Tim Inafis Polri masih menyelidiki penyebab kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung. Tim tersebut juga sudah mengantongi rekaman CCTV di sejumlah titik di gedung itu. Diharapkan petunjuk asal muasal api segera diketahui.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain melakukan olah tempat kejadian perkara, tim dari Pusat Laboratorium dan Forensik Polri juga mengambil sampel di gedung Kejaksaan Agung yang terbakar. Rekaman gambar dari kamera pemantau atau CCTV yang sudah diperoleh akan menjadi petunjuk penting tentang titik awal api.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Awi Setiyono, Selasa (25/8/2020), mengatakan, tim Labfor Polri masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi gedung utama Kejaksaan Agung yang terbakar. Selain itu, tim juga telah mengambil sampel di 15 titik lokasi kebakaran.
”Tim telah melakukan pengecekan dan pengambilan sampel di 15 titik lokasi kebakaran dengan didampingi penyidik dan staf Kejaksaan Agung. Sampel ini akan diteliti secara mendalam di laboratorium forensik,” kata Awi.
Tim telah melakukan pengecekan dan pengambilan sampel di 15 titik lokasi kebakaran dengan didampingi penyidik dan staf Kejaksaan Agung. Sampel ini akan diteliti secara mendalam di laboratorium forensik.
Awi mengatakan, selain melakukan olah TKP dan menganalisis sampel yang diambil dari 15 lokasi tersebut, tim Labfor Polri juga telah memegang rekaman gambar CCTV dari beberapa lokasi. Rekaman gambar tersebut akan dianalisis untuk mencari petunjuk tentang asal mula kobaran api.
Menurut Awi, tim berharap agar rekaman gambar itu memberi petunjuk lebih jelas tentang awal mula api menyala. ”Tentunya ini yang kita harapkan bisa membantu mengungkap kejadian kebakaran kantor Kejaksaan Agung,” ujar Awi.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim dari kepolisian telah meminta keterangan dari 19 orang yang dianggap mengetahui terkait dengan insiden kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung. Kesembilan belas orang tersebut, antara lain, adalah pihak keamanan Kejagung, para pekerja konstruksi atau tukang, serta pihak internal Kejagung.
Tim berharap agar rekaman gambar itu memberi petunjuk lebih jelas tentang awal mula api menyala.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono meminta masyarakat agar tidak berspekulasi tentang penyebab kebakaran dan menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian.
”Dugaannya itu posisi (sumber kebakaran) di lantai enam, sementara pada saat itu tidak ada aktivitas di situ. Untuk sampai ke lantai enam, juga butuh perjuangan, sementara api sudah semakin besar,” kata Hari.
Menurut Hari, semua upaya untuk mengamankan gedung utama tersebut sudah maksimal. Terlebih, insiden kebakaran tersebut terjadi pada hari libur atau ketika tidak ada orang sama sekali di sana. Menurut Hari, jika bukan hari libur, bisa jadi pemadaman akan lebih cepat karena ada pegawai yang beraktivitas di sana.
Hingga Selasa (25/8/2020), lanjut Hari, polisi masih melakukan olah TKP. Garis polisi masih terpasang dan hanya boleh dimasuki oleh mereka yang berkepentingan. Pihak Kejagung pun belum bisa masuk ke lokasi kebakaran.