empat kecamatan terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumba Timur menyebutkan, 54 keluarga atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 keluarga atau 475 jiwa terdampak banjir.
Di Kabupaten Lembata, banjir bandang mengakibatkan 11 warga meninggal dan 16 lainnya hilang. Banjir bandang terjadi pada Minggu (4/4/2021) pukul 19.00 waktu setempat. Banjir bandang melanda dua kecamatan, yaitu Ile Ape dan Ile Ape Timur. Di Kecamatan Ile Ape Timur, akses jalan terputus dan saat ini pemerintah daerah masih membersihkan jalan menuju lokasi bencana.
Bencana angin kencang, longsor, banjir rob, dan gelombang pasang juga melanda Kota Kupang. Cuaca ekstrem juga mengakibatkan bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada.
Doni Monardo tengah ke lokasi
Kami dari BNPB sudah merencanakan terbang secepat mungkin tadi malam, tapi tidak bisa karena cuaca membahayakan sehingga baru pagi ini (berangkat). Seharusnya sekarang terbang lagi ke Larantuka setelah refuelling, tapi cuaca di Larantuka tidak memungkinkan sehingga kami akan gunakan jalur darat.
Kepala BNPB Doni Monardo pun tengah menuju lokasi bencana, Senin pagi. Saat transit di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, Doni sempat memberikan keterangan kepada media sembari menunggu cuaca di Bandara Larantuka.
”BMKG telah memberikan rilis tentang badai siklon tropis di wilayah NTT, dan tanggal 3 dan 4 kemarin, kami mendapat laporan mengenai hujan lebat, badai ekstrem, dan gelombang tinggi,” kata Doni.
”Kami dari BNPB sudah merencanakan terbang secepat mungkin tadi malam, tapi tidak bisa karena cuaca membahayakan sehingga baru pagi ini (berangkat). Seharusnya sekarang terbang lagi ke Larantuka setelah refuelling, tapi cuaca di Larantuka tidak memungkinkan sehingga kami akan gunakan jalur darat,” tuturnya.
Di pesawat, sesungguhnya BNPB juga membawa logistik yang diperlukan, seperti selimut, kebutuhan bayi, makanan siap saji, dan obat-obatan.