Radikalisme menjadi salah satu masalah bangsa yang perlu diatasi saat ini. Aktualisasi nilai Pancasila menjadi salah satu cara ampuh memerangi paham tersebut.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sesama anak bangsa Indonesia diharapkan tetap menjaga keutuhan bangsa di tengah berbagai tantangan, salah satunya intoleransi. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, persatuan dan kesatuan itu menjadi hal yang mutlak agar seluruh persolan dapat dihadapi secara bergotong royong.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayor Jenderal (Purn) Saiful Sulun, dalam sambutan Hari Ulang Tahun Ke-64 LVRI, Selasa (5/1/2021), mengatakan, Indonesia bisa merdeka berkat perjuangan seluruh anak bangsa, yang terdiri dari berbagai golongan, suku, agama, dan ras. Untuk itu, ia berharap, semangat kebinekaan tersebut harus tetap terus dijaga dan diaktualisasikan di kehidupan bermasyarakat.
”Apa yang menjadi cita-cita luhur bangsa ini tidak selamanya berjalan sesuai apa yang diharapkan, antara lain, akibat diabaikannya Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengikat kokohnya NKRI oleh kelompok tertentu,” ujar Saiful.
Indonesia bisa merdeka berkat perjuangan seluruh anak bangsa, yang terdiri dari berbagai golongan, suku, agama, dan ras.
Sambutan itu disampaikan Saiful secara virtual dari Markas Besar LVRI Jakarta kepada DPD/DPC LVRI seluruh Indonesia. Adapun pada peringatan HUT Ke-64 ini, LVRI mengangkat tema ”Bersama Masyarakat, LVRI Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Saiful menyampaikan, suasana kebangsaan yang damai dan penuh toleransi mudah terusik oleh sikap yang ingin memaksakan kehendak. Menurut dia, sikap itu sama sekali tidak memiliki rasa terima kasih dan mengabaikan jerih payah para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan.
”Sebagai pejuang, LVRI mengingatkan kepada semua pihak untuk tetap menjaga keutuhan NKRI dengan berpegang teguh kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Mari kita jaga dan bangun negeri ini menjadi lebih maju dan jaya sepanjang masa,” tutur Saiful.
Negara tak boleh kalah dengan aksi individu, kelompok, ataupun golongan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia pun berharap kepada pemerintah agar bersikap tegas demi penyelamatan bangsa dan negara. Negara tak boleh kalah dengan aksi individu, kelompok, ataupun golongan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
”LVRI sebagai organisasi pejuang berpegang teguh pada politik negara. Artinya, mendukung pemerintahan hasil pemilu yang sah secara konstitusional,” kata Saiful.
Apalagi, di dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini yang telah merenggut ribuan korban jiwa, Saiful menegaskan, seluruh masyarakat harus bersatu dan saling membantu. Seluruh masyarakat juga harus terus mematuhi protokol kesehatan sebab tak ada seorang pun yang bisa mengetahui kapan pandemi ini akan berakhir.
”Perkuatlah soliditas antarsesama dalam upaya mengatasi Covid-19 ini,” kata Saiful.
Dalam peringatan HUT Ke-64 ini, Saiful Sulun dan Wakil Ketua Umum DPP LVRI Mayjen TNI (Purn) Bantu Hardjijo, S.IP juga memimpin ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta.
Ada dua rombongan terbatas, masing-masing terdiri dari 10 orang pengurus. Ziarah terbatas itu dilaksanakan karena mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19.
Sebagaimana diketahui, pendirian LVRI berawal dari prakarsa penyatuan bekas laskar pejuang bersenjata pasca-Perang Kemerdekaan. Berbagai laskar pejuang bersenjata bersepakat melebur dalam satu wadah organisasi LVRI pada 2 Januari 1957. Para laskar pejuang itu pun kini menyebut diri mereka sebagai veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI).
Aktualisasi nilai Pancasila menjadi cara yang sangat ampuh dalam memerangi paham radikalisme.
Aktualisasi nilai Pancasila
Secara terpisah, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyatakan, radikalisme menjadi masalah bangsa yang harus diatasi saat ini. Menurut dia, aktualisasi nilai Pancasila menjadi cara yang sangat ampuh dalam memerangi paham radikalisme.
”Aktualisasi nilai Pancasila adalah cara untuk memerangi radikalisme, khususnya nilai Ketuhanan. Setiap orang yang meyakini Tuhan-nya pasti akan mencintai sesama dan memperlakukan sesama sebagai saudara, bukan menyakiti,” tutur Benny.
Ia menambahkan, Ketuhanan Yang Maha Esa dijadikan sila pertama karena membela kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Ini harus menjadi titik tolak dalam kehidupan.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Azis Syamsuddin sependapat bahwa paham radikalisme sangat berbahaya, apalagi para penganutnya mendapat kursi strategis atau sebagai pengambil kebijakan. Untuk itu, intelijen perlu melakukan pengawasan dan tindakan dari awal.
Azis mengatakan, DPR selalu berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri terkait upaya mencegah penyebaran radikalisme dan terorisme.
”Kami selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi BIN karena regulasi hukum itu berkembang dan bertumbuh sehingga dilakukan perubahan-perubahan jika dipandang perlu,” tuturnya.